Suara musik klasik mengalun di ruangan milik tzuyu. Kedua mata wanita itu terpejam, menikmati setiap nada-nada yang menenangkan jiwanya. Tapi itu tidak bertahan lama, sampai pintu terbuka dengan lebar, menampilkan seorang pemuda bermata rusa yang membawa tumpukan map berwarna hijau, kuning dan biru. Ia tampak kesusahan hingga menaruh semua itu di atas meja tzuyu dengan agak keras.
" aish, bisakah gege pelan-pelan?! "
"Aku membawa banyak tugas untukmu, pemalas "
Tzuyu memutar kedua bola matanya malas. Dengan ogah-ogahan, ia mematikan musiknya dan memperhatikan luhan dengan seksama.
" apa itu? Kenapa banyak sekali? "
Luhan menghelah napasnya lelah. Ia mendudukan dirinya dan menyandar dengan nyaman di bangku itu.
" ini semua tentang mingyu, lebih baik kau baca saja semuanya agar kau mengenal dia "
Alis tzuyu terangkat tinggi. Ia meraih salah satu map berwarna kuning dan membaca isinya.
" kim mingyu, tinggi 185 cm, kulit tan, memiliki satu orang kakak bernama kim jongin, tinggal di kompleks gangnam yang dekat dengan-
Yak yak! Apa ini, eoh?! "
Mata tzuyu membulat membaca kalimat yang tertera disana. Luhan tertawa kecil, lalu menatap tzuyu dengan mata rusanya yang menyipit.
" itu semua tentang kim mingyu, chou. Kurasa kau butuh itu semua "
" tapi-
Dia itu akan menjadi pasienku, bukan murid ku! Yang benar saja.. "
Luhan tersenyum puas menatap dongsaengnya yang tampak frustasi. Bukan apa-apa, tzuyu hanya berpikir, satu map saja diisi oleh hal-hal yang tidak berguna begini. Bagaimana dengan map yang lain? Mungkin saja akan ada daftar-daftar tempat yang sering mingyu kunjungi, makanan kesukaannya, nama mantannya dulu atau apalah itu.
" yeah.. kurasa kau membutuhkan ini. Mingyu sedikit berbeda dengan jongin yang lebih bisa terbuka pada orang baru. Mingyu, agak tertutup meski perawakannya tampak seperti berandalan "
Tzuyu mendorong map-map itu, lalu menggeleng. Ia menghelah napas berat sebelum menunjuk pintu keluar.
" aku akan usaha sendiri mendekati pasien ku, dan tolong kembali ke ruanganmu, tuan Lu "
-*-*-*-*
Jam istirahat untuk para dokter sudah terlewati 15 menit, dan selama itu pula tzuyu menyantap ramen dan satu gelas milkshake nya di warung pinggir jalan yang jauh dari rumah sakit. Rambut yang biasa tergerai itu terangkat tinggi, menghalau mereka untuk tidak ikut campur dalam urusan makan dokter muda ini.
" jam makan siang lebih baik mengisi perut dengan nasi, bukam ramen "
Suara hampir melengking itu mengagetkan tzuyu. Ia menatap kearah depan, dimana seorang pemuda dengan mata rusanya menatap tzuyu tanpa dosa. Bokong pemuda itu telah menduduki kursi didepan tzuyu, lalu menyantap nasi yang ia pesan bersama lauk yang lain.
Tzuyu masih memperhatikan gerak-gerik pemuda didepannya, hingga menyadari bahwa pemuda itu tidak menggubris dirinya.
" kenapa kau disini? Apa di rumah sakit tidak ada kantin?! "
Tzuyu sedikit menghelah napas jengah sekarang. Kelakuan sunbae nya ini patut di acungi jempol. Apa ia seorang mata-mata? Apa ia sejenis Stalker kelas kakap?
" tuan lu, kau dengar aku tidak? "
" diamlah chou, dan habiskan makananmu sebelum mereka datang "
Ucapan ambigu dari luhan membuat tzuyu mengerutkan dahi. Mereka? Mereka siapa?
" apa yang kau maksud dengan mereka? Maksudku, siapa mereka? "
Luhan menghentikan aktifitasnya sebentar, dan menatap tzuyu. Kedua tangannya ia gunakan sebagai tumpuan dagu runcingnya. Entah mengapa jika luhan sudah seperti ini, perasaan tzuyu jadi sedikit aneh.
" hari ini senua jadwal periksa mu sudah selesai, jadi sekarang merupakan waktu yang tepat untuk bertemu mereka, "
Luhan mengambil salah satu lauk makanannya, lalu memasukan lauk itu ke dalam mulutnya hingga penuh, membuat ia sedikit kesulitan untuk berbicara pada tzuyu.
" lebih tepatnya, hari ini kau akan bertemu mingyu, jadi siapkan dirimu ne, jangan sampai terpesona oleh adik jongin itu, mengerti? "
Tzuyu sudah tidak dapat berbicara lagi. Ia seketika kehilangan nafsu makannya. Bukan karena apa, hanya saja perasaannya seketika menjadi aneh. Ada rasa senang dan gugup bercampur jadi satu.
Terasa familiar, tapi tzuyu lupa dimana ia pernah merasakannya.
" kapan dia datang? "
Luhan mengarahkan ujung sumpitnya kearah belakang tubuh tzuyu. Mulutnya yang masih penuh membuat luhan malas berbicara. Dengan segera tzuyu menoleh, dan mendapatkan seorang, ah tidak, dua orang pemuda yang turun dari mobil.
DEG!
'Perasaan apa ini?'
Tubuh tzuyu menegang, apalagi ketika menatap mata tajam adik jongin yang tidak sengaja menatapnya juga. Tzuyu mulai ingat, ia ingat tatapan itu. Tatapan yang dingin dan tajam, tzuyu ingat..
Mata dan tatapan itu..
" s-sehun.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise [Completed]
FanfictionChou Tzuyu adalah seorang dokter bedah jantung yang cukup terkenal di sebuah rumah sakit ternama di kota Seoul. Suatu hari, ia di tawari menjadi salah satu dokter pribadi dari seorang pemuda bermarga Kim. Awalnya ia menolak karena ia memiliki trauma...