Hai. Siapapun disana, ada yang bersedia kuajak bercerita?
Baiklah, aku cerita saja.
Semoga ada yang dengar, ya.
Ini soal Bintangnya Bumi.
Bermula dari dua malam lalu, aku tak begitu paham apa yang terjadi.
Tapi sepertinya, Bintang itu ikut berkonstelasi lagi dalam merangkai Orion.
Atau mungkin lebih tepatnya, diminta ikut berkonstelasi lagi dalam merangkai Orion.
Tapi si Orion itu bukanlah selamanya terlihat, kan?
Paling barang sehari dua hari lantas tak tampak lagi dari atmosfer Bumi.
Aku heran, tidakkah si Bintang itu lelah selalu jadi yang sementara?
Dan benarlah terjadi.
Kini aku kembali jadi Bintang yang berlokasi di titik terjauh langit Bumi.
Jauh.
Ah, bahkan ketika cahayaku kemarin meredup pun Bumi tidak peduli.
Boro-boro peduli, tau atau bahkan mau tau pun tidak kurasa.
Haha.
Namanya juga Bintang.
Yasudah, terima saja nasibmu, ya. Bintang.
28/08/'16
Dieny A.
KAMU SEDANG MEMBACA
Analogi Antariksa
ŞiirTentang seorang Nona, yang benar-benar candu pada instrumen langit-Nya. Tentang antariksa. Terutama tentang buminya. Ini tentang kata, frasa, dan kalimat yang membuat kepalanya ingin meledak. Atau hatinya (?) (setelah bagian akhir, masih ada satu ex...
