Part 12

2.9K 247 10
                                    

"Tapi apakah dia mau?"tanya Risca dengan wajah cemas.

"Semoga saja dia mau,demi kebaikannya juga" kata Fair dengan senyum paksa.

"Enggh..."suara Elena,membuat percakapan Ratu dan Peri itu terhenti.

"Kau sudah bangun?apakah ada yang sakit?kau mau apa?"kata
Ratu bertubi-tubi,yang ditanya hanya menunjukan raut ketakutan saat melihat mamanya itu.

Seperti sadar atas tatapan anaknya,Risca mendengus pelan lalu mendatangi Elena yang ditempat tidur. Elena mundur kesamping,dia juga menaikan selimutnya sebatas pundak.

"Hei tenanglah,dia sudah musnah"kata Ratu mengelus rambut putrinya,Elena langsung bernafas lega. Dia tahu ini mamanya yang asli karena mamanya mengelusnya dengan penuh kasih sayang, bukan yang seperti kejadian beberapa waktu yang lalu,jelas saja bukan mamanya.

"Aku ingin kau tahu,tapi tidak sekarang"kata Ratu lalu menjauh dari tempat tidur putrinya,dan berdiri lagi disebelah Fair.

"Istirahat lah,aku akan pergi sebentar. Fair jaga Elena dengan baik jangan biarkan kuman-kuman masuk kedalam rumah ini"kata Risca,dengan tegas. Fair mendudukan kepalanya

"Baikalah Ratu"Elena yang terbiasa mendengar mamanya dipanggil Ratu hanya menidurkan kembali badannya,dan mencoba untuk tidur kembali. Rasanya, badannya seperti copot,sakit sekali.

Terdengar suara pintu tertutup,tanda Ratu Risca sudah pergi. Fair duduk dimeja rias milik Elena,dan memperhatikan Elena dengan seksama. Dia tersenyum kecut lalu,menghilang begitu saja.

Elena yang tahu dikamarnya sudah tidak ada orang,langsung terlelap dan memasuki alam mimpi.

"Ayo main!"kata gadis perempuan seketar 6 tahun dengan rambut merah. Dia berlari ke arah wanita yang bisa dibilang masih muda,lalu menggandeng tangan wanita itu dengan tidak sabar.

Elena yang merasa deja vu hanya menonton mimpinya ini,walau dia merasa tidak asing dengan kedua orang itu.

"Ah iya,ayo kita ketaman"kata wanita dengan anaknya yang mempunyai rambut yang sama,merah.

"Mama itu siapa?"kata gadis kecil dengan menunjuk orang yang berbaju serba hitam,wanita yang digandeng anaknya itu memperhatikan arah tunjukannya.

Mukanya terlihat terkejut lalu merubah ekspresi nya menjadi wajah yang lebih tenang walau itu sangat susah,agar anaknya tidak curiga.

"Elena ayo kita main ayunan"kata wanita itu dengan senyum yang bisa dibilang dipaksakan.

Elena yang menyaksikan adengan ini makin dibuat deja vu dengan sebutan Elenia. Fair sering sekali menyebutnya dengan nama Elenia,bukan Elena.

"Tapi itu siapa mah?"kata Elenia,yang masih bingung dengan orang-orang yang ada di pintu depan istananya. Wanita yang disebut mamanya oleh Elenia,langsung menggendong Elenia ke arah taman.

Elena mengikuti Elenia dan Wanita yang disebut mamanya oleh Elenia. Dia mengikuti mereka dan sampailah mereka di taman yang indah dan cantik,Elena terpana melihat keindahan taman yang ada didepannya.

"Duduk sini ya"kata wanita cantik itu kepada anaknya,Elena tersenyum manis melihat adengan manis didepannya itu.

Wanita itu mengayunkan ayunannya dengan pelan dan semakin lama bertambah kencang,membuat Elenia tertawa senang .

Wanita dan anaknya itu tidak menyadari,bahwa sudah ada lelaki yang cukup menarik perhatian wanita bagi yang melihatnya.

"Risca"panggil raja itu kepada wanita yang sedang mengayunkan ayunan anaknya. Yang dipanggil menengok kebelakang dan mereka saling bertatapan dengan muka yang cukup dibilang menghawatirkan.

Having A MAGIC?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang