Part 10

12 0 0
                                    

Author Pov

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, kebahagiaan untuk seluruh siswa SMA Bina Bangsa. Keramaianpun terdengar dari segala sudut. Tak ada yg berbahagia dengan kepulangan sekolah, semua orang bergembira.

Mereka semua berhamburan keluar kelas, namun berbeda dengan para anggota OSIS yang hari harus melaksanakan rapat untuk kegiatan MOS esok harinya.

Walaupun kelas belum begitu efektif karena baru masuk sekolah, namun tetap saja tidak ada yang berbeda dengan jam pulang sekolah SMA Bina Bangsa.

Senjarani dengan gerombolannya yang masih berada di dalam kelas, masih membicara sesuatu hal yang "perempuan sekali", mulai dari membahas lipstick, bedak, tas, sepatu, hingga membahas laki-laki tampan.

Fenny memlangkah ke arah meja Senja, yang terlihat masih sibuk membereskan peralatannya kedalam tas. "Hai Senja".

Senja menoleh, menghentikan sejenak aktivitasnya. "Eh Fen", terlihat ekspresi Senja yang sedikit heran dengan sapaan Fenny.

"Mmmmss", Fenny berpikir sejenak. "Ardi?"

Oh baiklah Senja menangkap sapaan Fenny tadi kepadanya. "Ardi? Kenapa Fen?". Fenny tersenyum, ia menggaruk leher yang tak gatal.

"Salam yah buat Ardi dari gue", ekspresi malu malu mau sangat terpancar jelas diwajahnya.

"Okee okee Fen". Hal yang biasa Senja dapat dari Fenny. Setelahnya, Fenny melangkah pergi meninggalkan kelas.

*****

Senja Pov

Pulang sekolah kali ini, gue memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Entahlah, rasanya hari ini bener-bener bikin mood gue hancur.

Penyebabnya adalah, tadi pagi setelah bangun tidur gue iseng buka hp terus gue buka ig dan gue nge-stalk ig nya Tommy. Setelah berminggu-minggu akhirnya dia upload foto, yang entah kenapa sukses jadi moodbreaker gue hari ini.

Semua karena, semenjak dia engga ada ngehubungin gue lagi dia engga pernah ada lagi aktivitas disemua sosmed nya, terus tadi pagi dia upload foto. Ditambah semalem gue chat dia, karena beneran gue kangen banget sama dia, akhirnya gue engga bisa nahan diri buat engga menghubungi dia. Tapi nyatanya, chat gue engga dibales.

Ah pupus sudah harapan gue sama Tommy. Kayanya gue terlalu ngarep sama dia, padahal dia biasa aja ke gue. Dan yaaa semalem adalah terakhir kalinya gue chat dia, gue harus lupain Tommy. Kalo kata Ardi masih banyak cowok lain.

Tepukan dari Anya mengagetkan gue yang sedang melamun, "lo gue perhatiin dari tadi ngelamun aja lo. Kenapa sih Senja cantik?".

Gue sedikit terlonjak, "eehhh. Engga, gue engga apa apa".

"You sure?" Anya makin memiringkan kepalanya untuk melihat wajah gue, "yes sure".

Terdengar helaan nafas Anya setelah mendengar jawaban dari gue, mengangguk sedikit.

Gue dan Anya melanjutkan perjalanan menuju tempat parkir mobil yang berada di luar sekolah. "Lo bawa mobil?", kata Anya sambil merapikan rambutnya yang tidak ia kuncir.

Gue hanya mengangguk.

Terdengar langkah yang sedikit terburu-buru dibelakang gue, akibat dari langkahnya tersebut bahu gue sedikit tersenggol oleh orang tersebut. "Eh so sorry"

Gue memegang bahu gue yang sedikit cenat-cenut, pasalnya yang nabrak gue itu adalah laki-laki. Sedikit bisa terbayangkan, bagaimana tenaganya.

"It's ok". Kata gue sambil tersenyum ramah ke arah laki-laki tersebut. Lalu, gue medongakan muka gue. Ternyata itu adalah Danish si ketua OSIS.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang