Kim Mingyu lahir dan besar dengan rasa kasih sayang dari keluarganya. Ia memiliki seorang kakak bernama Kim Jongin yang berumur 3 tahun diatasnya. Mingyu adalah sosok pemuda dengan hati yang hangat serta rasa peduli yang sangat tinggi. Ia bahkan tidak segan-segan untuk membagi kebahagiaannya dengan teman satu sekolahnya dulu. Tapi semua itu berubah ketika mengetahui alasan dari kematian sang ibu.Mingyu hanya merasakan kasih sayang dari sang ibu selama 10 tahun, lalu habis itu, ia tidak pernah bertemu lagi dengan ibunya. Ketika bertanya pada sang ayah, tuan Kim hanya bilang bahwa ibu Mingyu pergi dan meninggalkan mereka. Mingyu yang belum mengerti tentang hal itu, hanya mampu mengangguk dan berdoa agar ibunya kembali. Tapi hingga ia remaja, sang ibu tidak kembali juga.
Sampai sebuah kenyataan menampar Mingyu saat itu.
Ia tak sengaja melihat sang ayah yang melenggang pergi dengan setelan jas hitamnya ditemani oleh beberapa pengawalnya di hari libur. Sebelumnya mereka akan pergi bersama untuk mengisi liburan, tapi sang ayah baru saja membatalkan janji mereka. Karena penasaran, Mingyu mengikuti mobil milik sang ayah dengan motor kesayangannya. Ia terus membuntuti mobil itu hingga sampai di sebuah rumah minimalis yang terlihat sangat terurus. Mingyu mengamati rumah itu dengan seksama, hingga seorang wanita keluar dengan baju tipis yang menutupi tubuhnya.
Awalnya Mingyu merasa biasa saja, tapi ketika melihat sang ayah yang mencium bibir wanita itu dan menyeretnya masuk, membuat Mingyu segera merubah pola pikirnya pada sang ayah. Ia tidak beranjak setelah melihat sang ayah yang masuk kedalam rumah dengan si wanita, ia hendak memasuki rumah itu dan meminta penjelasan sang ayah. Tapi hal itu tidak terjadi karena rasa sakit yang luar biasa hinggap di dada kiri Mingyu. Ia terduduk dan memegang dadanya dengan erat, berharap sakitnya akan berkurang. Namun yang ada, rasa sakit itu kian menjadi-jadi.
Wajahnya memucat karena menahan dingin. Perlu diketahui bahwa Mingyu juga mengidap penyakit yang sama dengan sang ibu. Mingyu meraba kantong jaketnya dan mencari obat yang selama ini selalu ia bawa. Tapi sepertinya Mingyu sedang sial, terbukti dengan tidak ditemukannya obat yang menjadi penopang hidupnya itu. Napas Mingyu makin memburu. Keringat sudah membasahi tubuhnya, dan jangan lupa bibir Mingyu yang mulai membiru. Ia memutuskan untuk menelepon Jongin untuk menjemputnya. Tidak mungkin ia akan pulang sendiri dengan kondisinya yang kian memburuk.
Samar-samar, Mingyu sempat membaca papan nama dari rumah wanita tadi ketika memberikan alamat pada Jongin yang terdengar panik di seberang telepon.
'Jang hye-na?'
-------- --------- -------- --------
Mingyu ingat sekali bagaimana ia bertemu lagi dengan wanita bernama Jang Hye-na itu. Ia mengaku sebagai dokter pribadi dari sang ibu. Ia juga mengaku bahwa ayahnya lah yang meminta dirinya untuk merawat sang ibu. Mingyu masih mencerna semua itu, hingga sebuah tepukkan lembut dirasakan Mingyu di bahunya.
"Dia mungkin akan menjadi dokter pribadimu juga, Mingyu-ya.."
Ucapan Jongin bagaikana petir yang menyambar Mingyu di siang hari. Ia menggeleng dengan kuat dan meminta Jongin mencarikannya dokter pribadi yang lain. Ia tidak mau dokter wanita itu menjadi dokter pribadinya. Sudah cukup untuk Mingyu mengetahui bahwa dokter itu adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian ibunya, sekaligus menjadi selingkuhan sang ayah ketika ibunya telah tiada.
Ya, Jang Hye-na adalah selingkuhan tuan Kim yang merangkap menjadi dokter pribadi ibunya, yang dengan sengaja membunuh sang ibu demi mendapatkan sang ayah.
Mingyu menjadi memiliki trauma sendiri ketika mengetahui hal itu. Ia tidak ingin seorang wanita menjadi dokter pribadinya, karena ia takut hal yang sama akan terjadi pada Mingyu. Ia lebih baik tidak memiliki dokter pribadi atau dokter pribadinya laki-laki daripada memiliki dokter pribadi perempuan.
Hingga sang ayah memperkenalkan Mingyu pada sosok Tzuyu. Mingyu tentu menolak itu secara mentah-mentah, tapi karena ucapan sang ayah yang sudah menjadi ultimatum itu, membuat Mingyu harus mengikuti perintahnya.
Awalnya Mingyu tidak tertarik, bahkan membenci sosok Tzuyu yang datang di kehidupannya. Karena rasa benci itu lah membuat Mingyu mengeluarkan kata-kata kasar pada pertemuan pertama mereka. Mingyu memang tidak menyesal diawal, namun ia mulai luluh ketika dengan mudahnya Tzuyu memaafkan dirinya yang tidak tahu diuntung itu. Bahkan Tzuyu menyelamatkan nyawanya ketika penyakit Jantung yang ia derita kambuh secara tiba-tiba.
Sekarang, Mingyu memilih untuk menjadi pasien yang baik dan mulai menerima Tzuyu sebagai dokter pribadinya. Ia bukannya mengikuti kata sang ayah, tapi ia mengikuti kata hatinya sendiri.
---------- ----------- ----------
Nah.. chap yang sekarang dan kedepan bakal ngebahas tokoh dan masa lalunya, dimulai dari Mingyu, Tzuyu dan terakhir Luhan.
Ide ini tercetus(?) karena Wuu kena Author Block TvT
Akhir kata, Voment juseyo? :3
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise [Completed]
FanfictionChou Tzuyu adalah seorang dokter bedah jantung yang cukup terkenal di sebuah rumah sakit ternama di kota Seoul. Suatu hari, ia di tawari menjadi salah satu dokter pribadi dari seorang pemuda bermarga Kim. Awalnya ia menolak karena ia memiliki trauma...