part 12

10 4 0
                                    

Abell masih memandang pemandangan kakak adik ini, ingin rasanya abell berteriak.

"Hey, apa kabar?" abell mendengar dimas yang berbicara.

"Apa lo gak bosen tidur mulu? Cepat bangun dan lakukan aktivitas seperti biasa." kemudian dimas tertawa getir. Abell tak tahan melihat nya, dia nangis di dekapan reza dan menutup mulut nya agar isakan nya tidak di dengar dimas.

"Dek." panggil dimas membuat tiga orang yang berada disana menganga tak percaya. Yap tadi niko datang setelah dari kampus nya.

"Dek, bangun! Gua mohon." lirih dimas.

"Dim." panggil niko. Dimas sangat terkejut karna sudah ada abell, reza dan niko. Namun dengan sigap dimas mengubah ekspresi nya sedatar mungkin. "Mampus kenapa bisa ketahuan gini! Bego kenapa gue gak sadar!" umpat nya dalam hati. Dimas pun segera keluar dan mengatakan.

"Gua cuma pastiin dia gak mati karna kelelahan." ucap dimas santai. Tiga orang tadi hanya membelalakkan mata tak percaya. Namun dimas langsung meninggal kan rumah sakit dan menuju ke tempat teman teman nya seperti biasa.

"Itu tadi bener kak dimas kan?" tanya abell dengan tampang bloon nya.

"Gua rasa bukan bell." jawab reza asal.

"Gua juga begitu." timpal niko.

"Yaudah buru masuk." ucap niko. Mereka bertiga pun segera masuk dan melihat keadaan putri.

💐💐💐

Disisi lain dimas sedang merutuki kebodohan nya. Bagaimana bisa dia ketahuan dan dia tidak menyadari hal itu.

"Woy bro, kenapa muka lo? Kusut amat." tanya dika saat dimas baru sampai di base camp nya.

"Gue gakpapa." jawab dimas.

"Butuh hiburan dim?" tanya varo.

"Gak." jawab nya singkat.

"Ayolah dim kita main game. Kalo gue kalah lo boleh minta apa aja selama seminggu, begitupun sebalik nya." ucap rian yang tiba-tiba datang dari belakang. Dimas sedikit berfikir lantas dia mengangguk. Dimas dan rian terus bertarung, rian tak mau kalah dari dimas. Sedang kan dika dan varo mereka sedang asik makan sambil memandang dua sejoli yang menurut mereka konyol.

"YESS GUE MENANG." teriak dimas kencang membuat dika dan varo tersedak makanan nya.

"Uhukk uhukk uhukk." dengan cepat rian mengambil minum untuk kedua sahabat nya yang tersedak.

"Setan lo dim! Lo bisa bunuh gua." ucap varo kesal.

"Kampret lo dim!" ucap dika dan langsung mengejar dimas yang sudah lari sambil tertawa.

"INGET BRO JANJI ADALAH HUTANG HAHAHA." teriak dimas sambil tertawa kencang dari luar. Rian mendengus kesal karna dia selalu kalah jika bermain dengan dimas.

"DIMAS SETAN JANGAN LARI LO!" pekik dika menggema di seluruh ruangan. Varo dan rian hanya geleng-geleng melihat dika dan dimas yang tak pernah akur.

"Temen lo noh var." celetuk rian tiba-tiba.

"Temen lo juga yan." balas varo

"TEMEN KITA BRO." ucap mereka bersamaan. Setelah itu tertawa.

💐💐💐

"Put lo gak kangen dunia luar apa?" tanya abell yang sedari tadi memandang putri sendu.

"Iya put apa lo juga gak kangen kita. Bangun dong." rengek reza. Tiba-tiba.

"Engghh." suara erangan seorang gadis yang tak lain adalah putri. Perlahan-lahan putri membuka kelopak mata nya dan melihat di sekeliling nya, hanya berwarna putih, itulah yang putri simpul kan sekarang.

"Gu..gue di..dimana?" tanya putri terbata-bata. Namun abell, reza dan niko masih bengong karna putri akhir nya sadar.

"PUTRI." pekit mereka bertiga saat sudah mengumpul kan kesadaran nya.

"Berisik." ucap putri pelan. Dengan gerakan cepat mereka bertiga langsung memeluk putri.

"Sakit woy bangun." ucap putri karna kesulitan untuk  bergerak.

"Gua panggil om dion dulu." ucap niko. Setelah itu memencet tombol yang berada di sebelah bangkar putri. Pintu pun terbuka dan menampakan seorang dokter.

"Om dion cepet periksa putri." ujar niko antusias.

"Saya pusing melihat kalian seperti orang tidak waras. Sedari tadi saya mendengar kalian teriak-teriak! Untung saja ini ruang khusus jadi pasien yang lain tidak terganggu." protes dion panjang lebar sambil memijit pelipis nya. Namun mereka bertiga hanya memberi cengiran.

"Bagaimana putri? Apa sudah lebih baik?" tanya dion.

"Mendingan om. Om kapan putri boleh pulang?" tanya putri balik.

"Dua hari lagi, karna kamu harus istirahat terlebih dahulu." ucap dion penuh penekanan dan tatapan nya tajam. Putri tau artinya itu karna dia lupa cuci darah sudah tiga minggu lebih tepat nya dia malas, dan putri hanya nyengir tak berdosa.

"Yasudah saya keluar dulu." ucap dion. Dan setelah itu langsung keluar.

"Aarrghhss putri gua kangen elo." ucap abell yang langsung memeluk putri.

"Bell gue gak bisa nafas bego." ucap putri kesal.

"Hehe sorry put." kata abell sambil nyengir kuda.

"Akhir nya sadar juga lo put. Apa lo belom puas tidur panjang tuan putri." ucap reza yang menurut putri menyindir.

No ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang