Epilog

1.3K 85 9
                                    

Epilog

Satu minggu yang menentukan masa depan para murid berlalu begitu saja.Semua murid senior memiliki sikap mereka dalam menyikapi akhir minggu itu,ada yang lega dan tersenyum tapi ada juga yang kelihatan gugup.Beberapa diantaranya sudah sibuk mencari keahlian tambahan di vocational school,sadar tidak akan melanjutkan kuliah namun ada juga yang masih menanti surat balasan dari universitas idaman mereka.

Ujian akhir bukan hal yang dilalui dengan mudah oleh Jiyoung,ia harus berusaha keras menyingkirkan masalahnya dengan Sungjae kesamping untuk sementara waktu.Ia melakukannya dengan baik sebenarnya,apalagi pria itu juga tidak pernah muncul di hadapannya setelah sore itu.Jiyoung bahkan tidak melihatnya di sekolah.

Dan setelah minggu ujian selesai Jiyoung segera mencari Sungjae,sahabatnya yang paling ia sayangi.Namun Sungjae bisa mendapatkan predikat ninja handal karena wanita itu tidak menemukannya di sekolah ataupun di Gaia,bahkan tidak di café yang selalu mereka kunjungi bersama.Karena itu kaki Jiyoung melangkah ke rumbah berwarna abu-abu,yang sampai kini masih sama sepinya seperti pertama kali ia temui.

“Sungjae-yaaaaa…”panggil Jiyoung sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah itu.

Tapi sama sekali tidak ada jawaban,sekeras apapun Jiyoung memanggil atau mengetuk pintu tersebut.Wanita itu merasa sedikit frustasi memikirkan kemungkinan kalau Sungjae berada di dalam sana namun tidak mau membuka pintu itu untuknya.Ia takut Sungjae sudah seratus persen menutup dirinya dari Jiyoung.

“Sungjae-ya…Ayo bicara…Jangan diam seperti ini terus…”ujar Jiyoung lirih.

Namun usaha itu nihil.

“Aku tidak akan pergi sebelum kau membuka pintunya.Aku akan menunggu disini.”kata Jiyoung sambil mengambil tempat duduk di teras rumah Sungjae.

Besar harapan Jiyoung kalau Sungjae akan kasihan padanya menunggu di cuaca yang cukup dingin tersebut,Jiyoung tau bagaimana pria itu tidak pernah menolak satupun permintaannya dan selalu memiliki titik lemah untuk wajah memelas Jiyoung.Tapi berjam-jam berlalu hingga Jiyoung menggigil kedinginan pintu itu belum juga terbuka.

KRINGGGGG

Suara ponsel Jiyoung membangunkannya dari tidurnya.Sedikit panik karena terkejut wanita itu mengambil ponselnya dari dalam tas dan melihat kalau ibunya lah yang menelfon.

“Jiyoung ah,kau ada dimana?”seru ibunya.

“Aku…di rumah temanku…Ada apa eomma?” tanya Jiyoung sambil mengucek matanya yang terasa kering karena hembusan angin dingin.

“Surat dari Kyungdae sudah datang!Aku tidak mau membukanya sebelum kau ada di rumah.”ujar ibunya penuh semangat.

Jiyoung langsung terbangun sepenuhnya ketika mendengar nama universitas idamannya itu.Dengan cepat ia bangkit dari duduknya dan mulai berlari,”Aku akan segera pulang eomma.”

Setelah kembali menaruh ponselnya di dalam tas,Jiyoung mengerahkan semua pengalamannya selama 3 tahun dalam klub atletik.Ia sudah mendaftar di universitas itu 6 bulan yang lalu dan tidak seharipun Jiyoung lewati tanpa merisaukan hasilnya.Wanita itu sudah berjuang keras satu tahun terakhir ini untuk membuat dirinya ‘pantas’ diterima di universitas paling terkenal di Daegu itu.

Tidak sampai 5 menit Jiyoung sudah menghambur masuk kedalam rumahnya dan melihat ibunya serta Jiyoung sedang berpelukan bahagia.Kedua wajah wanita itu kelihatan begitu sumringah hingga membuat senyum kecil terukir juga di bibir Jiyoung.

“Bagaimana eomma?”seru Jiyoung sambil melempar jaket,tas dan syalnya ke lantai.

Ibu Jiyoung menyambut anaknya itu dengan senyuman lebar dan memberinya secarik amplop,”Aku tidak mau membukanya tanpamu.”

Misconception of Us (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang