Part 22

5.5K 689 151
                                    

Dengan gesitnya Seung Hee berusaha mencapai pintu apartemen yang sudah dapat dilihatnya berdiri kokoh di ujung sana. Tak perlu waktu lama untuk menggapainya, nyatanya walau dengan napas yang tersenggal-senggal ia mampu menekan kata sandi yang sudah dihafalnya itu. Ketika bunyi tanda masuk mengintrupsi, langsung saja ia masuk ke dalam untuk lekas menghampirinya.

Air mata Seung Hee menetes, ikut menyendu dengan apa yang sekarang dirasakan oleh Sahabat tercintanya, Hyemi. Lee Hyemi, Penyemangatnya kini sedang menyembunyikan wajahnya dibalik tangan yang dilipat pada kedua lututnya yang tertekuk.

"Hyemi-ya..." Seung Hee beringsut mendekati guna memeluk tubuh gemetar Hyemi yang butuh akan sandaran. "Aku di sini, Hyemi..." lanjutnya sambil mengeratkan pelukannya.

Tangisan Hyemi semakin menyesakkan hati bagi siapapun yang mendengarnya, begitupula dengan Seung Hee. "Jangan putus asa untuk berharap, mungkin saja-"

"--Suho tak mungkin se-..lamat. Jika pesawat jatuh di perairan, maka sangat kecil harapan mereka untuk kem--bali," potong Hyemi di sela tangisnya.

"Jika memang begitu. Jika memang Suho tak selamat, kau masih memilikiku di sampingmu." Ya, salah satu alasan mengapa mereka dekat dengan mudah adalah karena mereka sama-sama Yatim-Piatu.

Hyemi membalas pelukan Seung Hee dengan erat pula. "Tetapi, a-ku ingin Suho juga selalu di sampingku."

Seung Hee mengelus punggung Hyemi. "Aku mengerti itu. Kita serahkan saja semuanya pada Tuhan. Bukankah rencananya tidak ada yang tahu?"

Hyemi menganggukkan kepalanya. Meski kalimat Sahabatnya itu menyayat hatinya begitu dalam. 'Apa Suho akan diselamatkan?'

Baekhyun hanya bisa menggelengkan kepalanya saat menatap Jongin yang kesadarannya sudah diambil penuh oleh 3 botol soju yang tandas di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baekhyun hanya bisa menggelengkan kepalanya saat menatap Jongin yang kesadarannya sudah diambil penuh oleh 3 botol soju yang tandas di atas meja. Ini untuk kedua kalinya ia bertemu dengan Pengusaha muda itu dalam keadaan mabuk kembali. Apa beban hidupnya seberat itu? Baekhyun bersyukur dalam hati, setidaknya ia tidak sendirian di dunia ini dengan kehidupannya yang menyedihkan.

"Kali ini apalagi, Tuan Kim? Jika kau sudah tak sanggup hidup, belajarlah untuk lebih dekat dengan tali."

"Sialan! Apa kau menyuruhku bunuh diri?!" Jongin menengadahkan kepalanya.

Baekhyun terkekeh mendengar jawaban berupa racauan sebal itu. "Kau masih sadar ternyata? Ahh.. sangat disayangkan." Ia menyenderkan punggungnya ke kursi. "Aku tak bisa mengetahui rahasiamu lagi."

Jongin mengerutkan keningnya dengan mata yang sudah amat lengket itu. "Memang rahasia apa yang pernah kau ketahui dariku? Emm, tunggu? Kau-" Ia menunjuk wajah Baekhyun. "-Bukankah kau, Kakak dari Wanita brengsek itu?"

"Apakah yang kau maksud itu, Jung-"

"Jangan pernah sebut namanya di hadapanku! Aku muak mengingat Wanita ular itu, bahkan hanya dengan mendengar namanya."

HOLD ON - [Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang