Tak tahu kenapa, rasanya tiba tiba aku ingin menjaga gadis ini. Iya gadis yang sedang bersama ku, Deesera.
*
*Pada lantai 18, pintu lift terbuka. Menampilkan banyak gadis di sebrang sana. Aku panik. Mereka adalah fans fans ganas ku yang benar benar ganas. Pernah sewaktu ketika, aku pergi berjalan jalan ke salah satu pet shop di sekitar gedung big hit. Aku dan Jimin sudah memakai penyamaran lengkap, tetapi mereka tetap saja mengetahuiku. Mereka mengejarku tampa ampun. Baru berhenti ketika aku dan Jimin memasuki gedung big hit. Setelah kejadian itu, Jimin jadi sedikit trauma untuk berjalan jalan keluar tanpa manager-nim, katanya.
Aku bingung. Tidak bisa berfikir jernih. Hanya ada satu cara agar mereka tidak mencurigai ku, tapi apakah Sera mau? Ah sudahlah, daripada aku ketahuan sama mereka.
Ku gendong Sera ara bridal tampa persetujuannya terlebih dahulu. Sera terlihat syok. Minta diturunkan. Namun aku memohon kepadanya untuk seperti ini sebentar saja. Akhirnya dia mengabulkan permohonan ku. Jantung ku berdetak cepat karna Sera ada di dalam dekapan ku. Oh tuhan!
Aku mendengar segerombolan gadis itu berbisik yang tidak tidak kepada ku dan Sera. Aku bersyukur. Berarti aku berhasil tak dikenali oleh mereka. Ketika lift sampai ke lantai 31, pintu terbuka. Segerombolan gadis itu keluar. Aku panik bukan main.
Aku langsung menurunkan Sera dari 'gendongan'ku. Aku langsung mencari ponsel ku di saku celana ku. Setelah ketemu aku langsung menghubungi Rapmon hyung. Aku berteriak kepadan Rapmon hyung, meminta untuk tidak membukakan pintu kepada siapapun selain aku.
Sera protes kepadaku, namun segera kututup mulutnya agar Rapmon hyung tidak mendengar suaranya. Kalau terdengar, bisa bisa abis aku dibondong pertanyaan macam macam olehnya.
Tak lama, lift sampai di lantai 32. Sera lansung keluar, lalu menoleh kan kepalanya ke arah ku sambil berkata sesuatu, tapi aku tidak terlalu mendengar jelas perkataannya. Aku langsung menutup pintu lift lagi untuk segera turun ke lantai 31.
Aku harus memastikan bahwa gerombolan gadis itu telah menghilang. Tapi sial ternyata, mereka masih berkeliaran di lantai 31. Terpaksa aku harus berjalan jalan ke luar apartment dulu sembari menunggu mereka pulang. Aku memutuskan untuk ke gedung big hit. Kupastikan segerombolan itu akan lama perginya. Lebih baik ku pulang malam.
Malam tiba, aku bersiap untuk pulang ke rumah. Seketika aku mengingat Sera. Aku belum menghubunginya. Kuberanikan diri untuk menghubunginnya,
Kimtae:
Sera! Ini aku! Si tampan!Deeseradee:
Maaf, mungkin anda salah sambung. Saya tidak mempunyai teman bernama 'si tampan''Ah, lucunya.' batinku.
Kimtae:
Terserah kau sajalah. Sedang apa kau? Apa kau sudah makan?Deeseradee:
Aku sedang bernafas. Aku belum makan. Kenapa memangnya? Kau mau membelikanku makanan? Silahkan. Kirim ke rumah nomor A32D ya ahjussi!Kimtae:
Terserah kau Sera, semua orang juga bernafas. Hm, untuk apa aku membelikan mu makanan? Memangnya di rumah paman mu tidak ada makanan? Makan saja makanan yang ada! Jangan manja!Deeseradee:
Heol. Untuk apa kau bertanya tapi tidak berniat membelikan ku makanan? Di sini tidak ada makanan! Aku tidak bisa memasak! Dan aku tidak manja!"Ya ampun Sera, mana tega aku membiarkan mu kelaparan? Tunggu aku di sana. Sebentar saja." ucapku kepada ponselku.
Selesai aku membeli makanan untuk Sera, aku langsung bergegas menuju apartmentnya. 'Apakah Sera menunggu ku?' fikir ku. Semoga saja. Kuletakkan makanan tersebut sambil memencet bel rumahnya. Tetapi aku tidak menunggu pintu itu dibuka. Aku terlalu lelah. Aku ingin cepat cepat sampai ke rumah. Ku kirim pesan ku kepada Sera,
Kimtae:
Makanannya sudah sampai kan? Makan yang banyak ya cantik! Aku lelah ingin tidur. Jalja!
*
*Keesokan paginya, aku melihat ada notif line di hp ku. Ternyata dari Sera.
Deeseradee:
Gomawo ahjussi!! Ahjussi memang jjang! Aku akan makan dengan lahap! Jalja! Tidur yang nyenyak ahjussi!><Aku tersenyum dibuatnya, ketika aku ingin membalas pesannya, manager hyung langsung merebut ponsel ku. Dia berkata, "tak ada main ponsel lagi tae. Kau sudah banyak bermain main. Sudah tinggal dua hari lagi menuju konser mu!". Aku menunduk diomeli seperti itu.
*
*Hari-H.
Dua hari yang lalu benar benar sibuk menurutku. Aku tidak bisa menghubungi ataupun menemui Sera sama sekali. Kuberanikan diri meminta ponsel ku pada manager hyung. "Hyung, bolehkah aku meminta ponsel ku? Aku harus menghubungi seseorang. Aku lupa untuk mengundangnya ke konser ku," dusta ku padanya. Padahal aku hanya ingin menghubungi Sera. Meminta support dari nya.
Kimtae:
Sera! Beri aku semangat! Aku sangat butuh semangat dari mu!>.<Kimtae:
Sera! Tolong balas pesan ku sekarang! Aku tidak punya banyak waktuKimtae:
Sera? Apa kau sudah melupakanku? Maaf aku tidak menghubungimu belakangan ini. Tolong maafkan aku. Kalau tidak, aku tidak bisa berkonsentrasi nanti:(Kimtae:
Sera, maafkan ahjussi tua ini:(
Tak ada balasan satu pun dari Sera. 'Apakah dia melupakan ku? Tapi kan baru dua hari aku tidak menemuinya. Ah, mungkin Sera sudah tertidur. Dia kan masih anak kecil.' batin ku berusaha berfikir positif.Akhirnya konser pun dimulai. Namun, fikiran ku masih tetap kepada Sera. Baru setengah jam konser berjalan, musibah menimpaku.
Sebuah tiang besi kecil jatuh dari langit langit panggung, membentur kepala ku, seketika kepala ku sakit, dan semuanya berubah menjadi gelap.
*
*TBC.
------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi! Saranghamnida!
FanfictionNiat awal ku ke sini hanya untuk melanjutkan study ku, kenapa aku bisa menjadi terjebak di dalam hidupnya ahjussi ini sekarang? - Deesera Note: cerita murni datang dari imajinasiku, maaf kalau ada kesamaan tokoh/alur. Aku bersumpah tidak berniat mem...