Seminggu sudah putri tinggal bersama keluarga dinata dan selalu mendengar kata-kata pedas dari dimas, dan dia pun sudah biasa jika dimas berbicara seperti itu. Kini putri berada di rumah sendirian, ah lebih tepat nya berdua dengan dimas dirumah karna sekarang hari libur. Mama dan papa nya sedang berada di luar kota, sedang kan niko ada tugas tambahan dari dosen nya.
"AARRGGHHSSS" teriak seseorang begitu kencang, putri pun segera menuju lift untuk turun keruang tamu.
Begitu sampai dibawah putri sangat terkejut melihat dimas yang sudah terduduk lemah dilantai ditambah wajah nya yang sangat pucat dan putri segera mendekat dan membantu dimas tapi dengan cepat di tepis oleh dimas. Putri sedikit tersentak tapi dia tetap biasa saja dan membantu dimas kembali walaupun dimas menolak nya.
"Kak lo kenapa?" tanya putri. Dilihat dari raut wajah nya putri sangat khawatir kepada dimas.
"Gak usah sok perduli, minggir gue bisa sendiri." bentak dimas dan menepis kembali tangan putri.
"Aarrrgghhss" pekik nya karena merasa sangat sakit dibagian pinggang nya.
"PAK WO TOLONG BANTU PUTRI." teriak putri dari dalam dan pak wo pun segera datang.
"Ada apa non?" tanya pak wo.
"Ayo cepat bantu saya untuk bawa kak dimas kerumah sakit." ujar putri cepat. Pak wo pun langsung membantu dimas untuk berdiri dan membawa kerumah sakit. Putri sudah menelfon niko dan mama papa nya. Mama papa nya pun langsung menuju rumah sakit dimana dimas ditangani disana.
"Dek gimana keadaan dimas?" ujar niko panik.
"Kak, kak dimas di dalam dan putri juga gak tau keadaan kak dimas." ucap nya parau dan menundukkan kepalanya karena dia tidak ingin niko melihat nya menangis.
"Niko, putri! Dimana dimas hiks." ujar mama nya yang baru datang dengan air mata yang berlinang di pipi nya.
Ceklek
Pintu pun terbuka dan menunjukan seorang dokter yang keluar dari ruang UGD tersebut.
"Dion bagaimana keadaan dimas." tanya papa putri kepada sang dokter. Yap dion adalah dokter dan sekaligus om nya.
"Dia harus segera di operasi, karna ginjal nya sudah sangat parah. Jika tidak kita akan kehilangan dimas." ujar dion. Baik mama, papa, niko dan putri pun sangat terkejut.
"Butuh berapa lama waktu nya?" tanya niko.
"Dua hari lagi, kalau bisa secepat nya." ujar dion. Dia pun sangat sedih karna keponakan nya mempunyai penyakit yang sangat serius.
"Baik sebisa mungkin kita mencari pendonor itu! Dan mohon bantuan kamu dion." ucap papa putri parau.
"Iya kak sebisa mungkin kita menemukan pendonor itu." ujar dion.
"Kalau gitu saya permisi keruangan saya sebentar." lanjut nya lagi yang hanya dibalas dengan anggukan.
"Pa, ma, kak niko putri pamit ke toilet sebentar ya." ucap putri.
"Iya hati-hati dek." jawab niko.
💐💐💐
Seminggu sudah kini dimas sudah menjalani operasi karna ada seseorang yang baik hati untuk mendonor kan ginjal tersebut kepada dimas dan sudah seminggu pula putri tidak terlihat. Niko panik mencari putri dimana-mana namun hasil nya nihil dia tidak menemukan putri. Kini dimas sudah berada dirumah, tubuh nya sudah normal kembali. Malam ini semua sudah berada di meja makan untuk menunggu putri pulang. Tetapi mereka sia-sia karna putri tetap tidak ada. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dan menampak kan seorang gadis dengan wajah pucat nya. Niko sangat terkejut karna putri tidak pulang seminggu dan datang dengan wajah pucat.
"Dek, lo gak apa-apa kan?" tanya niko panik.
"Enggak papa kok kak." jawab putri sambil tersenyum kecut.
"Tapi lo pucet banget! Lo kenapa!" tanya nya dengan tegas.
"Gakpapa kak cuma kecapean aja." ucap putri.
"Yaudah yuk masuk." kata niko.
Sampai di meja makan semua terkejut melihat putri yang begitu pucat. Dimas pun sedikit terkejut.
*flashback on*
Tokk tokk tokk
Ceklek
Pintu telah terbuka dan menampakkan seorang lekaki yang masih muda.
"Ada apa putri?" tanya lelaki itu. Yap yang mengetuk tadi adalah putri.
"Om apa putri boleh masuk?" tanya putri. Dion pun mengangguk lantas menyuruh putri masuk.
"Om apa pendonor ginjal dapat ditemukan dalam jangka waktu dua hari?" tanya putri to the point.
"Sebenar nya agak sulit, tapi kita semua akan berusaha untuk mendapat kan nya." ujar dion.
"Bagaimana kalau tidak mendapat kan nya?" tanya putri. dion pun semakin bingung dengan putri.
"Dimas akan kehilangan nyawa nya." ujar dion lesu.
"Putri mau jadi pendonor untuk kak dimas." ucap putri mantab. dion langsung mendongak dan menatap tak percaya.
"Gak put! Kamu gak boleh donorin ginjal kamu!" tegas dion.
"Please om! Putri sayang sama kak dimas." kini air mata pun telah membasahi pipi putri.
"Apa kamu siap untuk melakukan cuci darah?" tanya nya ragu.
"Putri siap! Sekarang juga lakukan om. Tapi putri mohon om jangan bilang siapa-siapa tentang ini! Cukup om dan putri yang tau." ujar putri tajam. dion lantas mengangguk walau sedikit ragu. Dan dari situlah putri tidak ada kabar seminggu.
*Flashback off*
KAMU SEDANG MEMBACA
No Problem
Teen FictionMembutuhkan waktu untuk mengubah hati seseorang yang kita sayang #don't forget follow and vote ya guys