part 10

9 4 0
                                    

"Woyy kantin yuk" ucap abell mengaget kan.

"Sialan lo! Untung gue gak jantungan!" umpat reza.

"Kenapa gak jantungan aja terus mati deh." ujar abell dengan wajah polos nya membuat putri tertawa.

Pletak

"Adaww kamprett! Sakit curut." ringis abell karena dapat jitakan dari reza.

"Makanya tuh mulut di jaga! Ntar gak ada yang setampan gue dan gemesin kaya gue." ucap reza dengan pede nya.

"Najis huueekkk huueekk! Ngidam apa tante sarah punya anak kaya gini." ujar abell dengan gaya seolah-olah ingin muntah.

"Yeeehh itu kan fakta! Waktu gue sakit aja lo nangis nangis dan gak mau sekolah." ucap reza dengan gaya sok cool nya.

"Gua khilaf coyy!" ujar abell kesal.

"Udah udah, lo berdua ribut mulu." ucap putri mempererai mereka.

"Reza duluan put."

"Abell duluan put."

"Heh elo yang salah dongo."

"Elo yang ngagetin curut."

"Bodo dah."

"Amat dah."

"Setan!"

"Kunti."

"Pocong."

"DIAM!!" teriak putri membuat mereka diam seketika.

"Nah kan kalo gini enak adem anyem. Oiya bentar lagi kita UN ya?" lanjut nya lagi.

"Iya put bentar lagi kita UN." ucap reza.

"Gue deg-degan nih put." ucap abell.

"Masih lama curut." ucap reza.

"Iya ya." ucap abell lagi.

Selama istirahat hanya mereka habis kan dengan perbincangan kecil. Sampai akhir nya jam pulang pun tiba. Kali ini putri masih menunggu di depan gerbang karena kakak nya belum menjemput nya.

"Put oyy, balik sama siapa?" tanya reza sambil menepuk pundak putri.

"Masih nungguin kak niko nih." ucap putri.

"Bareng kita aja yuk." tawar abell dan putri hanya menggeleng.

"Ayo put lo udah pucet banget gitu." ucap reza dengan nada khawatir.

"Iya put bareng aja deh dari pada lo kenapa-napa. Lagian sekolah udah sepi." timpal abell yang di angguki oleh reza. Putri berfikir sejenak lantas dia mengangguk bahwa dia menerima tawaran abell dan reza. Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara. Hanya alunan musik yang terdengar.

"Put." panggil abell. Tapi putri tak bergeming.

"Putri." panggil nya lagi namun putri masih tak menjawab. Saat abell menengok ke belakang betapa terkejut nya saat melihat putri yang sangat pucat dan hidung nya mengeluar kan banyak darah.

"Za, za berenti za." ujar abell panik. Reza pun memberhentikan mobil nya.

"Kenapa bell?" tanya reza.

"Putri hiks, za putri." reza bingung melihat abell yang menangis sambil menyebut nama putri dan reza pun menengok ke belakang dan terkejut melihat putri yang sangat lemah.

"LO PINDAH KE BELAKANG BELL CEPET! KITA BAKAL KERUMAH SAKIT!" pekik nya. Dan dalam sekejap abell sudah berada di kursi belakang. Dengan gerakan cepat reza menancap gas dan menuju rumah sakit. Sesampai nya di rumah sakit reza langsung membopong putri ala bridal style.

"SUS CEPAT TOLONG TEMAN SAYA." teriak reza sangat kencang. Dan beberapa suster pun datang segera membawa putri.

"Maaf adek tunggu diluar saja." ucap salah satu suster. Abell dan reza hanya terduduk lemas, mereka tak tau putri kenapa. Tetapi mereka khawatir dengan putri.

"Za." lirih abell.

"Ya?" jawab reza pelan.

"Kita harus hubungi siapa?" tanya abell di sela-sela tangis nya.

"Kita hubungi kak niko aja pakai handphone putri, karna kita gak ada nomor nya." dengan gerakan cepat abell mencari nomor niko dan segera menekan tombol hijau.

"Halo." ucap abell.

💐💐💐

Disisi lain niko panik mencari putri, dia sudah menghubungi tetapi tidak ada jawaban. Tiba-tiba saja ponsel nya berdering, menandakan ada telpon, dengan cepat niko mengambil ponsel nya dan melihat siapa yang menelepon, niko sangat lega ketika tau bahwa putri yang nelpon dirinya. Segera dia mengangkat nya.

"Halo" niko mengernyit bingung. Karna bukan suara adik nya yang di dengar.

"Ini siapa?" tanya niko. Tiba-tiba terdengar suara isakan dan itu membuat niko menjadi khawatir dengan putri.

"Kak hiks, ini abell temen putri hiks, pu..pu..putri a..ada di..di rumah sakit." Ucap abell di sebrang sana. Membuat niko melemas.

"Dimana rumah sakit nya? Cepat kirim alamat nya lewat sms." dan setelah berucap seperti itu niko langsung mematikan telpon nya. Dengan cepat dia langsung pergi kerumah sakit dimana adik nya berada. Dia sangat khawatir dan dia tidak ingin gagal menjadi kakak seperti dulu. Niko sudah sampai dirumah sakit, dan itu rumah sakit milik papa nya sendiri. Dia berlari dikoridor rumah sakit. Sesampai didepan ruangan niko melihat dua orang yang dia yakin teman putri.

"Dimana putri sekarang?" tanya niko.

"Dia ada di dalam kak." jawab reza, karna abell masih menangis.

"Kenapa ini bisa terjadi." lirih nya. Saat reza hendak menjawab langsung ditahan oleh abell dan abell lah yang menceritakan semua. Membuat niko merasa bersalah karna tidak jemput tepat waktu.

"Gua janji ini gak akan keulang lagi dek. Cepat sembuh." batin niko.

No ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang