Chapter 3
Seungyeon dan Jiyoung berjalan beriringan sambil tertawa-tawa bersama,hal yang selalu mereka lakukan ketika bersama-sama.Kedua sahabat ini sudah saling mengenal sejak masih berada di bangku sekolah dasar dan hampir tidak pernah berpisah semenjak pertama kali mereka berkenalan.Terkadang para murid bertanya-tanya apakah Seungyeon sebenarnya saudara kembar Jiyoung bukannya Jieun.Jiyoung lebih sering terlihat bersama sahabatnya itu dibanding saudara kembarnya sendiri.
Seperti saat ini,keduanya menuju sebuah café yang terletak tidak terlalu jauh dari sekolah mereka untuk menghabiskan waktu.Mereka melakukan kebiasaan ini setiap hari Senin dan Kamis sebelum pergi ke tempat kursus mereka.
Ketika memasuki café yang dihiasi dengan interior sederhana namun menarik itu,mata keduanya terbelalak lebar melihat café itu begitu ramai.Sama sekali tidak ada meja yang kosong ataupun tanda-tanda jika tamu yang sedang duduk akan segera pulang.
“Seharusnya kita datang lebih cepat tadi.”sungut Jiyoung.
“Memangnya siapa yang harus ditunggu untuk ulangan perbaikan tadi?”balas Seungyeon kesal.
Jiyoung mengerucutkan bibirnya,”Aku tau.Jadi bagaimana?Kau mau menunggu di tempat lain atau langsung ke tempat kursus?”
Seungyeon menggelengkan kepalanya,”Terlalu cepat untuk pergi kesana sekarang,tapi aku juga tidak mau pergi ke café lain.”
Baru saja Jiyoung akan membalas perkataan Seungyeon,sebuah suara keras memanggil namanya dari sudut café,“JIYOUNG AH!”
Sontak keduanya berbalik ke sumber suara sambil menutupi rasa malu mereka karena hampir seluruh pengunjung café itu sedang memperhatikan mereka.Dengan mengambil langkah seribu,keduanya menghampiri seorang pria yang sedang melambai-lambaikan tangan padanya.
“Eunkwang sunbae,kenapa kau berteriak seperti itu?”protes Jiyoung dengan setengah berbisik.
Eunkwang tersenyum lebar,”Memangnya bagaimana lagi caraku memanggilmu?Aku harus berteriak,café ini ribut sekali.”
“Ngomong-ngomong ada apa?”tanya Jiyoung langsung untuk menghindari terlibat kedalam pembicaraan lebih panjang dengan kakak kelasnya ini.
“Kau tidak dapat tempat duduk kan?Duduklah disini bersamaku,aku memang menyimpan tempat ini untukmu.”kata Eunkwang masih dengan senyuman lebar sempurna terpasang di wajahnya.
Seungyeon menatap Eunkwang girang,”Benarkah?Terima kasih sunbae!”
Tanpa basa-basi Seungyeon langsung menarik kursi di depan Eunkwang dan mendudukinya.Pria di depannya itu langsung menatapnya dingin,”Aku menyimpan kursi untuk Jiyoung,bukan untukmu.”
Seungyeon mengerucutkan bibirnya dan mendengus kesal,”Ah sunbae kau benar-benar tidak punya perasaan.Lagipula apa bedanya?Masih ada 2 kursi kosong lagi!”
Jiyoung menarik tangan Seungyeon,”Sudahlah,lebih baik kita pergi ke café lain.”
Sadar jika Jiyoung akan beranjak dari tempatnya berdiri sebentar lagi,Eunkwang langsung menarik tangan wanita itu,”Jangan pergi.Ya sudah,temanmu juga boleh duduk disini.”
Tanpa mengucapkan apapun lebih panjang lagi,Seungyeon dan Jiyoung sudah berjalan ke arah counter untuk memesan minuman mereka,meninggalkan Eunkwang sendirian di mejanya.Senyuman Jiyoung merekah lebar ketika melihat siapa yang kini sudah berdiri dibelakang meja kasir.
“Selamat siang,anda mau pesan apa?”tanya pria itu.
“Aish,kau selalu memperlakukanku seperti kau tidak mengenalku disini Sungjae-ya.”kata Jiyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misconception of Us (Completed)
أدب الهواة"Bagiku yang penting aku berada disampingnya,karena dia pusat dari tata suryaku.Karena dia adalah alasan kenapa jantungku masih tetap berdetak.Setiap kali melihatnya,jantungku terasa seperti dipaksa untuk tetap bergerak." Kang Jiyoung dan Kang...