part 2

1.4K 90 3
                                    

Yian, diculik.

Ketika aku melirik ke kanan, aku melihat sepasang kaki. Berdiri di sebelah ku. 'Jangan jangan, orang aneh itu telah menculik Yian' batinku. Kuberanikan diri melihat orang tersebut.
Benar saja, YIAN ADA DI DALAM DEKAPANNYA. OH TUHAN! MATI SAJA AKU!

Aku bingung harus melakukan apa. Lantas, aku bersujud memohon di depan orang itu, "Tolong jangan ambil Yian. Tolong. Culik aku saja. Yian masih kecil, dia tidak faham apa apa. Tidak ada untungnya juga kalau dijual. Tolong jangan culik Yian!" ujarku merengek dengan bahasa Korea ku seadanya sembari bersujud dihadapan orang tersebut.

"Hah? Apa maksud mu? Menculik? Hahahaha," ujar orang tersebut dengan suara ngebassnya. Aku semakin takut dibuatnya. Air mata ku jatuh. Aku benar benar takut pada orang tersebut. "Hei! Kenapa kau menangis? Aku hanya ingin bermain dengan adik mu. Tadi siapa namanya? Oh! Yian. Iya Yian. Aku hanya ingin bermain dengan Yian," ujarnya yang membuat ku mengangkat kepala ku sembari menghapus air mata ku. Aku sangat malu. Sudah menuduh orang tersebut sebagai penculik. Memang bodoh.

"Oh, maaf. Saya benar benar minta maaf ahjussi. Saya kira anda orang jahat." ujarku kembali duduk di bangku taman. Ahjussi itu pun mengikutiku duduk di sebelah ku. "Tadi kau bilang apa? Ahjussi? Ya! Aku tidak setua itu." jawabnya sembari melepas kacamata hitamnya. 'Dia memiliki mata yang indah' batin ku.
"Oh maaf, saya kira anda seumuran dengan paman saya. Anda terlihat seperti seumuran dengan paman saya." balas ku

"Hei! Kau bukan fans ku kan?" katanya sambil bercanda dengan Yian. "Fans? Fans apanya?","hei! Kau jangan pura pura tidak tahu. Awas saja kalau sehabis ini kau meminta selfie dengan ku!" ujarnya yang membuat ku semakin bingung. 'Aku rasa dia orang jahat sungguhan' batinku. "Ahjussi, aku rasa kau gila. Kita baru kenal untuk apa aku meminta selfie dengan mu? Memangnya kau artis?" kataku sambil mengambil Yian dari pangkuannya sembari bersiap untuk bangun. Aku takut berlama lama di sini dengannya.

Tapi dia menahan tangan ku. "Kau benar benar tidak kenal siapa aku?" ujarnya sembari menurunkan sedikit masker yang ia kenakan. Aku hanya menengok sebentar sembari berkata, "tidak, ahjussi! Aku benar benar sibuk untuk berkenalan dengan mu!","ya! Aku itu Kim Taehyung! Personil BTS!" bentaknya. "Ya! Aku tidak perduli kau itu siapa! Dasar gila!" bentak ku sembari menepis tangannya dari tangan ku.

Aku berjalan cepat menyusuri jalan menuju apartment paman ku. Ahjussi itu masih mengikuti ku sepertinya. Tetapi tak lama seperti ada keributan di belakang ku. Tapi sudahlah, masa bodo! Aku hanya ingin lepas dari ahjussi gila itu.

Sesampainya di apartment, rupanya paman dan bibi sudah menunggu, "kami pulang!" teriak ku. Bibi langsung menghampiriku, " ya tuhan! Akhirnya kalian sampai. Bibi khawatir. Bibi kira kalian diculik.","darimana saja kamu Dee? Baru pulang menjelang petang seperti ini? Bikin khawatir saja! Kalau keluar itu handphonenya dibawa! Biar bisa dihubungi!","sudahlah oppa, yang penting mereka sudah sampai di sini dengan selamat!" balas bibi yang lagi lagi membela ku. "Maaf paman, bibi, tadi aku habis dari taman. Aku lupa membawa hp. Terus tadi aku sempat bertemu ahjussi gila dulu, mangkanya aku pulang kelamaan. Lain kali aku akan selalu membawa hp kemana pun aku pergi, aku janji." ujarku membela diri. "Baiklah dimaafkan, lain kali kabari kalau mau pulang telat atau gimana pun, selalu kabari! Jangan membuat panik." ujar paman.

*
*

Petang berganti malam. Sekarang aku sedang berkumpul di depan tv bersama paman dan bibi dan jangan lupa juga dengan Yian. Baru kali ini lagi aku menonton drama korea setelah drama BBF yang dicekokin teman ku dulu. Sembari menonton, bibi ku bertanya banyak hal. Salah satunya, "Dee, idol mana yang membuat mu jadi tertarik untuk datang ke Korea?"," idol? Aku tidak tertarik sama sekali dengan idol idol Korea maupun negara lainnya bi. Menurutku, sangat kurang berguna menghabiskan waktu hanya untuk menontoni mereka. Aku ke Korea berniat hanya untuk belajar. Bukan menjadi fans untuk para idol." ujarku. "Ah, bibi kira kamu juga menyukai hal hal seperti itu. Karna bibi menyukai hal hal semacam itu. Yah, padahal tadinya bibi ingin mengajak mu menonton konser salah satu boyband Korea.","bibi ingin aku ikut? Baiklah aku ikut sekali ini saja. Lumayan untuk sedikit mempelajari budaya Korea. Boyband termasuk budaya Korea kan bi?","huft. Terserah kamu sajalah. Kamu mau ikut saja bibi sudah senang. Ohiya, kuliah mu dimulai dari kapan?","masih minggu depan bi. Tenang saja. Memangnya kenapa?","oh, tidak. Hanya saja, konsernya diadakan pada akhir pekan. Kita harus menyiapkan perbekalannya dari sekarang.","oke baiklah, aku mengikuti apa maunya bibi saja." ujar ku. Paman ku yang mendengar percakapan ku dengan bibi sedari tadi hanya bisa membuang nafas saja, "kebiasaan fangirlingnya memang susah hilang," bisik paman kepadaku. Bibi memang sudah berumur 23 tahun dan sudah memiliki anak. Tapi jiwa fangirlnya? Tak akan pernah hilang, begitukata paman.

*
*

Keesokan paginya, aku terbangun pukul 7 pagi. Aku melihat ke luar jendela, banyak orang yang sedang berolahraga di sekitaran sungai Han. Aku jadi ingin lari juga rasanya.
Aku langsung masuk ke kamar mandi bersiap untuk lari pagi. Setelah siap, aku langsung pamit kepada bibi. Karna paman sudah jalan ke kantornya.

Di hari kedua ku di Korea ini, aku berlari pagi mengitari sungai Han. Tidak seluruhnya tapi. Ternyata menyenangkan bertemu dengan banyak orang yang ramah di sini. Banyak juga hewan peliharaan yang dibawa majikannya untuk berlari bersama. Aku jadi ingin memiliki hewan peliharaan. Tapi pasti paman melarangku. Karna dia alergi dengan bulu binatang. Huft.

Sudah 45 menit aku mengitari sungai Han. Aku memutuskan untuk beristirahat di taman yang kemarin aku kunjungi. Aku bersyukur di taman ini tidak ada siapa siapa, jadi aku tidak usah capek capek untuk menyapa orang orang seperti tadi ketika aku berlari.
Ku rebahkan tubuh ku di bangku taman. Angin yang sejuk membuat ku menjadi mengantuk. Akhirnya, kuputuskan untuk tidur sebentar di sini. Di tengah tidur ku yang nyenyak, aku seperti melihat lelaki tampan yang sedang berjalan ke arah ku. 'Oh, tidak! Dia sangat tampan!' ucapku di dalam tidur ku.
Dia semakin mendekat ke arah ku, jantung ku berdetak semakin cepat, dan,

"Hei,"

*
*

TBC

------------------------------------------------------

Ahjussi! Saranghamnida!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang