Luhan tidak habis pikir dengan jalan pikiran Sehun yang dulu hampir menikahi Tzuyu. Wanita ini memang cantik, sangat cantik malah, tapi sifatnya masih sangat kekanakan. Bukannya Luhan tidak menyukai sifat alami tzuyu ini, tapi kalau di pikir-pikir, kalau memang Sehun dan Tzuyu menikah lalu memiliki anak, tidak bisa di bayangkan bagaimana ributnya keluarga itu. Meski Sehun di lihat begitu dingin, tapi bukan berarti ia selalu bersikap dewasa, ia juga kekanakan, sebagai contoh, Sehun menyukai Bubble Tea. Minuman anak-anak yang manis dan ada jelly bulat memenuhi dasar minuman itu. Dan di tambah Tzuyu, wanita dewasa yang cantik tapi mudah merajuk, atau berpikiran pendek. Seperti sekarang, Ia meminta Luhan berkencan dengannya tanpa alasan yang jelas. Dan tentu saja Luhan menolak, serta Tzuyu mendapat satu sapaan sayang dari tangan Luhan di kepalanya.
" Ge, niatku ini baik, aku ingin menemani gege berkencan di umur gege yang semakin tua "
Kata tak terima meluncur dari bibir Tzuyu. Ia menatap Luhan yang meminum minumannya lagi dengan santai tanpa menghiraukan dirinya. Tzuyu tentu tidak akan mengajak serius Luhan untuk berkencan, hanya saja, ia tiba-tiba dapat ide itu ketika melihat Luhan yang rela berlari-lari tunggang langgang demi mencari dirinya. Dengan kata lain, ucapan terimakasih ala Chou Tzuyu ternyata di tolak secara mentah-mentah oleh sunbaenya itu.
" gege benar tidak ingin kencan denganku? Aku ini dokter cantik yang sering di perebutkan loh.. "
" tidak, terimakasih "
" eiy.. kesempatan tidak akan datang 2 kali~ "
" tetap tidak tertarik~ "
" benar? Nanti gege bisa jadi terkenal juga loh "
" gege sudah terkenal sebelum kau datang "
Ya, Tzuyu menyerah saja lah. Niat baiknya di sia-siakan begitu oleh Luhan.
" Tapi ge, kalau gege ada disini, lalu bagaimana dengan Jongin? "
Luhan berhenti menyeruput minumnya yang sejak tadi tidak habis-habis. Ia menatap Tzuyu dengan mata rusanya yang sedikit tidak fokus.
" Molla, yang pasti, gege langsung pergi mencarimu dan meninggalkan Jongin serta adiknya Ming- "
" jangan sebut namanya "
Jujur, tzuyu masih merasa sakit hati dengan ucapan lelaki sok tampan itu. Mengingatnya saja sudah membuat sakit, apalagi mendengar namanya.
" yah.. gege berdoa saja semoga adik Jongin itu tidak di marahi oleh appanya. Tuan Kim itu terkenal keras, apalagi sampai beliau mendengar Ming- "
" kubilang jangan sebut namanya "
" kau kira dia itu Voldemort sampai tidak boleh di sebut namanya?! "
Luhan lama-lama kesal dengan manusia di depannya ini. Memang mereka ada dimana sampai-sampai nama Mingyu begitu dilarang di sebutkan?
" ya ya, terserah gege "
" intinya, Gege berharap tuan Kim tidak akan menyakiti Mingyu, itu saja.. "
-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
PLAK!
Satu tamparan kembali di terima oleh Mingyu. Ia bersimpuh di hadapan sang ayah yang terlihat begitu marah. Setelah mendengar cerita Jongin, Mingyu segera diminta untuk menghadap sang ayah. Disana ia telah di tunggu oleh amukan Tuan Kim yang merasa malu oleh sikap Mingyu pada Tzuyu saat pertemuan pertama mereka.
" Kau membuat appa malu! Apa kau tidak tahu kalau Tzuyu itu adalah dokter terpandang di tempatnya bekerja?! "
Suara bentakan tuan Kim menggema di ruangan kerjanya. Tubuh renta miliknya tampak melangkah dengan pelan menuju bangku yang berada di belakang meja kerjanya. Sedangkan Mingyu masih bersimpuh tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
" Asal kau tahu Mingyu-ya, Tzuyu adalah dokter yang tepat untuk merawatmu. Kenapa kau malah membuat kesan buruk di depannya? "
" aku sudah bilang tidak ingin dokter pribadi wanita, hanya itu syaratku "
Suara Mingyu terdengar dingin. Ia merasa sang ayah tidak memperlakukannya sama dengan Jongin. Mereka adalah adik kakak, tapi semua orang lebih memandang serta menuruti keinginan Jongin. Mingyu tidak pernah meminta apapun pada sang ayah, dan permintaannya untuk yang pertama adalah mencarikannya dokter pribadi lelaki. Bukannya itu tidak sulit untuk sang ayah yang sudah mengenal banyak dokter diluar sana?
" kenapa harus lelaki? Wanita juga sama saja, mereka hanya merawatmu, bukan menjadi menuntun hidupmu "
Mingyu memilih kembali diam. Toh semua argumen miliknya tidak akan di gubris oleh sang ayah.
" appa tidak akan mencarikanmu dokter pribadi yang lain, jika kau kembali membangkang, silahkan cari dokter lain yang bersedia merawatmu, tanpa bayaran apapun dari appa "
Keputusan mutlak sang ayah membuat Mingyu mengadahkan kepalanya. Ia menatap tidak terima sang ayah yang memperlakukannya seperti bukan anaknya. Berbeda jauh dengan Jongin.
" kenapa appa melakukan itu padaku? Kenapa aku harus mengikuti ucapan appa?! "
Tuan Kim memandang Mingyu dengan tatapan tajamnya. Ia menahan amarahnya saat Mingyu berdiri dan berjalan mendekati dirinya dengan wajah memerah.
" kenapa appa selalu memaksakan kehendak appa padaku? Kenapa aku terlihat seperti anak tiri di keluarga ini?! Seharusnya dulu aku mati saja! "
PLAK!!
Ucapan Mingyu terpotong lantaran tamparan keras dari sang ayah. Ujung bibir Mingyu tampak mengeluarkan darah karena kerasnya tamparan sang ayah. Tuan Kim memandang anaknya dengan tatapan kecewa. Ia mengatur napasnya yang sedikit terputus-putus karena mendengar ucapan Mingyu yang begitu tiba-tiba.
" Aku permisi "
Mingyu segera keluar ruangan sang ayah. Ia berjalan cepat menuju kamarnya dan mengunci dirinya di dalam. Ia membanting pintu, lalu mulai mengacak seluruh isi kamarnya hingga berantakan. Hanya satu tempat yang tidak tersentuh oleh Mingyu, yaitu meja di depan jendela.
Mingyu mendekati meja bundar kecil tersebut, lalu meraih sebuah pigura foto yang terletak tepat diatas meja.
" Eomma.. Jemput Mingyu, jemput Mingyu.. Mingyu tidak mau dengan appa, Tidak mau.. "
Tangisan Mingyu pecah ketika melihat sosok mendiang ibunya yang berada di dalam foto. Wajah sang ibu yang benar-benar mirip seperti dirinya, tengah tersenyum bersama seorang bayi mungil serta seorang anak lelaki berkulit Tan di sebuah taman.
Mingyu adalah anak kecil jika di hadapan sang ibu. Ia bukan Kim Mingyu yang dingin jika di hadapan wanita yang melahirkan dirinya itu. Ia hanya bayi kecil sang ibu yang membutuhkan tempat bersandar.
" Eomma.. jemput aku.. "
-*-*-*-*-*-*-
"Istri anda harus segera di operasi. Satu-satunya jalan hanya transpalasi jantung"
Dokter dengan name-tag 'Jang Hye-na' itu memberikan pertanyaan pada seorang lelaki di hadapannya.
Kim Ho-Min, lelaki itu, menatap sang istri yang tengah terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur. Ia harus memilih untuk membiarkan istrinya tetap seperti itu apa harus segera operasi karena penyakit jantung bawaannya.
"Lakukan yang terbaik untuk istriku, segera operasi dia"
'Nahee, kau harus selamat. Demi Jongin, juga Mingyu'
-*-*-*-*-*-*-*-*-
ALOHA~
Sekarang mulai nih ada OC nya, yaitu tuan kim, nyonya kim, sama si dokter. Pasti bisa nebak kan kenapa si mingyu gak suka dokter perempuan?Author sengaja buat cerita yang alurnya gampang ketebak dulu, tapi kita liat aja nanti, ntar Author kasih Suprise buat reader~ :3
Gomawo yang udah baca~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise [Completed]
FanfictionChou Tzuyu adalah seorang dokter bedah jantung yang cukup terkenal di sebuah rumah sakit ternama di kota Seoul. Suatu hari, ia di tawari menjadi salah satu dokter pribadi dari seorang pemuda bermarga Kim. Awalnya ia menolak karena ia memiliki trauma...