Vote and comment girls :)
^^^^^
Baby PovBadanku sakit semua. Punggung, kepala, kaki, dan hati. Aku masih mengingat jelas kejadian dimana aku dan Dad ku bertengkar hebat. Dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Pergi meninggalkan keluarga dan cintaku. Marc Marquez.
Tapi aku heran, bukannya semalam aku berada di halte bis? Ini kenapa aku merasa empuk dan hangat. Dengan berat kupaksakan kelopak mataku untuk membuka. Aku rasa kelopak mataku digelayuti oleh tuyul, jadi sangat berat. Setelah aku membuka mata. Hal pertama yang kulihat adalah langit-langit kamar berwarna putih. Detik selanjutnya aku merasa dahiku basah. Tanganku naik untuk mengambil benda apa yang ada di dahiku. Handuk.
Aku bangkit dan duduk bersender di senderan kasur. Mataku nyalang melihat keadaan kamar. Ketika mataku menatap kesamping kiriku, sukses membuat bola mataku ingin keluar. Siapa pria ini?! Astaga jangan-jangan dia om-om mesum. Dengan segera aku pegang pundak telanjangnya yang menghadap membelakangiku dan menariknya sehingga ia telentang.
"DERY!!!!--- Dasar mesum" teriakku ketika melihat wajah Dery. Sontak ia bangun dan duduk menghadapku. Tangannya menahanku yang hendak memukulnya dengan handuk basah yang sedaritadi ku pegang. "Lo apain gue semalem?! Kenapa lo telanjang"
"Aduh--duhh, Baby berenti! Siapa yang mesum sih! Pikiran lo aja yang jorok. Nonton bokep mulu sih" ucap Dery masih berusaha menghidar dariku yang sedari tadi aku pukul badannya pakai handuk basah. "Lo tuh kemarin demam di pinggir jalan. Untung gue nemuin lo. Udah kaya gembel banget muka lo kemarin"
Kurang ajar!
"Bodo amat! Gue gak peduli, yang jelas lo udah tidur sama gue. Pake acara lo telanjang lagi. Nanti kalau Marc tau, gue bisa di lindes sama motornya. Dery tanggung jawab!!" Ucapku kesal pada pria ini. Tanganku tak henti-hentinya memukul menggunakan handuk basah.
"Kamu sudah sadar?--loh ada apa ini?" Ucap suara lembut bak malaikat saja.
Aku dan Dery menengok dan mataku membulat. Melihat wanita cantik menggunakan baju tidur pink. Rambutnya pendek sebahu, badannya kecil, dan muka polosnya. Sangat manis.
Dery kurang ajar! Bisa-bisanya memanggil wanita lain disaat ia berada di kasur yang sama denganku. Eh--tapi muka polos wanita itu tidak menampakan bahwa ia gadis nakal yang sering aku temui di balapan liar.
"Bisa-bisanya kau memanggil wanita lain selagi aku sakit!" Ucapku pada Dery. Tangan Dery membekap mulutku.
"Diamlah, Baby! Dengar, Ghea itu pacarku. Kemarin dia yang merawatmu sampai kau sembuh seperti ini. Berterima kasihlah padanya. Dan untuk perihal aku telanjang. Demi tuhan aku memakai celana! Aku memang terbiasa tidur tidak menggunakan baju. Lagipula semalam kita tidur bertiga. Ghea ditengah, jadi bagaimana aku berbuat macam-macam padamu selagi aku bisa berbuat macam-macam dengan gadisku---Aduh!"
Aku memukul kepala Dery dengan tanganku. Dasar mesum. "Singkirkan pikiran jorokmu itu, Dery" ucapku pada Dery. Mataku menatap gadis manis itu. "Maafkan aku jika semalam merepotkanmu. Sungguh kau tidak perlu melakukan itu. Lagi pula aku ingin mati, kenapa kau datang dan menyembuhkanku" ucapku dengan suara pelan.
Ghea, gadis manis itu menghampiriku dan memelukku. "Tuhan sangat sayang padamu. Walaupun saat ini kau merasa sangat tidak dibutuhkan dan terbuang. Percayalah sebenarnya kau itu berharga. Jangan bicara seperti itu. Teman Dery adalah teman ku juga. Dan aku tidak keberatan sama sekali untuk mengobatimu" ucap Ghea dengan suara lembutnya. Ahh Dery sangat beruntung mendapatkan gadis ini. M
Aku menangis tiba-tiba. "Tapi saat ini aku sangat binggung. Aku tidak punya siapa-siapa. Orang yang kusayang, telah aku tinggalkan. Aku telah berdosa karena merepotkan kalian berdua"
"Hei Baby, kau tidak menganggapku ya? Aku dan Ghea sangat menyayangimu. Kau itu sahabatku, tidak ada kata merepotkan dalam kamus seorang sahabat. Lagi pula apartemen yang kau diami ini adalah apartemen milikmu juga. Aku membelinya hasil kerjaku dan hadiah balapan mu yang tidak pernah kau pakai. Jadi izinkan aku dan Ghea untuk merawatmu. Setidaknya, berpikiran bahwa duit yang kupakai untuk merawatmu adalah duitmu" ucap Dery. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Aku sayang kalian berdua" ucapku sambil memeluk Dery dan Ghea.
"Uhmm Baby? Kurasa kau harus mandi" ucap Dery pelan. Ghea terkekeh mendengar ucapan Dery.
Sialan Dery!
******
Saat ini aku, Dery dan Ghea sedang sarapan bersama. Mulutku terus mengunyah nasi goreng buatan Ghea. Astaga ini sangat nikmat!"Kurasa kau harus membuka restaurant" ucap ku pada Ghea. Ghea tersenyum dan mengangguk.
"Hei bodoh. Aku dan Ghea sudah membuka restaurant. Letaknya tidak jauh dari apartement ini." Ucap Dery sambil menyendokan nasi ke mulutnya.
"Benarkah? Wah! Aku harus kesana! Nanti aku ajak Marc!... Eh". Aku terdiam sesaat. Aku sangat merindukan Marc ku.
Seakan tau, Dery memegang tanganku. "Dia mengetahui bahwa kau--"
"Tidak. Aku tidak sanggup menatap wajahnya" ucapku sambil menunduk.
Dery mempererat genggamannya di tanganku. "Kau akan baik-baik saja, Baby. Selama ada aku dan Ghea. Kau tidak akan sendirian" ucap Dery. Ghea mengangguk dan memelukku.
"Dery benar, Baby. Kalaupun kalian jodoh, pasti kalian akan bertemu lagi. Tuhan punya rencananya sendiri" ucap Ghea menyemangatiku. Aku mengangguk dan melanjutkan sarapanku yang tertunda.
Aku tidak boleh lemah, jika memang Marc jodohku. Pasti kita akan bertemu. Setidaknya mencari keberadaanku.
Aku tersenyum dan menatap Ghea. "Sepertinya kau berdarah campuran ya?"
Ghea tersenyum dan mengangguk. "Aku campuran Indonesia-Spanyol. Ibuku orang Indonesia, tepatnya orang Jogja. Sedangkan ayahku asli orang Spanyol, Cervera. Namun aku kecipratan darah dari kakekku. Kakekku berasal dari Brazil. Yeah, jadi aku seperti ini deh hehehe" ucapnya sambil tertawa. Lesung pipi kecil nya nampak ketika ia tertawa lebar. Astaga manis sekali gadis ini.
"Kamu sepertinya masih muda, kalau boleh tau kamu umur berapa? Kenapa mau sama cowo macam Dery ini?" Ucapku sambil melirik sinis pada Dery. Sontak Dery berhenti mengunyah dan menatapku garang.
"Hahaha, aku baru berumur 20 tahun tapi aku memutuskan tidak melanjutkan sekolah dan tinggal bersama Dery sambip membuka kedai kami. Dan untuk pertanyaan kenapa aku memilih Dery, justru aku merasa beruntung memiliki Dery. Dia menyelamatkan ku dari teman sekolahku yang ingin memperkosaku dulu. Dia bagaikan pahlawan bagiku." Ucap Ghea sambil menatap Dery penuh cinta. Ah, aku iri!.
Aku mengangguk mengerti. "Dengar Hermosa? Dia tergila-gila denganku" ucao Dery dengan senyuman menyebalkan.
"Tutup mulutmu Dery!" Ucapku pada Dery. Ghea tertawa melihat tingkahku dengan Dery. "Hari ini kalian rencana mau kemana?"
"Kedai. Kami akan membuka kedai. Kamu bisa ikut jika mau" ucap Ghea. Baby mengangguk dengan semangat. "Tentu saja aku mau!!"
Setelah sarapan. Kami segera pergi menuju kedai milik Dery dan Ghea. Aku melihat pemandangam romantis di depanku. Tangan Dery yang merangkul pundak Ghea. Aku tersenyum miris mengingat kisah percintaanku dengan Marc.
"Here we go!" Ucap Dery sambil membuka pintu kedai ini. Mulutku menganga dan mataku meluncur melihat interior kedai ini. "Keren!". Tiba-tiba Dery merangkulku. "Aku ingin bantu kalian ya!"
"Heh?"
Aku mengangguk girang."Iya!! Aku bisa mencuci piring dan kau tau kan, otakku itu sangat pintar. Jadi aku mudah untuk mengingat" ucap ku dengan nada sombong. Siapa yang tidak tahu bahwa aku cumlaude? Semua orang tau akan itu!!
Dery mengacak rambutku pelan."Baiklah, pertama-tama kau harus memakai seragam dulu" ucap Dery sambil menatap lurus. Ku ikuti arah pandangan Dery yang melihat Ghea sudah memakai celemek khas kedai ini. Ahh imut sekali!
"Selamat menikmati, have a good day" ucapku setelah menaruh cokelat panas kepada tamu kedai. Wanita itu tersenyum dan mengangguk.
Ahh aku menyukai pekerjaan ini. Setidaknya aku bisa melupakan sejenak masalahku. Dan merindukan Marc Marquez.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Baby! {Marc Marquez} [COMPLETED!]
Fanfiction[CHECK TRAILER!!] "Baby selalu memanggilku dengan sebutan Marc mesum. Dan aku akan selalu menyukai panggilan 'sayang' darinya." -Marc Marquez. Aku, Baby Rayna Hermosa. Gadis dengan predikat cumlaude sewaktu lulus dari jurusan kedokteran di universi...