Chapter 3

70 6 16
                                    

( Harry POV)

Aku berdiam dikelas kali ini aku sedang menunggu Clarissa, kemana anak itu? Sudah jam segini tetapi belum muncul juga batang hidung nya.

Sudah 1 jam aku menunggu nya , tapi dia belum datang juga. Merasa geram, aku keluar kelas untuk mencari Clar.

Saat aku melewati lorong kampus, aku melihat bayangan 3 orang wanita. Ugh! Aku tidak tau siapa mereka, aku berjalan mendekat

" Kau tidak boleh mendekati nya, jalang! Dia milik-ku."

" aku hanya berteman dengannya! Dan aku tidak akan merebut Harry mu itu! Brengsek! Lepaskan aku!"

Kenapa mereka menyebut namaku? Merasa aneh akupun melangkah lebih dekat.

" Aku tidak akan melepaskan mu sampai kau mau menjauh dari Harry! He's mine!"

" Apa? Tidak! Untuk apa aku menjauhi nya hanya kerena ancaman konyol mu itu!"

Aku mengenal suara ini! suara ini seperti suara Clarissa.

" Jauhi dia atau kubunuh kau saat ini juga."

" aku.tidak.takut.dengan--- argh!! Sialan."

" hah! Masih mau melawan hmm? Aku--"

"HENTIKAN!!" teriak ku keras

Aku sudah tidak tahan, amarah ku meluap luap sampai ubun ubun ku.

Persetan dengan ini semua!

" Ha--harry? Ka-kau--"

"brengsek! Jalang! Kenapa kau menyiksa Clarissa? Dia tidak salah!" bentak ku

Jade berdecak " aku melindungimu dari jalang sialan ini Harry! Seharusnya kau berterima kasih."

" untuk apa aku berterima kasih? Kau jalang sialan! " aku menampar pipi jade dengan cukup keras.

Aku sudah tidak tahan, aku melanggar perinsip ku untuk tidak memakai kekerasan terhadap wanita tapi sekarang aku melakukannya.

Jade sudah bertindak keterlaluan, dia menyiksa Clar layaknya seorang psikopat!

" harry, kenapa kau menamparku?" tanya Jade pelan

" ITU BELUM SEBERAPA DENGAN TINDAKAN MU TERHADAP CLARISSA! AKU AKAN MENGADUKAN HAL INI KEPADA MR.ANDERSON DAN KAU AKAN DIKELUARKAN DARI KAMPUS INI, KAU GILA!" teriakku keras

Jade menangis dan berlari menjauhi tempat ini bersama dengan anak buah nya.

Aku menghampiri Clarissa dan melepaskan tali yang mengikat kedua tangan dan kaki nya.

Keadaanya sangat buruk. Wajahnya lebab karena luka, pelipisnya mengeluarkan darah.

" Clar bertahan kumohon." ucap ku

Aku menggendong Clarissa ke UKS.

" dok, obati dia tolong." ucap ku kepada dokter wanita ini.

Dia hanya mengangguk, membersihkan luka luka Clarissa.

Aku berjalan menuju ruang Guru, dengan tergesa gesa aku harus melaporkan semua kejadian ini.

" Mr.Anderson aku perlu berbicara kepadamu." ucap ku terburu-buru

Dia menaikkan satu alisnya " Harry ada apa?" tanya nya bingung

" Ak-aku --"

" Ah Harry tidak perlu gugup seperti itu. Kau sudah kuanggap seperti putra ku sendiri, kau putra Des sahabatku nak." ucap nya memotong perkataan ku lalu tertawa terbahak-bahak

If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang