Part 5

26 1 0
                                    

Author Pov

Sejak pertemuan mereka berempat yang tak sengaja. Akhirnya mereka pergi makan bersama, terlihat keceriaan diwajah Senja dan Lazuardi. Namun, berbeda dengan wajah Ochi yang sepertinya terganggu dengan keberadaan Senja dan Adi.

"Rese lo, Ar". Terlihatlah senyuman yang terlihat dari wajah Senja.

"Biarinlah, Ra". Senyumanpun terlontar dari wajah Lazuardi.

"Kalian masih lama di sini?" Celetuk Ochi, ditengah-tengah obrolan mereka.

"Hah?" Sahut Senja dan Lazuardi berbarengan.

"Kenapa Chi?" Tanya Lazuardi kepada Ochi, Lazuardi sedari tadi tidak sadar akan ketidaknyamanan Ochi berada ditengah-tengah mereka.

"Kalo masih lama, kayanya gue mau pulang duluan deh". Begitu kata Ochi.

"Eh ko? Kan kita belum nemuin barang yang lo cari Chi". Heran Lazuardi, karena sebenarnya Lazuardi sedari tadi mengantar Ochi yang meminta ditemani olehnya.

"Engga apa apa Di, lain kalo aja. Lagian ini gue udh di smsin nyokap gue buat gue nyuruh pulang". Jelas Ochi.

"Eh yudah gue anterin lo pulang deh, Chi. Lo kan ke sini sama gue".

"Gue bisa sendiri ko Di, lagian banyak taxi ini". Tolak Ochi.

"Engga apa apa, yuk. Gue kan orangnya bertanggung jawab". Ucap Lazuardi sambil tersenyum membanggakan diri sendirinya.

"Elah, malesin lo!!" Tiba-tiba terdengar suara Senja, yang sedari tadi menyimak percakapan antara Lazuardi dan Ochi.

"Yaudah gue balik duluan ya, Ra". Pamit Lazuardi kepada Senja.

"Yoooiiii broh, hati-hati yah". Balas Senja, dengan senyum yang terlihat sedikit tidak ikhlas.

"See you next time, Di". Sahut Lazuardi sambil menyalami tangan Adi.

"See you. Gue harus tau lebih banyak apa yang dilakuin Senja tanpa gue selama ini". Ungkap Adi.

Setelah berpamitan mereka berdua pergi, hanya menyisakan Adi dan Senja yang masih betah tinggal di restourant tersebut.

"Seberapa deket lo sama Lazuardi?" Tanya Adi tiba-tiba.

"Kepo deh lo!!!" Ucap Senja sambil menyeruput es Cappucinno yang ia pesan.

"Posisi gue udah diganti sama dia?" Terdengar suara tidak rela yang keluar dari mulut Adi.

"Dramatisir banget sih hidup lo. Lagian nih yah, emang dulu posisi lo gimana di hidup gue?"

"Senja dulu kan lo kalo ada apa apa suka nyariin gue. Kalo sekarang??"

"Lo tuh lagi ngelucu atau apa sih, Di? Pas lo pindah k Aussy lo ga ada kabarnya ke gue. Terus gue ngehubungin lo gimana? Suka aneh deh". Sahut Senja dengan nada sedikit kesal, karena Senja harus menerangkan sesuatu yang tidak seharusnya dia jelaskan.

"Iyaaa juga sih yah. Jd lo sama Lazuardi?"

"Gue sama dia itu temen, yaaa temen yang kalo lagi butuh temen cerita selebihnya yaaa biasa aja. Gue tuh sama dia kaya temenan kalo pas butuh doang, tp kalo lagi engga ada kebutuhan ya udah tinggalin aja. Maybe it's a little freak, but that's the fact. And we enjoyed everymoment we needed each other. Dan lebih anehnya lagi kita engga sama sama tersakiti".

"Ooooowwwwhhhh". Nada yang sedikit bernafas lega terdengar dari mulut Adi. "Pantesan, gue liat lo deket banget sama Lazuardi". Tambah Adi.

"Yaaa gitu deh, lo tau kalo gue lagi galau, seneng, sedih, kesel, marah, bahkan nangis sekalipun orang yang selalu gue cari yaaa dia. Begitupun sebaliknya, tapi kalo kita lagi engga dikeadaan yang kaya gitu yaaa kita sibuk sama dunia kita masing-masing". Penjelasan yang keluar dari mulut Senja.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang