Chapter 8

1K 60 4
                                    

Chapter 8

Sungjae sedang asyik bersantai di rumahnya ketika ketukan pintu dari luar memaksanya bangun dari kegiatannya itu.Ia tersenyum kecil ketika menebak siapa yang berdiri di luar pintunya itu.

“Baru saja kemarin kita mengahabiskan waktu seharian menonton film,dia juga akan menghabiskan hari libur terakhirnya denganku?”gumam Sungjae sambil menatap pantulan wajahnya di cermin.Ia merapikan poninya yang sebenarnya tidak terlihat berantakan sama sekali,rambutnya masih jatuh dengan sempurna menutupi dahinya.

Ketukan pintu kembali terdengar dan membuat Sungjae segera berlari ke arah pintu.Dengan penuh semangat ia membuka pintu tersebut namun ia harus menelan kekecewaan karena sudah berharap terlalu banyak.

Minhyuk mengerutkan keningnya ketika melihat sahabatnya kelihatan sangat kecewa,”Kau tidak merindukanku?Sudah lebih dari 4 hari kita tidak bertemu.”

Sungjae memutar bola matanya,”Aku sanggup bertahan hidup tanpa bertemu denganmu selamanya.”

Minhyuk tertawa dan merangkul pundak Sungjae secara bersahabat,”Jangan terlalu yakin.Kau sudah tidak sakit lagi?Atau jangan-jangan kau hanya membolos selama ini?”

“Aku benar-benar sakit tau.Kemana saja kau baru muncul hari ini?”

“Aku pergi mengunjungi rumah halmoni (nenek) setiap tahun.Kau tidak ingat?”

Sungjae melepaskan rangkulan Minhyuk dan melenggang masuk kedalam rumahnya sambil mencoba untuk tidak menunjukkan kekecewaannya terlalu banyak.Lain kali ia harus selalu mengingatkan dirinya untuk tidak berharap terlalu banyak.

“Aku tidak tau kau suka film kartun.”

Mendengar pernyataan yang tidak masuk akal itu Sungjae langsung berbalik malas kebelakang untuk melihat temannya itu sedang menggunakan sendal rumah berbentuk minions.Matanya membulat dan secepat kilat ia menendang tulang kering Minhyuk keras.

 “ARGH!YA!Kau sudah gila?!”teriak Minhyuk sambil melompat-lompat kesakitan.Ia meringis kecil ketika merasakan rasa perih yang menembus tulangnya.

“Siapa yang menyuruhmu memakai sendal itu?Lepas!”seru Sungjae gusar.Ia langsung mensejajarkan sendal itu bersama dengan kedua sendal rumah orangtuanya ketika Minhyuk melepaskan sendal itu setengah hati.

“Mana kutau kalau itu sama terlarangnya dengan sendal yang lain?Kukira kau akhirnya sadar dan menyediakan sendal lain untuk tamu.”gerutu Minhyuk sambil berjalan terpincang-pincang ke depan TV dan menghempaskan tubuhnya begitu saja di lantai.

“Tamuku hanya kau dan kau sama sekali tidak perlu diperlakukan seperti tamu.”

“Kalau begitu itu punya siapa?Punyamu?”tanya Minhyuk kesal.

“Punya Jiyoung.”kata Sungjae dari dapur.Ia sedang membuat segelas teh hangat,minuman yang selalu mengawali harinya tidak peduli seberapa panas atau dinginnya cuaca pada hari itu.Ia harus meminum segelas teh untuk tetap beraktivitas,ini sudah berubah menjadi sebuah kebiasaan yang sepertinya sudah ditanamkan oleh ibunya sejak kecil.

Ketika kembali ke depan TV sambil menyesap tehnya,Sungjae hampir melompat kaget dan menyemburkan air didalam mulutnya ketika melihat Minhyuk sedang menatapnya dengan mulut terbuka.Pria di depannya itu kelihatan seperti baru saja dilanda shock yang begitu besar sehingga apa yang dilakukannya hanya duduk diam dengan mulut dan mata terbuka lebar.

“Kalau mau minum bikin sendiri.”kata Sungjae cuek dan duduk disebelah Minhyuk sembari mencari-cari channel TV yang bisa ia tonton.

Minhyuk menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengembalikan kesadarannya yang untuk sementara tadi terbang begitu saja.Ia menatap Sungjae penuh horor,”Jiyoung?Kang Jiyoung?”

Misconception of Us (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang