~Seven~

32 6 0
                                    

Camela POV

Kenapa? Kenapa dia harus muncul lagi? Kenapa di saat begini dia muncul lagi. Karena kedatangannya hati gue sangat remuk, gue lari entah kemana tujuannya sampai tiba-tiba gue menabrak seseorang.

BRUK . Gue pun terjatuh meringis kesakitan. "Aww.. Shshh"ringis gue. Orang itu mengulurkan tangannya membantu gue berdiri, ternyata dia Calvin.

"Makanya kalau lari tuh liat ke depan"katanya. Gue hanya diam sambil terisak. Mungkin karena dia menyadari gue menangis, dia langsung memegang kedua pundak gue lalu menyuruhku mengangkat kepala ku.

"Hey, lo kenapa?"tanyanya ke gue.

"Ga..k.. Gu..gue..g..ak..ke..na..pa..na..pa..ko..k"kata gue dengan di selingi isak-isak tangis gue.

"Mana mungkin lo gak kenapa-napa kalau lo nangis terus lari, yaudah deh lo tenangin diri lo dulu baru lo cerita ke gue, kalau gak mau cerita juga gak apa-apa"katanya sambil menenangkan gue. Gue pun menghembuskan napas gue berkali-kali untuk menenangkan diri. Setelah tenang, gue menyuruhnya membawa gue pergi.

"Calv.. bawa gue pergi plis.."kata gue dengan pelan.

"Ya udah lo mau kemana?"tanya dia.

"Gak tau.., tapi bawa gue kemana yang lo mau"kata gue.

"Yaudah, ayo naik"katanya lalu gue segera naik ke jog motornya.

"Lo pegangan yah, terserah lo mau pegangan di pinggang gue atau di pundak gue"katanya lalu gue langsung memeluk pinggangnya tanpa basa basi karena gue emang lagi butuh banget orang yang bisa gue peluk.

Setelah lama perjalanan akhirnya motornya berhenti di suatu rumah megah yang penuh dengan dekorasi klasik eropa. Mungikin ini rumahnya.

"Yuk masuk"ajaknya ke gue.

"Eumm.., ini rumah lo?"tanya gue sedikit gugup.

"Iya ini rumah gue, lo santai aja gak perlu gugup"katanya dengan senyuman khasnya itu. Aduh bang dedek gak kuat deh liat senyumnya drajat kegantengan nya naik maksimal... Wkwkwk apaan si back to the earth..

"Apa gak apa-apa nih?"tanya gue ke dia

"Lo tenang aja gue gak bakal macem-macem kok, gue hanya mau lo tenangin diri dulu, jangan banyak tanya lagi ayo masuk"katanya lalu menarikku dengan pelan masuk ke rumahnya.

Akhirnya gue dan dia masuk ke dalam rumahnya, wow rumahnya sangat luas, rumahnya memang tidak sebesar rumahku yang di sini tapi rumahnya mirip rumah keluarga ku yang di California.

"Hey, melamun aja si"katanya ke gue membuat gue tersadar dari lamunan.

"Eum.., papa mama lo mana?"tanya gue ke dia.

"Owh orang tua gue lagi gak ada di rumah, mereka lagi di New York ada kerja di sana"jawabnya.

"Oh.. Gitu yah pantesan aja sepi, eum gak sepi-sepi banget si"kata gue ke dia.

"Wkwkwk lo lucu deh, rumah gue gede ya gimana gak mau kelihatan sepi, gue juga anak tunggal"katanya sambil tertawa kecil.

"Hehe.. Kan gue gak tau"kataku sambil cengir.

"Nah gitu dong baru Camela yang cantik"katanya ke gue, sontak memberikan ronah merah di kedua pipi gue. "Lo lucu deh kalau blush gitu"katanya lagi.

"Ihh..,udah ah gue mau mandi nih belum mandi, lo punya baju cewek gak? Numpang mandi dong"kata gue, yah gimana gue aja belum sempat mandi tadi.

"Hmm.., ada baju sepupu gue tuh, lo tinggal naik aja terus lo cari deh pintu yang warna pink, yah kamarnya sendiri tuh yang pink"katanya lalu menunjukkan arah tangga.

Camela Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang