Chapter 24

2K 73 27
                                    

Sesampainya dirumah sakit irshadi langsung masuk dan menanyakan ruangan caca. Ia langsung berlari sambil berteriak nama caca.

"Caca... caca... caca..." ujarnya.

setelah irshadi berteriak memanggil nama caca, tiba- tiba dokter Angga berada didepan ruangan UGD.

"Kamu kenapa tidak merawat caca? Kamu dokter kan kenapa kamu ada disini bukannya didalam" tanya irshadi.

"Aku dokter Angga yang menangani caca selama di UGD, anda siapa kenapa berisik memanggil nama caca?".

"Saya temannya caca maaf saya sudah mengganggu kenyamanan dirumah sakit ini, kamu belum menjawab pertanyaan aku dok".

"Yang mana?".

"Aduh kenapa dokter pikun sih, padahal dokter ini tampan dan pintar".

"Ya ampun sampai memuji, baik aku jawab saya selain dokter disini saya masih ada hubungan saudara dengan caca, dan dia adalah cucu dari pemilik rumah sakit ini yaitu oma saya".

"Terus hubungannya dengan saya apa dok?".

"Tadi kan kamu bertanya yasudah saya jawab".

"Saya serius dok, bagaimana kondisi caca saat ini".

"Kondisi caca saat ini kurang baik, jadi kita hanya bisa berdoa saja".

"Maksud dokter kritis?".

"Iya".

Setelah irshadi mengetahui kalau caca saat ini kritis ia langsung menangis didepan pintu UGD. Ia menyesali kejadian saat itu, mengapa irshadi tidak cepat berlari dan bicara terang-terangan kepada caca.

Irshadi memukul tangannya di dinding rumah sakit, ia melakukan hal ini hanya percuma. Memukul tangannya saja belum cukup, caca masih didalam UGD dengan alat yang cukup banyak.

Irshadi terus menerus sambil menangis dan memukul tangannya didinding dengan keras. Sampai irshadi pingsan dan dibawa ke ruang periksa umum. Hampir saja hanya memar dibagian tangan saja.

Change MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang