part 3

1.1K 72 1
                                    

"Hei,"

'Oh, tidak suaranya sangat seksi' batin ku dalam mimpi ku. "Ya! Bangun!" suaranya semakin lama semakin jelas di telinga ku. 'Percuma tampan kalau ngebentak perempuan seperti itu!' ujarku dalam tidur ku. "Baiklah, aku meminta maaf."
'Oh, ya tuhan. Dia langsung meminta maaf. Kutarik omongan ku' oceh ku dalam tidur ku. "Kau benar benar susah sekali ya dibangunkan!" ucap lelaki itu.

Tak. "Ya! Sakit bodoh! Kenapa kau membang-- eh?" ucapku sembari bangun dari tidurku sambil mengoceh kepada orang yang menyentil jidatku. 'Oh ya tuhan, tampan sekai.'

Aku tidak berkedip sama sekali melihat lelaki di depan ku. Lelaki ini yang tadi ada di dalam mimpi ku. Atau jangan jangan memang sedari tadi aku tidak bermimpi? "EH?", "akhirnya kau bangun juga. Susah sekali membangunkan mu. Ngomong ngomong, dimana adik mu yang lucu itu?" ujarnya.

'Adik? Adik yang mana?' batinku sembari memikirkan perkataannya. "Apa kau mengenalku tuan?" tanya ku kepada lelaki tersebut. "Eo? Apa kau lupa? Apa kau tidak ingat siapa aku?" yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya. "Ya ampun, aku lah orang yang kemari kau sebut ahjussi gila! Aku! Apa ada ahjussi gila yang tampan seperti aku?" ucapnya yang membuatku kaget. 'Dia? Ahjussi gila kemarin? Tapi kenapa tampan seperti ini? Tapi memang kemaren sudah terlihat sih dari matanya yang bagus itu.' batin ku.

"Hei! Apa yang kau lamun kan? Aku tahu aku tampan, tapi tidak usah seberlebihan itu melihat aku nya! Santai saja, aku tidak akan kemana mana." ucapnya yang membuat ku semakin bingung. 'Kenapa dia sangat sok kenal kepada ku?' batinku, lagi. "Ya! Aku seperti bermonolog. Jawab aku. Kau, apa kau tidak mengenal ku sama sekali?" aku menggeleng. "Hm. Apa di sekolah mu ada yang membicarakan ku?", "ahjussi, sudah kubilang kemarin, aku tidak mengenal mu, SAMA SEKALI TIDAK. Jadi jangan memaksaku untuk mengenalmu!" ucapku kesal.

"Oke baiklah, mungkin kau kurang update dengan dunia yang sekarang. Oke baik, sebaiknya kita berkenalan. Siapa nama mu? Dan kau bersekolah dimana memangnya sampai sampai tidak ada teman mu yang membicarakan ku?", "huft, baiklah. Nama ku Deesera. Biasa dipanggil Sera. Percuma aku memberitahumu aku bersekolah dimana. Toh, bukan di Korea. Kau tidak bakal tahu ahjussi!" cerca ku.
"Oh pantas kau tidak mengenali ku. Kau bukan orang sini ya? Dari mana asal mu? Sekolah dimana kau sekarang? Rumah mu dimana?" tanya ahjussi itu secara beruntun. "Kenapa kau sangat banyak tanya, ahjussi?", " ya! Berenti memanggil ku ahjussi! Umur ku baru 20 tahun! Sekarang, tinggal kau jawab saja pertanyaan ku apa susahnya.", "huft. Baiklah ahjus-- eh iya maaf. Oke, aku bukan orang asli Korea. Aku hanya berkuliah di sini. Aku tinggal bersama paman dan bibi ku di Diamond Apartment. Puas?" jawabku. "Kuliah? Berarti kau seumuran dengan ku. Kau tidak boleh memanggilku ahjussi! Sebentar, Diamond Apartment? Aku juga tinggal di sana! Di gedung apa dan lantai berapa kau tinggal?" tanyanya lagi.
"Aku tidak seumuran dengan mu ahjussi. Umurku 17 tahun. Aku mengikuti akselerasi jadi aku sudah berkuliah diumurku yang sekarang. Gedung A lantai 32. Sudahlah ahjussi, aku lelah dengan pertanyaan pertanyaan dari mu!" ucapku. "Wah! Kita tetangga! Aku juga tinggal di gedung A, tapi di lantai 31. Kita bisa ter--"

When i look into your eyes
Its like watching the night sky
Or beautiful sunrise
Handphone ku berdering, "chakkaman ahjussi," ucapku kepadanya. "Yeoboseyo?","kau dimana Dee? Kau tidak lihat sekarang jam berapa? Lari pagi macam apa yang sampai jam 2 siang? Pulang sekarang!","iya paman. Aku pulang sekarang," jawabku sembari mematikan sambungan telfon.

"Ahjussi, aku harus pulang sekarang. Annyeong!" pamit ku. Namun seperti ada yang menahan tangan ku. Aku berbalik, "ayo pulang bersama ku!" ajaknya. Apa apaan ini? Jantung ku berdetak cepat ketika ahjussi ini menahan tangan ku, apalagi ketika dia mengajak ku pulang bersama. 'Ayolah Dee, kenapa kau harus deg deg an? Dia kan hanya kasihan pada mu karna kau masih terlihat seperti bocah! Lagi pula dia sudah tua!'  batin ku. "Tidak, tidak usah. Aku tahu kok jalan pulang ke rumah ku." tolak ku. "Hei, aku tidak menerima penolakan! Cepat masuk!" katanya sambil menyeretku ke dalam mobilnya.

Di dalam mobil, keheningan menyelimuti kami berdua. "Hm, Sera, mana ponsel mu? Aku pinjam sebentar.", "untuk apa?", "sudah pinjamkan saja, tak usah banyak tanya.", "heol. Baiklah. Nih," ujarku sambil memberikan handphone milik ku. Kulihat dia seperti mengotakngatik handphoneku. "Ini bahasa apa? Aku tidak mengerti. Seperti bukan bahasa Inggris." ujarnya kebingungan. "Memang bukan.", "nah sudah selsai. Ini, terima kasih.", "hm." jawabku singkat.

Tak lama, kami sampai di loby apartment. Ketika aku hendak turun, "hei, mau kemana kau?", "ke apartment lah. Mau kemana lagi memang?", "temani aku sampai parkiran!", "hft. Baiklah ahjussi." 'untung saja kau tampan. Kalau tidak, aku sangat tidak bersedia untuk ini semua'

Selepas turun dari mobil, aku melihat ahjussi sudah mengenakan masker, "untuk apa kau memakai itu? Memangnya di dalam apartment kita terdapat polusi udara? Sangat aneh!", "diam kau anak kecil!", "ck,".

Aku pun langsung memasuki lift dan menekan tombol 32. Tetapi aku tidak melihat ahjussi itu menekan tombol 31. "Kenapa kau tidak menekan tombol 31?", "eh-- aku mau ke apartment teman ku dulu yang ada di lantai 32. Hehe-- iya. Aku ingin menemui teman ku." ujarnya tidak jelas.

Ketika sampai di lantai 18, pintu lift terbuka. Terlihat banyak perempuan seusiaku ingin menaiki lift tersebut. Tiba tiba ahjussi tadi langsung menggendongku ala bridal tanpa seizin ku. Aku panik, "YA! APA YANG KAU LAKUKAN AHJUSSI! TURUNKAN AKU!", "Sera, tolong sebentar saja kau seperti ini. Ini darurat." bisiknya seperti orang panik. Akhirnya aku membiarkannya.

Gadis gadis tadi menatapku dengan ekspresi 'tidak tahu malu' 'dasar tidak modal, bermesraan saja sampai di lift!' 'menjijikkan' dll. Biar lah mereka berkata apa. Aku tidak terlalu memikirkan. Aku terlalu sibuk mengatur detak jantung ku yang sudah tak karuan.

*
*

TBC.

------------------------------------------------------

Ahjussi! Saranghamnida!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang