part 5

15 4 0
                                    

Selama di perjalanan tidak ada yang membuka suara karena sibuk dengan pikiran masing-masing. Putri masih memikirkan ucapan fahri tadi, karena tidak biasa nya fahri berbicara seperti itu, seulas senyum pun kini mengembang di bibir mungil putri, dia sedikit senang karena...

"Dek kok ngelamun." ucap niko yang membuyar kan lamunan indah putri. Putri pun menoleh kesamping.

"Enggak kok kak." ucapnya. Ganggu aja deh kak niko, gue kan lagi berkhayal. Batin putri protes.

"Oiya itu yang cowok tadi siapa?" tanya nya dengan penasaran.

"Itu..itu orang yang putri suka kak, bahkan sayang dan cinta." ucap putri dengan suara parau dan matanya sudah berkaca-kaca. Dia tidak mau dilihat oleh kakak nya, jadilah dia menunduk.

"Emm, maaf kakak salah ngomong ya?" ucap nya merasa tak enak karna melihat raut wajah adik nya yang berubah.

"Enggak kok kak." ucap putri meyakinkan sambil tersenyum tulus.

"Gakpapa kok kalau belum siap cerita." ucap niko yang merasa bersalah, putri hanya tersenyum kecut.

💐💐💐

Selama dirumah putri hanya diam dikamar dirumah hanya ada dirinya dan para pelayan nya karna kak niko ada janji sama teman-teman nya, sebenarnya putri tadi di ajak namun putri tolak secara halus dengan alasan dia sangat lelah.

Brakk

Putri terpelonjak kaget karna suara keras itu. Dia mencoba menenang kan jantung nya yang hampir copot, dia segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas menuju keluar karna ingin mencari tau dari arah mana sumber suara itu. Baru saja putri ingin menutup pintu kamarnya kembali karna dia sudah ada di luar dan tiba-tiba suara musik sangat keras, bisa putri pasti kan kalau itu kakak nya yang bernama dimas. Segera dia melangkah untuk ke kamar dimas.

Tok tok tok

Putri terus saja mengetuk pintu karna tidak ada jawaban dari kakak nya. Sedang kan orang yang berada di dalam kamar sudah sangat menahan emosi nya.

Ceklek

Pintu kamar akhirnya dibuka dan menampak kan dimas dengan wajah dingin nya, membuat bulu kuduk putri seketika meremang, karna dia takut dengan wajah seperti itu.

"Ngapain lo kesini." katanya dingin.

"Ma..maaf kak tadi gue denger suara pintu ditutup kenceng terus gua kaget, gua--."

"Lo mau apa hah? Lo mau marah marah gitu ke gue!" putri belum sempat selesai bicara tapi dimas memotong nya.

"En..enggak kak gua cuma mau..mau--." putri bingung hendak berbicara apa.

"Udah sana sana ganggu gue aja lo! Lo gak usah protes karna ini rumah gue dan lo gak berhak ngatur ngatur gue!" ucapnya pedas dan dingin, putri hampir menangis tapi dia tahan, dia hanya bisa menunduk.

"Ngapain lo masih disitu! Sana balik ke kamar lo." ucapnya mengusir dan..

Brakk

Putri hanya bisa mengelus dada. Dia segera balik menuju kamar nya, belum sempat masuk suara bel rumah berbunyi, mengurung kan niat putri masuk kedalam kamar.

Ting nong ting nong

Ceklek

Putri membuka pintu dan kaget melihat tiga pria muda yang masih mengenakan seragam SMA.

"Hi." ucap mereka bertiga sambil melambai kan tangan.

"Eh, cari siapa kak?" tanya putri sopan.

"Gue cari dimas, dimas nya ada gak?" tanya pria yang putri ketahui namanya Rian, karna putri melihat name tag dibaju seragam nya.

"Ada kok, masuk aja kak dimas ada di kamar nya." mereka semua bingung, pasalnya putri menyebut dimas dengan sebutan kak, tapi mereka akan menanya kan langsung kepada dimas. Putri yang melihat mereka hanya diam langsung berdeham.

"Ehem, kak kenapa kok diem aja?" tanya putri.

"Eh gakpapa kok! Yaudah kita masuk ya." kata rian dan putri hanya mengangguk saja.

Brakk

"Bangsat lo ngagetin gua aja." pekik dimas karna teman nya selalu begitu.

"Hehe sorry bro! Oiya itu tadi cewek siapa dim? Cantik bener." kata dika.

"Gue gak tau! Nyokap bokap yang bawa kerumah ini." kata dimas dingin dan tidak suka membicarakan putri.

"Tapi tadi dia bilang elo kakak." ucap varo dengan wajah polos nya dan membuat dimas yang sedari tadi tiduran kini duduk dengan kening berkerut.

"Maksud lo?" tanya dimas tak mengerti.

"Jadi gini tadi si rian pas ada yang buka pintu kita kira itu bi inah eh gak tau nya cewek cantik, si rian nanya lo ada apa enggak terus dia jawab oh kak dimas ada di kamar, dia bilang gitu nah gue bingung kok dia manggil lo kakak?" ucap dika panjang lebar. Dimas hanya menghela nafas.

"Itu adek angkat gue dari keluarga wijaya." ucapnya pasrah.

"WHAT" pekik mereka bertiga.

"Gak usah lebay, ngapain lo pada kesini." tanya dimas dengan malas.

"Yaelah bro kita mau maen lah." celetuk rian

No ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang