Chapter 5

49 4 0
                                    

Sorry for typos guys
Hope you enjoy xx
Budidayakan vote sebelum baca
Dan comment sesudah baca;")
Love you
-N

*****

Aku dan Liam terus berbincang layaknya teman lama, tak terasa hari sudah semakin sore dan matahari sudah hampir terbenam.

" Liam, ehm.. Hari sudah semakin sore sebaiknya aku pulang." setelah berpamit kepada Liam aku segera bangkit

Tetapi tangan Liam menahan pergelangan tanganku sehingga mau tidak mau aku dengan cepat menoleh kepada nya.

" Tidak baik kau pulang sendiri lagipula kau perempuan, sebaiknya kau bersama ku saja. Kau tidak tau? Di daerah sini banyak sekali penjahat kelamin yang--"

" Oke stop! Kau menjijikan, Liam aku tidak keberatan jika pulang sendiri lagipula aku sudah terbiasa kau tidak perlu berlebihan." ujar ku memotong pembicaraan Liam yang menjijikan

Liam terkekeh " tidak ada penolakan, nona! Sebaiknya kau cepat berganti baju dan setelah itu aku akan mengantarkan mu pulang."

Aku memutar bola mataku malas " tidak Liam lagipula ak--"

" Oh kau takut Harry tau? Tenang Clar, aku hanya mengantarkan mu pulang Harry tidak akan marah." ujar nya cepat lalu tertawa

" Terserah kau tuan Payne." gumam ku

terpaksa aku memasuki ruang ganti, dengan cepat aku mengganti baju ku. Menyisir rambut ku yang berantakan, memakai parfum lalu keluar dan menghampiri Liam.

" Wow cepat sekali nona, baiklah silahkan masuk." ucap Liam

Aku tidak memperdulikan ucapan pria bodoh itu, aku memilih segera masuk kedalam mobil Liam.

Tak lama kemudian Liam menjalankan mobilnya, tidak ada yang berbicara diantara aku dan Liam dan aku bersyukur akan hal itu.

Karena aku sedang malas untuk berbicara ataupun marah marah.

" Kau terlihat sangat lelah." ucap Liam acuh. Aku diam tak merespon ucapan konyol nya itu.

" Kau dan Harry sudah menjadi kekasih, eh? "

Astaga pria ini! Benar benar membuatku pusing.

" aku dan Harry hanya teman, puas kau? " ujar ku serkas

Liam hanya terkekeh dan terus berbicara mengenai penggemar Harry yang membenci-ku, mereka tidak suka jika aku berdekatan dengan Harry. Ewh, berlebihan.

" Bisakah kau diam? Telingaku panas mendengar ucapan konyol mu!" ucap ku tegas, lalu menatapnya tajam

" Aku tidak perduli." gumam Liam tetapi masih bisa ku dengar

Aku hanya menghela napas kasar lalu melihat kearah luar jendela.

Astaga! Harry! Aku jadi merasa bersalah karena telah menghiraukan nya tadi.

Jika dia benar benar marah? Aku harus bersusah payah meminta maaf kepadanya.

" Aku tau kau memikirkan Harry." ucap Liam

If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang