Part 9

21 1 0
                                    

Author Pov

Keesokan harinya..

"Bangun, Ardi!!" terdengar suara teriakan dari bibir mungil wanita cantik diusianya yang sudah menginjak 40 tahun, sambil mengguncangkan tubuh Lazuardi.

"Ardi, ini udah jam setengah 7!!!" katanya lagi.

Sedangkan, Lazuardi terlihat masih terlelap dalam tidurnya.

"Ardi, mamah siram yah". Begitu katanya, sambil lebih berteriak. Agar anak sulungnya itu bangun, dan berangkat sekolah.

"Hoooaaaammm". Terdengar uapan yang sangat santai dari mulut Lazuardi.

"Apaan sih mah?" sambil mengucek bagian mata kanannya. "Apaan apaan? Bangun, ini udah jam setengah 7. Sana mandi!!"

Lazuardi memasang wajah kagetnya, ketika mamahnya memberi tau bahwa sudah pukul setengah 7. Yang artinya, ia hanya punya waktu 30 menit agar tidak terlambat ke sekolah.

30 menit, untuk mandi, sarapan, dan perjalanan ke sekolah. Secepat kilat, ia terbangun dari kasur king size miliknya, lalu berlari ke arah kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Sedangkan, mamahnya yang masih sangat terlihat awet muda hanya mendecak kesal karena anaknya yang selalu susah bila dibangunkan pagi pagi untuk berangkat ke sekolah.

15 menit kemudian

Terlihat seorang Lazuardi menuruni tangga rumahnya dengan tergesa gesa, dengan keadaan rambut yang masih basah dan belum disisir, seragam sekolah yang belum ia kancingkan, serta menenteng sepatu.

Ia berhenti di ruangan tengah, tempat di mana orang tau, adik, dan dirinya menghabiskan obrolan bersama.

"Sarapan dulu, Di" suruh mamahnya.

"Engga akan keburu mah". Begitu katanya, sambil tangannya tak berhenti memakaikan sepatunya.

"Makanya, kamu tuh kalo dibangunin pagi jangan susah. Liat sekarang, yang kesusah sendiri dan yang rugi siapa?"

Omelan pagi Lazuardi, akibat dirinya yang bangun kesiangan.

"Ssstttt mah, Ardi lagi konsen nih".

Terlihat mamahnya menghampiri Ardi di ruang tengah yang keberadaannya tak jauh dari ruang makannya. "Nih", menyodorkan bekal untuk Lazuardi.

"Apaan tuh?" Lazurdi melirik sebentar, untuk melihat apa yang mamahnya bawakan untuknya.

"Racun!!" begitu kata mamahnya sambil sinis. "Bekel dong, Ardi sayang. Bisa kamu makan pas di jalan ke sekolah".

"Oh, makasih mah". Begitu katanay sambil mencium pipi kanan dan kiri miliknya.

"Ardi berangkat". Pamitnya, dan Lazuardi merupakan orang terakhir yang meninggalkan rumah keluarga Arga, karena mamahnya hanyalah Ibu Rumah Tangga. Sehingga ia tak perlu pergi kemana mana, selain pergi menemani suaminya yang tugas ke luar kota atau bahkan luar negeri, atau hanya sekedar pergi refreshing.

Lazuardi Pov

"Ah telat!" ketika gue melihat kenyataan bahwa gerbang sekolah sudah tutup, dan jam sudah menunjukan pukul 7 lewat 10 menit.

Perjalanan dari rumah gue ke sekolah engga terlalu jauh, tapi karena gue berangkat agak siang alhasil gue harus bermacet macetan ria, dan kalian tau sendiri hasilnya kaya apa.

Gue menghampiri gerbang sekolah, setelah gue memarkirkan mobil gue di pinggir jalan. Itu semua karena gue telat, konsekuensinya gue harus memarkirkan mobil di luar area sekolah.

"Eh Mas Ardi". Seru Pak Heru satpam sekolah gue yang lagi berjaga di dekat gerbang sekolah.

Gue cuman cengir, dan gue memperhatikan lapangan depan sekolah yang masih dipenuhi oleh murid murid baru yang sedang melaksanakan upacara.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang