Author Pov
Sudah pukul 6 sore, Senja dan Lazuardi masih berada di Kopi Purnama. Sepertinya kegalauan Senja sedikit tersingkirkan karena kehadiran Lazuardi.
Mereka berdua sempat tertawa terbahak-bahak, entah apa yang mereka tertawakan. Sampai perut Senja sedikit sakit karena terus tertawa.
"Udah Ra udah ih".
"Ya habisnya sih lo. Masa sih Fahmi kaya gitu". Senja masih sedikit tidak percaya dengan apa yang diungkapkan Lazuardi.
"Tanya aja sama dia kalo ga percaya, Ra". Jawabnya.
Senja akhirnya menyudahi tawanya. Ia melirik jam tangan miliknya, "eh udah jam 6 Ar".
Lazuardi mengikuti pergerakan yang dilakukan Senja, "Eh iyaa lho".
"Yuk pulang, lagian lo belum pulang dari tadi Ar". Yang diajak malah tersenyum, "tenang Ra, limit nya sampe jam 10 ko".
Ia mulai membereskan barang barang yang berada diatas mejanya. "Yuk".
Setelah membereskan barang barangnya mereka berdua beranjak dari meja, kemudian beralih ke arah meja kasir.
"Mas Ali". Sapa Senja dengan ceria.
"Duh udah seneng lagi nih mbak". Mas Ali mendapat pelototan dari Lazuardi, ia takut Senja akan teringat lagi pada kejadian beberapa jam lalu.
Senja menundukan kepalanya, malu. Mas Ali pun melakukan hal yang sama, tanda ia merasa bersalah.
"Berapa semuanya mas?" Tanya Lazuardi memecakan awkward momment.
"Gratis mas". Jawab mas Ali sambil tertawa.
Mereka berdua heran, "lho?" Senja membuka suaranya.
Mas Ali mengangguk, "special buat pelanggan setia".
"Yakin mas?", Lazuardi meyakinkan.
"Iya lah mas, masa bercanda".
Senja dan Lazuardi tersenyum, mereka berdua terlihat senang. Apalagi Senja, ia sangat bersyukur banyak orang yang menghiburnya ketika ia sedang bersedih.
"Sering-sering dong mas kalo gratis gini". Begitu kata Lazuardi.
"Kalo keseringan malah bisa bangkrut Mas". Kemudian mereka bertiga tertawa.
"Duh makasih banget yaa mas Ali". Senja mengucapkan terimakasihnya kepada Mas Ali.
"Sama-sama mbak. Sering-sering ke sini ya mbak, biar pemandangan di sini enak". Mas Ali mulai menggoda Senja.
Lazuardi melirik mas Ali, "apa nih maksudnya?"
Senja terlonjak kaget, pasalnya Lazuardi sedikit meninggikan suaranya. "Eh engga mas, bercanda".
"Apaan sih Ar". Tegur Senja.
Yang ditegur hanya menggaruk rambutnya, ia salah tingkah.
"Yudah deh mas, makasih yaa mas. Duluan mas". Pamit Senja, sambil menarik tangan Lazuardi yang ia masukan kedalam saku hoodie miliknya.
Setibanya di tempat parkiran, Senja menurunkan tangannya yang sedari tadi menarik tangan Lazuardi. "Dah Ar".
"Eh?" Lazuardi heran, "lo pulang sama siapa Ra?".
"Sendiri".
"Bawa mobil?"
Senja menggeleng.
Dasar Senja, mana mungkin Lazuardi tega membiarkan Senja pulang sendirian. "Lo pulang sama gue", giliran Lazuardi yang menarik tangan Senja. Ia membawa Senja ke bangku penumpang di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
Teen FictionLove come with a million convertation, it's just like us. Or maybe, in our first met I felt like you.