Chapter 16

31 5 2
                                    

Enjoy guys!
Sorry for typos.

***

(Author's POV)

Seorang gadis pirang berawakan tinggi tengah berjalan seorang diri, dia tidak melihat keadaan sekitar matanya terus manatap lurus kedepan tanpa peduli apa dia menabrak seseorang atau tidak.

"Clarissa!" dia tidak memperdulikan siapa yang menyerukan nama nya.

"Berhenti, Clarissa Smith!" untuk kedua kali nya ia menghiraukan suara tersebut.

"Clarissa, aku bilang berhenti!" teriakan itu semakin keras.

Dengan terpaksa gadis itu melihat ke belakang, dia melihat tengah berdiri seorang pria berambut ikal. Clarissa menaik-kan satu alis nya ke atas, tanpa rasa bersalah dia menghampiri pria itu.

"Apa?" tanya nya seadanya.

Harry. Laki-laki yang meneriaki nama nya menghembuskan napas kesal, menatap gadis itu tajam. Ia sudah mengejar Clarissa, dan tanpa rasa bersalah Clarissa hanya menjawab 'apa?'

"Kau ini! Aku sudah meneriaki nama mu berulang kali. Ku rasa ada gangguan di telinga mu,"

Clarissa tertawa pelan mendengar ucapan Harry, sedari tadi ia mendengar teriakan kekasih nya itu tetapi Clarissa sengaja menghiraukan nya.

Jika kalian bertanya, ada dimana mereka. Mereka berada di taman dekat kampus, kedua sepasang kekasih itu membolos jam terakhir dan pergi ke taman ini.

"Iya iya! Maaf."

"Tidak!"

Clarissa menautkan kedua alis nya. "Hah?"

Harry merangkul gadis itu, mengapit kepala Clarissa diantara lengan kekar nya. Carissa memekik keras, meminta Harry melepaskan nya.

'Hitung-hitung balas dendam atas perbuatan nya tadi!' batin Harry

Clarissa terus memekik, memukul-mukul lengan Harry berusaha meloloskan diri. Harry hanya tertawa dan terus mengapit Clarissa, dia menghiraukan teriakan gadis itu.

"Kau 'ingin balas dendam, ya?! Harry, lepaskan!"

"Katakan 'jika kau mencintai ku, baru aku akan melepaskan mu, sayang.." Harry berucap pelan.

"Aku mencintai mu!"

"Apa? Aku tidak dengar."

"Harry ini tidak lucu!"

"Memang!"

"Lepaskan."

"Katakan sekali lagi."

"AKU MENCINTAIMU!"

Harry melepaskan Clarissa lalu tertawa keras, sedangkan Clarissa hanya memandang Harry sengit, ingin sekali Clarissa meninju muka tampan Harry. Harry masih tertawa melihat muka Clarissa yang memerah, dengan kekesalan yang menumpuk Clarissa meninggalkan Harry, dia memilih untuk membeli minuman dingin.

If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang