Seung Hee menyelimuti Sehun yang kini berbaring di ranjangnya khusus untuk Para dokter di rumah sakit ini jika tidak pulang ke apartemen. Setelahnya ia memerhatikan wajah Suaminya itu dengan seksama.
'Ada apa denganmu, Oh Sehun? Apa kau menangis karena Haera? Bukankah tidak lucu jika tangismu itu disebabkan oleh permintaan cerai dariku?' Seung Hee terkekeh karena telah membayangkan sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi. Ayolah, Sehun tidak menganggap dirinya ini spesial. Bahkan berada di sampingnya terus, itu tak menjamin bahwa ia diakui keberadaannya.
Mengingat itu, sontak membuat Seung Hee menundukkan pandangannya. Ia pun berdiri, kemudian memutuskan untuk keluar dari ruang peristirahatannya.
Seung Hee melangkahkan kakinya ke pelataran taman rumah sakit. Sepertinya tempat asri ini akan membantu menenangkan pikirannya. Ia pun duduk di salah satu kursi taman yang kosong. Ketika ia berniat untuk memejamkan mata, suara seseorang menghentikannya dengan berseru, "Seung Hee eomma." Lantas itu membuatnya segera menolehkan kepala.
Meskipun terkejut dengan kehadiran Malaikat kecilnya itu, Seung Hee tetap memaksakan senyumnya untuk keluar. "Yoonse-ya, dan-" Ia melirik seseorang yang juga menghampirinya. "Hyemi?"
"Yak, Seung Hee-ya. Anakmu ini menyebalkan. Dia membuatku kewalahan. Kau tahu? Dia menyuruhku untuk mengejarnya yang berlari tak tentu arah. Kau lihatlah kakiku! Mereka sudah bergetar karena meminta untuk diistirahatkan."
Seung Hee terkekeh dengan keluhan Hyemi. "Kalau begitu duduklah." Ia beralih pada Anaknya. "Yoonse-ya, bukankah kau sedang demam? Kau tidak boleh berlarian seperti itu. Jika Yoonse kelelahan akan sangat berbahaya nanti. Jangan mengulanginya lagi, mengerti!"
Yoonse mengangguk. "Baiklah Eomma."
Seung Hee mengacak rambut Yoonse. "Minta maaf-lah pada Bibimu."
Yoonse beringsut mendekati Hyemi yang sudah duduk di samping Seung Hee. Lalu ia memerlihatkan senyumnya. "Aunty maafkan Yoonse, ya."
Hyemi yang luluh pun membalas senyum Yoonse. "Baiklah, tetapi ada satu syarat ; Yoonse harus mencium Aunty di sini." Ia menunjukkan pipi kanannya.
"Hemm." Yoonse mengiyakan.
Hyemi yang kelewat senang segera mendekatkan wajahnya pada Yoonse. Benar saja, pipinya langsung dicium oleh Anak dari sahabatnya itu. "Anak manis." Ia mengikuti Seung Hee dengan mengacak rambut Yoonse pula.
Yoonse kembali mendekati Seung Hee, lalu berusaha untuk naik ke pangkuannya.
Seung Hee yang tak tega melihat Yoonse kesusahan pun membantu mengangkat tubuhnya. Kemudian ia meletakkan tangannya pada kening Yoonse. "Panasmu sudah turun. Obatnya cepat bereaksi ternyata. Em, Hyemi-ya, kau yang mengajaknya kemari?"
"Iya. Lebih tepatnya, Ayahnya-lah yang menyuruhku. Sehun menitipkannya padaku tiga jam yang lalu. Namun, Dia belum juga menunjukkan batang hidungnya sampai sekarang untuk mengambil Yoonse dariku. Apa Dia lupa?"
"Sehun?"
"Ya, bukankah begitu Yoonse-ya?"
Yoonse mengangguk dengan kepala yang telah menyandar di dada Seung Hee.
"Mengapa Sehun menitipkannya padamu?"
"Entahlah. Sepertinya Dia sedang ada urusan serius di ruangan Ibunya sampai Yoonse harus dititipkan padaku," jawabnya sambil menunjuk Yoonse yang sudah terlelap dengan dagunya.
Seung Hee melihat arah tunjuk Hyemi. Ia pun tersenyum. Tangan kanannya yang bebas ia gunakan untuk mengusap-usap kepala Yoonse agar lebih nyaman dalam tidurnya. Ia kembali menatap Hyemi. "Kau lihat ekspresinya tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON - [Sehun]
Фанфик[Completed] Sebuah pola kehidupan cinta yang rumit dengan akar permasalahan yang selalu berujung sulit untuk mendapat kebahagiaan,- *** Karena sebuah kecelakaan Oh Sehun melupakan memoriam akan Kekasihnya, Cha Seung Hee dan menikah dengan wanita la...