Part 12

5.6K 708 29
                                    

"Kau datang telat hari ini, tak seperti biasanya." Hyemi memerhatikan Seung Hee yang sedang meminum ice coffee di hadapannya. "Bukankah kau tak ada jadwal kemarin malam? Lantas apa yang membuatmu bangun siang di cuaca cerah seperti ini?"

Seung Hee menampakkan senyum kecilnya. "Aku tidak bangun terlambat, bahkan aku bangun sangat pagi hari ini." Jawabnya yang sontak memberi efek tersendiri bagi sahabatnya itu yang kini mengernyitkan keningnya.

"Hey..jawabanmu sangat ambigu dengan realitanya. Bagaimana kau menyebutnya 'bangun pagi', tetapi bisa-bisanya kau berangkat kerja di mana matahari sudah bertengger jauh dari ufuknya terbit. Itu tak masuk akal." Seung Hee menanggapinya dengan tertawa, dan itu berhasil membuatnya mendengus sebal padanya. "Ayolah, di mana sikap seriusmu? Dan lagi, kau buang ke mana otak pintarmu itu hingga jawabanmu melantur?"

"Aku tak pernah berbohong padamu. Dan kau tahu itu." Seung Hee meneguk minumannya kembali.

"Buatlah aku percaya dengan alasanmu."

"Aku mengunjungi Jagoanku kemarin malam. Dia demam tinggi. Jadi aku pun menginap untuk menemaninya. Dan pagi tadi aku menyempatkan diri untuk membuatkannya sarapan dan bekal untuk dibawanya ke sekolah. Itulah yang membuatku berangkat siang hari ini."

"Siapa yang mengantarmu? Sehun? Jongin?"

"Jongin tidak tahu aku menginap di apartemen Sehun. Aku tak berniat memberi tahunya."

"Lalu, Dia?"

Seung Hee menggelengkan kepalanya. "Bahkan aku menolaknya untuk mengantarku ke apartemen sebelum kemari. Menurutku dengan menaiki bus itu lebih baik, daripada aku harus duduk saling bersebelahan dengan atmosfer canggung diantara kami berdua." Ia kembali tersenyum pada sahabatnya itu. 'Sebenarnya aku menjauhinya. Aku tak ingin Sehun terus menanyai itu lagi padaku. Karena aku tahu, aku tak akan mampu menahan untuk tidak menjawabnya. Maafkan aku yang tak bisa jujur padamu, Hye.'

"Kalian memang tak bisa ditebak. Kau di sini masih ragu dengan pendirianmu, apakah kau akan tetap mencintainya atau tidak. Sedangkan Dia masih ragu memaknai kehadiranmu di sampingnya." Hyemi menatap miris sahabatnya. "Setidaknya berusahalah menatap pada sosok Pria yang sampai detik ini selalu menantimu. Walaupun itu sulit, pasti akan ada di mana kau akan mulai membuka hatimu untuknya. Entah ini sudah ke berapa kalinya aku mengingatkanmu, namun aku tak pernah bosan melakukannya. Aku peduli padamu, Seung Hee-ya." Ia menggenggam tangan Seung Hee. "Oh Sehun. Pria brengsek itu akan menyesal suatu hari nanti jika sampai dia tak mengingatmu juga. Dan pada saat itu aku akan benar-benar memberi pelajaran padanya. Saranku untukmu yaitu carilah kunci lain untuk membuka hatimu, jangan membiarkannya terus tertutup karena keegoisanmu." Ia mengakhiri kalimatnya dengan seutas senyum di wajahnya.

"Terima kasih..terima kasih untuk semua masukanmu. Aku akan berusaha, Hye."

"Itulah gunanya sahabat. Ingat, jangan pernah memendam perasaanmu itu sendiri, karena kau bisa menceritakannya padaku. Dan aku akan siap menjadi pendengarmu yang baik."

"Sekali lagi terima kasih."

"Ayolah. Ini masih pagi. Sebaiknya kita kembali bekerja. Semangat!" Hyemi mengepalkan tangannya ke udara sebagai tanda untuk menyemangati dirinya sendiri dan sahabat seperjuangannya itu.

 Semangat!" Hyemi mengepalkan tangannya ke udara sebagai tanda untuk menyemangati dirinya sendiri dan sahabat seperjuangannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOLD ON - [Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang