part 14

17 3 0
                                    

"Kak udah dong capek nih gua." napas nya terengah-engah.

"Oke, oke!" pasrah niko.

"Kak sebener nya putri mau minta izin." ucap nya takut takut.

"Izin?" ulang nya "izin apa?" lanjut nya.

"Mau kerumah mama sama papa." ujar nya antusias.

"Emm, gimana ya??" niko pura-pura seperti orang sedang berfikir.

"Ayo dong kak boleh please." rengek nya.

"Boleh, enggak, boleh, enggak." niko seperti orang yang sudah kehilangan akal sambil menghitung hitung jarinya.

"Kakak!" rengek putri samakin menjadi membuat abell, reza dan niko terbahak.

"Oke, oke boleh. Emang mau berangkat kapan?" tanya nya setelah meredakan tawanya.

"Nanti malam boleh gak?" lagi lagi putri merajuk.

"Tentu boleh. Emang mau sama siap--"

"SAMA KITA KAK" teriak abell dan reza serempak dan memotong ucapan niko. Membuat nya mendengus.

"Masih bocah mau kebogor malam malam." cibir niko.

"Ih kak niko yang ganteng mirip shawn mendes tapi masih cakepan shawn mendes. Please ya bolehin kita bertiga kebogor, lagian abell sama reza juga pengen ketemu orang tua nya putri." cerocos abell.

"Oke! Tapi ada syarat nya." kata niko.

"Aelah bang pake syarat segala. Berasa orang baru keluar dari tahanan." cibir reza.

"Yaudah kalo gak ma--"

"Eeh mau dong kak." ucap putri cepat.

"Apa emang syarat nya kak?" tanya abell.

"Pakek supir." niko menyeringai.

"Padahal gue pengen bawa mobil." gerutu reza yang masih terdengar oleh abell, putri dan niko.

"Gue denger curut! Gak ada kata bawa bawa mobil. Lo masih di bawah umur jadi pakek supir. Mau gak mau pokok nya hsrus pakek supir!" tegas nya.

"OKE DEH." ucap nya serempak.

"Yaudah ayo kita siapin barang barang kita dulu." ucap putri.

"Emang mau nginep dek?" tanya niko.

"Iya kak sehari aja sebelum UN."

"Yaudah gak apa-apa kok."

"Put kita beli apa gitu di mall buat ortu lu?" kata reza yang seperti sebuah pertanyaan. Putri menimbang nimbang sejenak lantas mengangguk.

"Yaudah tapi sekarang lu berdua pulang dulu bersihin badan lu abis itu kita ketemuan di mall." ucap putri yang di setujui oleh abell dan reza.

💐💐💐

"Put kita mau beli apa nih?" tanya abell.

"Beli baju aja deh atau apa kek terserah." ucapnya.

Sebelum berangkat ke bogor putri ingin membeli sesuatu dulu untuk orang tua nya. Dan jadilah mereka bertiga sekarang berada di mall.

"Beli makan dulu dong! Laper nih." rengek reza.

"Yaudah deh ayo gua juga laper." kata putri.

Selama di jalan menuju cafe putri tidak sengaja melihat seseorang yang tak asing baginya. Dia sedang berada di toko buku. Tanpa di sadari abell dan reza, putri sudah menuju toko buku tersebut.

"Kak." panggil putri ragu-ragu dan menepuk pundak cowok tersebut. Lantas yang di panggil pun menoleh lqlu mengernyit bingung.

"Siapa?" tanya nya.

"Emm, maaf kakak yang waktu itu ketabrak saya bukan? Waktu di jalan deket supermarket?" putri balik nanya. Cowok tersebut berfikir sejenak.

"Iya, emang kenapa?" ucap nya dingin.

"Emm, gua cuma mau minta maaf kak." ucap putri.

"Minta maaf?" ulang nya. "Buat apa?" lanjut nya lagi.

"Karna waktu itu gua na--"

"PUTRI." pekik seseorang. Tanpa menoleh pun putri tau siapa orang nya. Siapa lagi kalau bukan abell dan reza.

"Aduh lo tuh kemana sih! Gua nyariin tau" protes abell dan nafas nya tersenggal senggal karna habis berlari.

"Lu tuh ya! Bilang bilang ke kalo mau kabur." omel reza.

"Lu ngapain disini?" tanya abell. Sedetik kemudian putri teringat orang yang ditabrak nya sudah tidak ada di depan nya.

"Ah! Gara gara lo berdua dia pergi kan!" putri menatap abell dan reza jengkel.

"Emang lu tadi ngobrol sama siapa?" abell mengernyit bingung.

"Tau ah! Udah ayo kita beli apa gitu buat ortu gue." dan putri melenggang pergi dari toko buku tersebut.

"Putri kenapa za?"

"Gua juga gak tau bell." jawab nya.

"BURUAN JANGAN DIEM AJA!" pekik putri menggelegar. Reza dan abell segera mengikuti dari belakang.

Setelah membeli apa yang putri ingin kan, mereka segera pulang untuk bersiap siap ke berangkatan nya ke bogor. Hening, suasa di dalam mobil sangat hening.

"Put nanti kita nginep kan?"

"Hemm."

"Terus nanti kita di bogor ke puncak ya put." rengek abell.

"Hemm."

"Ihh put! Lu masih marah ya." hening tidak ada jawaban dari putri.

"Put ayolah jangan marah. Maafin kita ya please." bujuk reza. Sebenar nya putri tidak marah tetapi dia sedang merasakan pusing di kepalanya. Akibat lupa meminum obat nya karna terlalu bersemangat untuk bertemu kedua orang tua kandung nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

No ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang