Part 4

57 1 0
                                    

Author Pov

Matahari pagi, menelusuk masuk dari celah-celah jendela kamar Senja. Namun, Senja masih saja betah dengan tidurnya, jam sudah menunjukan pukul 9.

Keadaan rumah Senja masih dan selalu sepi. Menyisakan Senja yang masih tertidur, orang tuanya sudah bergegas pergi bekerja, sedangkan Kakaknya masih berlibur dengan teman satu kampusnya. Hari ini adalah dua hari terakhir liburan sekolah Senja, jadi Senja memuaskan diri untuk bangun siang, dan menikmati malam untuk begadang.

"Hoaaaammm". Terdengar suara Senja, menandakan ia sudah mulai membuka matanya.

Ia melirik, mengamati seluruh sudut ruangan kamarnya. Keadaan yang masih sama dengan terakhir kali sebelum ia menutup matanya. Rutinitas Senja selalu seperti ini, mengamati seluruh kamarnya. Ia selalu mengecek keadaan barang-barangnya yang selalu ia beri nama. Alasannya kenapa ia memberi nama barang-barangnya adalah agar tidak tertukar, begitu katanya.

Senja melangkah maju menuju aquarium miliknya, yang berada di sudut ruangan dekat dengan jendela kamarnya. Ia melihat, ternyata si 'Aro' nama ikan koi kecilnya masih hidup setelah ia tinggal 5 hari untuk berlibur. Senja memberi makanan untuk Aro, agar Aro tidak kelaparan dan ia berharap Aro bertahan hidup lebih lama di banding dengan Kuku, Nami, Roro, Kuy, Jas, Frog, nama-nama ikan yang sempat ia pelihara namun berakhir dengan kematian.

Setelahnya, Senja kembali duduk di kursi dekat aquarium. Ia melihat handphone miliknya yang tergeletak di atas meja di samping kursi berbentuk bibir kesayangannya. Senja melihat notifikasi dari HP nya, mengaharapkan seseorang menghubunginya, namun hasilnya nihil.

Terlihat kesedihan di raut wajahnya, ia mengembalikan handphone miliknya di atas meja. Lalu, ia kembali ke atas kasurnya.

Senja Pov

"Tom, asli lo ninggalin gue gitu aja tom?". Gue ngobrol sendiri dengan diri gue, mengingat Tommy yang sudah dua minggu ini menghilang dari radar gue.

Kalo ngomongin Tommy sekarang, selalu bikin gue resah, ada sesakan di dada gue setiap kali gue mengingat dia.

Tommy seseorang di sebrang sana, yang dari awal dia udh bikin gue kelepek kelepek. Tommy adalah teman kakak gue, gue kenal sama Tommy udah dua tahun, tapi dekatnya baru 6 bulan yang lalu, ketika dia sering banget main ke rumah gue buat ketemu sama kakak gue.

Tommy seseorang dengan rambut gondrong tak teratur sebahu dengan agak keriting, hidung yang mancung, bulu mata yang sangat lentik mengalahkan kelentikan bulu mata gue, mata khas orang-orang middle east ditambah dengan kacamata yang sedikit menutupi keindahan matanya, namun menambah kegantengan yang ada pada dirinya. Penampilan yang tidak rapi, kemeja flanel yang terbuka dengan kaos didalamnya ditambah jeans yg robek-robek, itulah gaya khas nya yang sangat bad boy. Dan gue suka dia.

Kesukaan gue ini bermula ketika gue pertama melihat dia dua tahun lalu, ketika dia pertama kali main ke rumah gue. Awal ketertarikan gue ke dia adalah, penampilan dan tentu wajahnya yang sangat ganteng kalo menurut gue. Tak cuman fisiknya aja yang menarik hati gue, pembawaan diri dia yang sangat menyenangkan, loveable, dan sangat humoris. Pokoknya kriteria cowok idaman gue, ada pada diri Tommy Permana.

Betapa gue seneng ketika 6 bulan lalu, dia ada menghubungi gue. Setelah beberapa kami berhubungan lewat socmed, dia memberanikan diri mengajak gue jalan. Setelahnya gue dan Tommy menjadi lebih dekat.

Namun, tiba-tiba badai datang menyerang negara api. Entah kenapa dua minggu terakhir ini dia menghilang, setelah hari terakhir UAS dan kami bertemu untuk makan siang. Setelahnya, ia menghilang sampai sekarang.

Gue engga tau, apa sebenernya kesalahan gue ke Tommy. Terakhir ketemu dia, gue rasa gue engga melakukan kesalahan apapun ke dia.

"Arrrgggghhh, kenapa sih Tom kenapa?" Teriak gue di dalam kamar.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang