Dengan penuh kesabaran Sehun terus berusaha membangunkan Anaknya yang masih bergulat dengan mimpinya itu. Tak lupa, ia pun sedikit memberinya guncangan pelan pada tubuh kecilnya. "Yoonse..Yoonse-ya!"
"Sayang, kau harus bangun. Kau harus berangkat sekolah. Mrs. Kang akan memarahi Yoonse nanti jika terlambat."
Yoonse melenguh malas mendengar seruan Ayahnya itu. "Yoonse sudah bangun, Appa." Suaranya yang serak khas orang baru bangun tidur membuat Ayahnya tak bisa tahan untuk tak mengacak rambutnya.
"Bagus. Appa akan membuatkan sarapan untukmu. Ingat, pakai sabun dan shampoomu ketika mandi. Mengerti?"
Yoonse mengangguk tanda mengerti.
Yoonse memang sudah dididik oleh Sehun untuk tidak selalu bergantung pada orang lain. Meskipun umurnya masih Empat setengah tahun, Yoonse sudah pandai melakukan apapun. Sehun memang sengaja tak mengambil jasa pengasuh anak untuk Yoonse. Ia hanya memercayakan Anaknya pada Ibu dan Mertuanya-Ibu istrinya.
Sehun keluar dari kamar Yoonse. Baru beberapa langkah hendak ke dapur, ia dikejutkan dengan suara yang berasal dari luar apartemennya. Tanpa melihat dulu siapa yang berkunjung lewat intercom, ia langsung membukakan pintunya. Reaksi pertamanya adalah terkejut, ketika melihat siapa yang berkunjung ke kediamannya.
Wanita itu tersenyum hangat padanya. Untuk menutupi rasa terkejutnya, Sehun membiarkan dia masuk tanpa mengucapkan apapun.
Sang wanita dengan senang hati melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Satu yang ia rasakan, Sama. Itu semua tergambarkan dari bagaimana ruangan ini yang masih persis seperti dulu, tanpa adanya perubahan sedikitpun. Seolah waktunya berhenti berdentang, ia merasa berada di masa itu kembali.
***
"Apa rasanya enak?" tanyanya dengan kedua tangan yang sudah bertautan di depan dadanya.
Sang juri hanya mengangguk. Tetapi itu sudah membuatnya cukup lega, sebab itu berarti masakannya tak seburuk yang ia bayangkan. "Kalau begitu habiskan sarapannya. Aku akan pergi ke pelatihan, mungkin aku pulang larut malam ini." Yang diajak bicara olehnya lagi-lagi diam tak merespon omongannya. Ia mencoba untuk tersenyum, walaupun sebenarnya ia sendiri merasa sedih karena seperti bermonolog sendiri di depan cermin yang tak akan membalas ucapannya sampai ia suruh sekalipun.
Ia hendak melangkah, namun sebuah tangan menahannya dan menariknya ke dalam sebuah pelukan. Ia berdiri kaku karena rengkuhan eratnya, bahkan kini dirinya merasa tak dapat menopang tubuhnya sendiri jika saja lengan panjang itu tak menahannya.
"Kita lakukan malam ini!" Pria yang menjadi pelaku penahannya itu pun mengeluarkan desisan tepat pada telinga kanannya.
Ia yang menjadi pendengarnya terdiam. Ia tak mampu berucap sedikitpun, meski itu hanya untuk menjawab 'Ya' ia tetap tak bisa.
Sang pria yang tidak mendapat jawaban darinya kemudian melepaskan rengkuhan pada tubuhnya. Pria itu membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi meninggalkannya sendiri.
***
"Jika kau ingin bertemu Yoonse, ia ada di kamarnya."
Suara itu membangunkannya dari bayangan kenangan masa lalunya. Ia pun segera menganggukkan kepalanya dan melangkah menuju pintu yang sempat ditunjukan oleh Sehun padanya.
Ketika hendak ingin memutar handle pintu, niatnya didahului oleh sang empunya yang membukanya lebih dulu.
Yoonse yang sadar akan kehadirannya, langsung merentangkan kedua tangannya untuk memeluk pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON - [Sehun]
Fanfiction[Completed] Sebuah pola kehidupan cinta yang rumit dengan akar permasalahan yang selalu berujung sulit untuk mendapat kebahagiaan,- *** Karena sebuah kecelakaan Oh Sehun melupakan memoriam akan Kekasihnya, Cha Seung Hee dan menikah dengan wanita la...