"Sayang kamu kenapa?" tanya mama gue panik.
"Aku gakpapa ma." jawab gue. Sebener nya gue tau kalau seminggu ini mereka nyariin gua.
"Kemana aja lo selama seminggu!" kata kak dimas. ish dasar kakak galak.
"Putri nginep dirumah temen kak. Maafin putri ma, pa, kak niko, kak dimas." jawab gue bohong. Yaiyalah gue bohong kalau gue ngaku ntar bahaya.
"Kenapa kamu pucat seperti itu nak." kata papa gue.
"Putri cuma kecapean aja kok pa." kata gue bohong lagi. Ya ampun maafin gue ya.
"Yaudah sekarang kita makan dulu ya." kata papa gue.
Selama makan malam tidak ada yang berbicara. Putri senang melihat dimas yang sudah normal seperti dulu dan tidak mempunyai penyakit lagi, walaupun dirinya lah yang harus mengorban kan nyawa nya. Bagi putri itu tidak masalah karna dia sangat sayang kepada dimas.
"Ma, pa kira-kira siapa yang donorin ginjal untuk dimas?" tanya dimas. Putri sedikit terkejut mendengar perkataan dimas itu, tapi dia sebisa mungkin untuk mengubah ekspresi nya menjadi tenang agar tidak dicurigai.
"Papa sama mama juga gak tau sayang." jawab papa lesu.
"Karna orang itu gak mau ngasih tau identitas nya, padahal mama dan papa sudah memaksa om dion untuk memberi tau siapa pendonor itu. Tapi kata om dion dia pun tidak mengetahui nya." ucap mama panjang lebar.
"Bersyukur lo masih hidup! Dan berbuat baiklah sama adek lo!" ujar niko tajam.
"Gue gak punya adek! Adek gue udah mati dan dia bukan adek gue!" bentak dimas tak kalah tajam sambil menunjuk ke arah putri. Putri hanya tersenyum pedih, dia sudah biasa mendengar ucapan dimas yang seperti itu.
"Dimas! Jaga ucapan kamu!" ucap sang papa emosi. Sambil menggebrak meja.
"Pa, putri gakpapa kok." kata putri sambil tersenyum kecut.
"Tuh dia aja gak--" ucap dimas terpotong.
"DIA EMANG BILANG GAKPAPA! TAPI APA LO TAU KALAU DIA SELALU MENAHAN RASA SAKIT KARNA UCAPAN LO!" bentak niko. Sebenar nya dimas tidak ingin berbicara seperti itu. Tapi dia selalu memperbesar egonya.
"Kak! Putri gakpapa." kata putri menenang kan niko.
"Putri permisi ke kamar dulu ya ma, pa, kak." ucap putri.
"Iya sayang." ucap mama yang tak tega melihat anak angkat nya.
"MATI AJA LO!" ucap niko dan setelah itu pergi meninggal kan meja makan untuk masuk kedalam kamar sama seperti putri. Disisi lain putri sedang menangis di balkon kamar nya.
"Hiks kaya nya kak dimas emang gak suka gue disini hiks." ucap nya ke diri sendiri.
"Mama, papa. Putri kangen! Putri pengen pulang! Putri gak suka disini."
"Kapan mama sama papa jemput putri hiks, putri udah gak tahan disini." lanjut nya dan setelah itu putri sangat merasa pusing, wajah nya sudah sangat pucat. Putri segera bangkit dari duduk nya dan menuju kamar untuk mencari obat nya. Setelah menemukan obat nya putri langsung meminum nya dan setelah meminum nya putri masuk kedalam mimpi.
💐💐💐
"Dek, bangun dong udah jam 06:00 nih." ucap niko.
"Emm, iya kak." ucap nya dan segera bangkit dari tidur nya.
"Mandi terus cepet turun kebawah kita makan." ucap nya lagi.
"Iya kak." ucap putri dan setelah itu masuk kedalam kamar mandi.
💐💐💐
Angkasa school
"PUTRII" pekik dua orang yang tak lain abell dan reza. Yap mereka sekarang sudah putri anggap sebagai sahabat.
"Apa." kata putri sambil menaik kan satu alis nya.
"Kemana aja lo kok baru keliatan." tanya reza. Putri bingung hendak berbicara apa.
"Emm anu gu..gua jagain kakak gua." ucap nya gugup.
"Kok lo gugup gitu." kata abell menyelidiki.
"Kaga kok! Udah yuk masuk aja bentar lagi bel nih." Ujar putri cepat.
Selama jam pelajaran putri tidak konsen dengan pelajaran yang diterang kan di depan. Putri terus melamun. Abell yang menyadari hal itu pun menyenggol lengan putri.
"Apa?" Kata putri.
"Lo kenapa? Kok ngelamun mulu?" Tanya abell.
"Gue gakpapa kok. Udah perhatiin kedepan aja." Kata putri.
"Ada yang lo sembunyiin dari gua put?" Tanya abell menyeledik. Putri jadi gelapan tak tau harus menjawab apa.
"Gak ada lah bell mana mungkin gua nyembunyiin sesuatu dari lo." Jawa putri sambil tertawa kikuk.
"Putri, abella sedang apa kalian dibelakang! Perhatikan ke depan." Suara guru killer mengintrupsi pendengaran mereka.
"Gak ngapa-ngapain bu. Iya bu." Jawab putri gugup.
Kringgg kringgg
Bel istirahat telah berbunyi. Semua murid angkasa berhamburan menuju kantin.
"Put kantin yok." Ajak reza.
"Mager za." Jawab putri.
"Wooyy! Kantin yuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
No Problem
Teen FictionMembutuhkan waktu untuk mengubah hati seseorang yang kita sayang #don't forget follow and vote ya guys