Part 15

2.1K 141 33
                                    

"Wah,sayang sekali. Padahal kita baru memulai pertemanan kita"

"Iyaa,begitulah" kata Elena menunduk. Dia berbohong untuk pindah sekolah,dikarenakan mamanya yang dia bilang akan pindah pekerjaan. Padahal,yang sebenarnya akan pindah ke dunia lain?

Sebenarnya Elena sempat menyesal,karena belum sempat mengucapkan selamat tinggal pada Viktor dan Zora. Dia lebih mementingkan egonya. Lagian jika dipikir-pikir firasatnya mengatakan kalau nanti dia akan bertemu mereka berdua lagi.

"Len"

"Lennn," Elena yang merasa dirinya terpanggil,menolehkan kepalanya kedepan.

"Apa Van?"

Vania mendengus pelan,"itu makanannya dimakan,keburu dingin nanti",Elena yang kepergok melamun sedikit gelagapan dan mulai mengaduk ngadukan makananya.

Elena menghela nafasnya kasar. Lebih baik menikmati kebersamaan dengan mantan musuh,batin Elena.

Saat sedang asik menikmati makanannya,Elena mendengar suara riuh dari arah pintu masuk kantin. Langsung saja dia berdiri dari tempat duduknya,disusul Vania yang juga berdiri untuk melihat kenapa murid murid disini berteriak teriak histeris -terutama kaum para perempuan-

Elena POV

Saat sedang menikmati makananku,aku mendengar suara riuh dari murid murid disini,tapi yang membuat ku untuk berdiri dari tempat duduk karena aku juga menangkap suara bell itu,lagi. Terakhir aku mendengar suara bell itu saat dimana aku ditoilet waktu itu,lebih tepatnya saat waktu pertama kalinya aku bertemu dengan Fairy.

"Kamu mendengarnya?" Tanyaku kepada Vania. Sedangkan Vania hanya menatapku dengan bingung,"Suara riuh dari murid-murid?iyalah aku itu gak budek kali," aku hanya menghela nafas mendengar jawaban Vania. Bukan itu yang ku maksud padahal.

Sekarang banyak dari para murid disini berlarian kearah depan pintu kantin,entahlah palingan ingin mengetahui ada apa disana dengan jelas. Aku menarik tangan dari salah satu murid yang berlarian,dia menatapku dengan pandangan bertanya.

"Ya?" Aku mengehela nafas lagi,entah sudah beberapa kali aku melakukan ini.

Aku menunjuk arah pintu kantin,"Disana ada apa?" Tanyaku bingung. Dia mengikuti arah tunjukan ku,lalu ber-oh ria,"i-itu ada cowo ganteng banget kayak pangeran dari kerajaan!" Aku tersentak karena dia menjabku dengan muka histeris. Aku melepas cekalan tanganku,dan membiarkan dia berlari dengan muka dan suara histerisnya itu.

Aku terus menatap perempuan tadi dengan perasaan penuh kegelian. Apa tadi dia bilang?cowo yang seperti dari kerajaan?Haha ada-ada saja.

"Hei," aku merasakan teoukan dipundakku,dan aku melihat sedikit siapa yang mempunyai tangan itu dan ternyata adalah Vania.

"Dari pada kau menatapnya sepeti itu,lebih baik kita juga lihat siapa yang seperti pangeran itu. Aku juga penasaran tau," setelah berpikir sebentar aku mengangukan kepala ku mengiyakan.

Aku dan Vania berlari mendekat,menerobos kerumunan yang sudah seperi lautan manusia. Berdesak-desakan untuk mencapai paling depan. Dan semakin aku kedepan,semakin juga aku mendengar bunyi bell itu dengan jelas,dan makin jelas,dan sampai lah aku di plaing depan kerumunan ini.

Aku menengok kekanan,kekiri,dan kebelakang mencari sosok yang tadi bersama ku,tapi sepertinya dia tertinggal dibelakang sana,seharusnya aku menggandeng tangannya tadi agar kita tidak berpisah seperti ini.

"Hei kamu perempuan berambut merah," merasa disini aku juga perempuan berambut merah. Aku menghalikan perhatianku kedepan sana. Menyipitkan mataku,melihat seorang pria dengan pakaian yang memang seperti layaknya seorang pangeran kerajaan tetapi pakaiannya lebih modern dari yang pernah ku tau. Aku menelitinya dari ujung kaki ke ujung kepala dan berakhir kewajahnya,karena aku ingin melihat rupanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Having A MAGIC?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang