Part 13

3.2K 217 7
                                    

Elena terbangun dengan wajah dipenuhi keringat. Dia memegangi kepalanya yang terasa pusing,belakangan ini kepalanya memang selalu pusing. Dia duduk dari tidurnya,dan menyandar pada tempat tidurnya. Duduk termenung memikirkan mimpinya tadi.

Dia tau sekarang,yang terjadi selama ini. Mamanya yang selalu dipanggil ratu oleh fair,zora,maupun Viktor. Fisik yang berubah drastis dari sebelumnya. Peri yang selalu mengikutinya. Monster-monster yang selalu berdatangan. Kejadian-kejadian yang selama ini membuatnya takjub,seperti novel-novel yang dia baca. Dan

Tanda lahir

Matahari ini.

Mamanya selalu melarang,menunjukan tanda lahir ini didepan semua orang. Untung saja tanda lahir ini tertutupi oleh lengan bajunya yang sedikit panjang,jadi tidak ada yang tau tentang ini. Tapi,pernah saat Vani and the gengnya membully nya,mereka melihatnya dan malah menertawainya dengan tanda lahir Elena. Menurut mereka tanda lahir Elena sangat jelek karena ukiran yang tidak jelas yang berbentuk matahari. Padahal kan bagus,menurut Elena.

Dia masih menatap kedepan,dia tau sekarang. Bahkan sangat tau,dia tersenyum miris dengan mimpinya tadi. Dia tau itu bukanlah mimpi biasa yang disebabkan oleh bunga-bunga mimpinya. Itu adalah masa kecilnya, kebahagian yang selalu membuatnya sangat bahagia dulu. Ini adalah sepotong kenangan yang sangat berarti bagi Elena,tapi kenapa mamanya malah membuat Elena melupakannya?walau,Risca tau,Elena akan mengetahuinya. Ratu Risca sudah siap menerima resikonya,ini juga demi kebaikan anaknya. Orang yang satu-satunya yang dia sayangi,yang dia punya saat ini. Hanya ada Elena.

Elena terpejam pelan,rasa sesak didadanya semakin terasa. Padahal detak jantungnya saat ini sudah tidak berfungsi,sebagai makhluk abadi apakah detak jantung masih diperlukan?. Elena yang tau detak jantungnya tidak berfungsi sebenarnya cukup takut kala itu,dan Elena hana bisa bertanya pada fair,dan untung saja jawabannya membuat Elena menjadi tenang walau sebenarnya jawaban yang dilontarkan fair kurang meyakinkannya. Toh,walau detak jantung tidak lagi berfungsi,dia masih tetap hidup?jadi apa yang perlu untuk ditakutkan.

Elena,ingin menangis kecang saat ini. tapi dia tau,walau dengan menangis saja tidak akan mengembalikan semuanya. Hanya sepotong kenangan yang tertinggal dan dirinya sendiri yang sebenarnya.

Bunyi pintu terdengar terbuka,membuat Elena membuka matanya cepat. Didepan pintu ternyata sudah ada mamanya dan Fair yang sedang membawa nampan yang isinya bubur dan air berwarna biru. Elena yang melihat air itu sudah bertanya tanya dalam hatinya,tapi dia malas untuk bertanya saja.

Dia menatap kedepan lagi,dia tau mamanya dan fair sedang menuju kearahnya. Menaruh nampan tersebut di atas meja,menatap Elena dengan intensnya. Risca menarik bangku meja rias Elena,menariknya sampai dipinggiran tempat tidur anaknya tersebut.

"Kau kenapa?" Tanya Risca dengan raut wajah yang tidak bisa terbaca.

Hening

Tak ada jawaban yang dikeluarkan Elena sedikit pun. Fair yang sendari tadi hanya terbang hanya menyaksikan ibu dan anak itu dalam diam. Dia tau,belom saatnya ikut campur urusan mereka. Dan ada saatnya nanti dia yang akan berbicara.

"Kau kenapa?" Tanya Ratu Risca sekali lagi. Elena yang mendengar pertanyaan itu untuknya lagi hanya melirik mamanya dengan ujung ekor matanya,terkesan sombong sebenarnya,tapi ini termasuk gerakan reflek Elena yang sudah telanjur benci pada mamanya,tidak tidak bukan benci tapi kesal karena merasa dibohongi.

"Ele-" ucapan Risca terpotong karena Elena sudah memotongnya dengan nada dan jawaban jawaban yang membuat mamanya harus berpikir keras.

"Aku tau..." kata Elena pelan.

"Aku tau aku siapa" lanjutnya

"Aku tau kau siapa"

"Dan aku tau kenapa semua ini terjadi" tambanya untuk terakhir kalinya.

Having A MAGIC?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang