Peter duduk disebuah bar yang tidak jauh dari pantai tempat ia melihat Feeya dan Brooklyn. Tatapan matanya kosong, seolah tidak ada kehidupan dalam tubuh tegap itu. "Satu gelas lagi Bacardi 151" pintanya menyodorkan gelas kosong yang berada di genggamannya.
"Tapi tuan, ini sudah yang keenam" bartender sekaligus pemilik Bar, ber-nametag Alvin itu dengan enggan menuangkan minuman yang dipesan oleh Peter. Peter menatapnya sinis, "bukan urusanmu!" Alvin diam kemudian menyerahkan gelas berisi minuman dengan kadar alkohol hampir 75,5% itu kedekat Peter yang langsung diteguknya setengah gelas.
Kesadarannya kian menipis.
"Kenapa jadi seperti ini Feeya?""Kenapa kamu sebegitunya membenciku?!" Peter mulai meracau.
Alvin melihat tamu dibarnya itu sendu, ia memang sering melihat Peter ditempat itu tapi sepertinya ini jadi yang pertama dia melihat Peter memesan Bacardi 151, bahkan ia sangsi untuk percaya bahwa Peter hampir menghabiskan 6 gelas minuman dengan alcohol yang tinggi itu. Karna kasihan, Alvin memapah Peter yang sudah setengah sadar itu untuk naik kelantai atas, ada beberapa kamar yang disewakan untuk tamu-tamu dibarnya.
Ia membawa Peter kesalah satu kamar dan membaringkannya dikasur, saat ia akan menutup pintu kamar itu dan kembali kebawah tanpa sengaja ia mendengar ucapan lirih Peter.
"Feeyana Jefferson" nama itu seperti tidak asing ditelinga Alvin, tapi ia tidak mau terlalu ambil pusing dan benar-benar menutup pintu kamar itu dan kembali ke pekerjaan dan tanggung jawabnya.
****
Peter menggeliatkan tubuhnya, tapi secepat itu juga ia terduduk dan menatap sekitarnya. Ia terlihat bingung, "kenapa aku bisa berada disini?" Lirihnya. Ia memijit keningnya pelan lalu berjalan kearah kamar mandi yang berada dikamar itu. Ia membasuh wajahnya dengan air, kemudian ia menatap pantulan wajahnya dicermin. Pikirannya melayang pada kejadian tadi malam, Feeya yang sebelumnya tersenyum dan tertawa senang bersama pria lain itu langsung berubah menjadi ketus dalam sekejap karna melihat Peter.
"Kejadian ini tidak mungkin rancangan Goddes, sangat mustahil." Ia kembali memusatkan pandangannya pada cermin berukuran besar didepannya itu. Kemudian ia tersenyum sinis. Pasti ada yang sengaja membuat Feeya jadi seperti ini. Ia yakin itu.
Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu, bertepatan saat Alvin yang sedang melewati lorong itu, Alvin tersenyum ramah pada Peter yang dibalas tatapan datar Peter.
"Anda sudah merasa lebih baik, Tuan?" Tanya Alvin ramah, dan saat itu juga Peter tahu bahwa Alvinlah yang membawanya kekamar itu. Ia tersenyum tipis, "ya, terimakasih Tuan.." ia melirik kemeja biru yang dipakai Alvin,
"Tuan Alvin maksudku," ucapnya cepat, Alvin tertawa renyah. "Panggil namaku saja, lagipula kurasa umur kita sama," Peter tersenyum menanggapi ucapan Alvin dan segera pamit undur diri karna masih ada masalah yang harus diselesaikannya.
"Baiklah. Dan, oh ya. Sewa kamar dan minumanmu semalam tidak usah dibayar. Anggap saja salam perkenalan dariku," ucap Alvin, awalnya Peter menolak tapi Alvin terus memaksa, jadi ia mengiyakan dan segera pergi dari tempat itu. Tujuannya saat ini, sudah sangat jelas. Rumah Shawn dan Ashley.
Peter langsung masuk kedalam rumah sahabatnya itu dan berjalan kearah ruang keluarga. Ia yakin Ashley dan Shawn pasti berada disana. Tapi perkiraannya salah, ia hanya melihat Ashley yang sedang menonton acara masak memasak. Ia mendengus, membuat Ashley segera menoleh kearah suara yang tidak asing itu. "Peter" sapanya kemudian ia bangkit mendekati Peter. Seperti biasa.
Peter menatap Ashley dengan tatapan mata yang sulit diartikan, "dimana Shawn?" Ashley memutar bola matanya mendengar Peter yang terlalu to the point. "Ia sedang keluar bersama dengan Edmund." Jawab Ashley sambil kembali duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU (Sequel My Nerd Mate)
Hombres LoboKupikir, mencintaimu tak sesulit ini. Tapi, nyatanya aku salah. Kita tak bisa bersama, bukan karna perbedaan umur. Tapi aku yang tidak akan pernah bisa mencintaimu, persetan dengan embel-embel "Mate" diantara kita. Aku tidak peduli. "Aku Feeyana Je...