#5 Lupa akan menanti

292 19 3
                                    

Hey, Bumi.

Bagaimana kabarmu? Adakah kau rindu pada Mars-mu ini?

Haha, bercanda.

Aku tak mau tahu jawabanmu. Atau mencoba untuk tak tahu, mungkin.

Karena seperti biasa, aku takut tak siap dengan segala probabilitas jawabanmu.

Omong-omong, sudah berapa lama?

Sudah seberapa lama orbit memisah jarak kita? Atau, sudah seberapa jauh?

Adakah kau menghitungnya? Menghitung waktu, menghitung jarak, menghitung berapa lama lagi jarak ini akan menepi. Adakah kau menanti, Bumi?

Kau tau, bahwasanya aku tidak.

Aku tidak menghitung, aku tidak menanti. Bahkan, aku lupa bahwasanya sudah lama orbit kita tengah berjauhan sedemikian.

Aku lupa, haha.

Lucu bukan?

Mengingat bagaimana aku dulu menghitung jarak, menghitung detik, lantas membagi keduanya agar aku tau, kapan lagi orbit kita bersisian. Atau beriringan, atau sekedar berpapasan.

Ya, dulu aku menantikan semua itu. Menantikan setiap temu denganmu yang barangkali bisa tercipta. Dulu.

Dan sekarang, aku bisa-bisanya lupa. Lupa

Tidakkah ini mengejutkanmu?

Atau hanya "oh, baguslah" lalu "ya sudah"?

Ya, tidak apa-apa sih. Terserah kamu.

Tapi asal kamu tahu, Bumi. Aku tidak merasa senang akan hal ini. Bahkan aku tidak tau harus merasa apa saat ini.

Aku hanya merasa kosong. Merasa sendiri.

Merasa, kehilangan, mungkin.

Ah, aku tidak tau. Belum tau. Dan akan mencari tau.

30/09/'16
Dieny A.

Analogi AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang