part 11

10 4 0
                                    

Sudah seminggu putri tidak sadar kan diri, membuat niko semakin cemas, dion bilang dia hanya kecapean tapi tidak mungkin sampai seminggu begini. Awal nya niko ragu untuk menghubungi orang tua nya dan orang tua kandung putri. Tapi akhir nya niko memutus kan untuk menghubungi orang tua nya saja. Awal nya dimas tidak perduli dengan putri namun hati nya sangat gelisah memikir kan adik angkat nya.

"Om, apa putri belum ada perubahan?" tanya niko. Wajah nya terlihat sangat lelah dan kantung mata nya pun terlihat.

"Seperti yang kau lihat nik." jawab dion menatap putri sendu.

"Seharus nya om larang kamu putri. Dan seharus nya juga kamu tidak seperti ini." batin dion. Niko yang melihat dion diam saja merasa curiga dan ada yang mengganjal di hati nya.

"Om." panggil niko. Namun tak di gubris oleh dion.

"Om dion." panggil niko sekali lagi sambil menepuk pundak dion. Membuat dion terkejut.

"Om kenapa?" tanya nya lagi karna dion tidak menjawab.

"Eh, emm, om gakpapa kok." ucap nya sembari garuk garuk kepala nya yang tak gatal.

"Ada yang aneh." ucap nya dalam hati.

"Yaudah om niko mau ke kampus dulu bentar." ujar niko.

"Iya hati-hati." ucap dion. Niko hanya mengangguk lantas pergi.

💐💐💐

Angkasa school

"Za." panggil abell.

"Apa bell?" tanya reza

"Nanti pulang sekolah kita jenguk putri yuk za, gua kangen." ucap abell lemah, dan tak terasa air mata nya jatuh begitu saja. Reza yang melihat itu sangat terkejut, reza sangat tau perasaan sahabat nya ini, karna reza sudah berteman dengan abell sejak mereka kecil. Yang membuat nya terkejut adalah saat abell menangisi putri, pasal nya reza tidak pernah melihat abell menangis karna seseorang yang baru di kenal nya.

"Bell, jangan nangis. Iya nanti kita kerumah sakit kok." ucap reza lembut dan mencoba menenang kan sahabat nya. Abell tidak perduli dia nangis di dalam kelas, karna guru nya pun tidak ada.

"Ternyata lo sayang putri bell." batin reza.


Kringgg kringgg


Tidak lama kemudian bel pulang pun berbunyi dengan cepat abell dan reza menuju rumah sakit.

💐💐💐

SMA Angkasa

"Woy dim." panggil varo.

"Apa." jawab dimas datar.

"Gimana keadaan putri?" tanya rian. Yap mereka bertiga tau bahwa putri ada di rumah sakit.

"Gak tau." balas dimas. Tetapi di lubuk hati yang paling dalam dia juga mengkhawatir kan putri. "Iya ya, gimana putri sekarang? Apa dia udah sadar? Ah lebih baik gue ke rumah sakit aja." ucap dimas dalam hati.

"Sabar gue punya sahabat yang gak pengertian sama adek nya." ucap dika sambil memegang dada dan wajah di melas melas kan.

"Najis dik! Nyemplung aja lo ke sumur." ucap varo kesal.

"Ah ya ampun jangan buang dede mas." ucap dika dengan wajah di imut imut kan.


Pletak


"Ya ampun babang varo kok jahat sih sama dede." kata dika memasang muka sok sedih dan itu membuat rian dan dimas tertawa, tidak dengan varo yang sudah jengkel.

"Pacul coy pacul." ucap varo jengkel.

"Gue cabut dulu guys." ucap dimas tiba-tiba.

"Mau kemana lo?" tanya rian.

"Balik lah." kata dimas "ya pasti kerumah sakit lah." lanjut nya dalam hati. Dengan gerakan cepat dimas pergi kerumah sakit.

💐💐💐

Setiba dimas dirumah sakit hanya bau obat-obatan lah yang masuk ke indra penciuman dimas. Putri dirawat diruang khusus jadi tidak ada suara bising yang akan mengganggu nya.

"Hey, apa kabar?" tanya dimas. Selama ini dimas sering datang menjenguk putri namun tidak ada yang tau akan hal itu. Seperti sekarang tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan putri.

"Apa lo gak bosen tidur mulu? Cepat bangun dan lakukan aktivitas seperti biasa." dimas tertawa getir. Dimas tidak tau sedari tadi dua orang memerhatikan dia dari balik pintu.

💐💐💐

"Za ayok cepetan bawa mobil nya." ujar abell. Reza sendiri frustasi sedari tadi abell meminta bawa mobil dengan cepat. Tapi abell tidak memperdulikan keadaan yang sedang macet panjang.

"Abell sayang lo gak liat atau gimana? Lo liat di depan macet panjang?" jawab reza geram. Namun abell tidak perduli dia ingin cepat-cepat sampai dirumah sakit dan melihat keadaan sahabat nya itu.

"Cepet za cepet itu udah pada maju." ucap abell sambil menunjuk ke arah depan. Reza tak menghiraukan abell dia tetap menjalan kan mobil nya.

💐💐💐

Sesampai nya dirumah sakit reza menahan pergelangan tangan abell. Membuat abell kesal.

"Apa sih?" tanya abell geram.

"Lo liat kedepan." jawab reza dan menunjuk keruangan putri. Dimana disana ada dimas yang sedang menggenggam tangan putri dan satu tangan mengusap rambut nya.

No ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang