#3 Bagaimana Bimasakti?

461 30 1
                                    

Selamat malam, Bumi.

Kudengar, saat ini kau tengah dijamahi Bimasakti ya? Wah sepertinya seru sekali.

Bumi, bisakah kau ceritakan padaku bagaimana rupa si Bimasakti itu?

Apakah benar kata Bintang-bintang lain bahwa wujud Bimasakti itu menyerupai lempengan cakram?

Aku tidak mau percaya mereka, Bumi. Mereka kan belum lihat Bimasakti secara langsung. Pasti mereka itu cuma dengar-dengar saja.

Bumi, ayo katakan padaku! Bagaimana wujudnya, ada apa saja disana, atau seberapa dekat jarak mereka, atau... apapun itu Bumi. Ceritakan padaku!

Berceritalah padaku seperti kau bercerita pada Bulan.

Kau tahu kan, bahwa aku sangat ingin jadi Bulan?

Dulu kubilang, Mars hanya bayang-bayang. Yang ketika berevolusi dekat Bumi, dianggapnya sebagai Bulan.

Nyatanya, tidak kan?

Beberapa waktu lalu, Mars sempat tuh bertandang ke atmosfermu. Tapi apa? Hanya "wah langitnya cerah, ya" dan, yasudah. Begitu saja.

Tidak ada euforia seperti penyambutan Purnama.

Jelas sekali aku tak bisa jadi Bulan. Karena bahkan dari dekatpun aku tetap saja dianggap Bintang.

Ah, yasudahlah. Mungkin memang takdirku. Toh Mars juga punya Bulan sendiri. Dua malah, haha...

Maka dari itu, Bumi. Sekarang aku meminta diceritakan olehmu.

Ceritakan padaku seperti kau menceritakan sesuatu pada Bulan.

Oh iya. Aku ingat sesuatu.

Dulu sekali, entah berapa tahun silam. Kau pernah bercerita padaku. Ralat, kita pernah saling menceritakan sesuatu.

Tentang Merkurius, tentang Orion, bahkan tentang Mars sendiri.

Ah.. aku masih bertanya-tanya, Bumi. Apakah dulu itu aku sempat jadi Bulan?

Apa aku tetap saja Bintang? Barangkali salah satu Bintang yang ikut berkonstelasi membangun Orion (?). Sehingga sempat terlihat olehmu.

Yasudahlah. Aku sudi kok tetap seperti ini. Toh Mars juga punya Bulan sendiri. Dua malah, haha...

Jadi bagaimana, Bumi? Bersediakah kau mengamati Bimasakti demi bisa menceritakannya padaku?

Tolong Bumi. Bersedialah.

Karena dengan itu, kau juga akan melihatku, meskipun tanpa kau sadari.

Karena hanya dengan itu aku bisa memintamu melihatku. Tanpa kau sadari.

Karena aku kan juga bagian dari Bimasakti. Kau lupa ya?

Tidak apa-apa kau tak sadar saat melihatku. Karena toh kalau kau sadar juga kau pasti akan berpaling, kan?

Omong-omong, kapan ya Bimasakti akan sudi menepi ke atmosferku?

Ah aku tak sabar, Bumi.

Aku kan juga ingin melihatmu, sebagai bagian dari Bimasakti.

06/08/'16
Dieny A.

Analogi AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang