Mingyu memasuki pekarangan rumah sakit tempatnya kontrol dengan senyuman kecil di bibirnya. Ia masih terlihat pucat karena kondisinya belum pulih benar.Hari ini Mingyu memutuskan untuk mengunjungi Tzuyu ke rumah sakit. Kalau Tzuyu terlalu sibuk sehingga ia tak bisa menemui Mingyu, maka Mingyu yang akan mendatangi Tzuyu.
Di sepanjang perjalanan menuju ruangan Tzuyu, beberapa perawat tengah bergosip ria di tempat mereka masing-masing. Mingyu tampak tak menggubris mereka semua, tetapi ia merasa tak nyaman karena beberapa kali ia merasa bahwa mereka semua menatapnya dengan pandangan penasaran.
Tepat didepan pintu ruangan Tzuyu, Mingyu berhenti melangkah. Ia mengangkat satu tangannya untuk mengetuk pintu, dan satu tangannya lagi ia sembunyikan di belakang karena ia tengah memegang sebuket bunga.
Ya, hari ini Mingyu membawakan Tzuyu bunga.
Tetapi sebelum ia sempat mengetuk pintu bercat putih itu, telinganya mendengar sayup-sayup suara seseorang didalam.
"Jangan terlalu lelah, gege tak mau kau sakit"
"Sejak kapan gege perhatian padaku, huh?"
"Sejak kau menjadi kekasih ku, nona"
Mingyu mengerutkan dahinya ketika mendengar percakapan barusan. Ia mengenal kedua suara itu, tetapi ia tak mengerti hal yang tengah mereka bicarakan. Maka Mingyu segera masuk tanpa mengetuk pintu.
"Permisi.."
"Mingyu-ya.."
Kedatangan Mingyu membiat percakapan antara Tzuyu dan Luhan terhenti. Wanita itu menatap Mingyu dan Suaranya tak bisa menyembunyikan bahwa ia tengah merasa senang sekarang. Matanya tampak berbinar dan hendak mendekati Mingyu yang masih ada di ambang pintu, tetapi tatapan intimidasi dari Luhan membuat tubuhnya tidak bisa bergerak.
"Ini jam kontrol Kim Mingyu?"
"Iya hyung"
"Aku tanya Tzuyu, bukan kau"
Mingyu mengatup bibirnya mendengar suara dingin dari Luhan. Ia memilih untuk tetap di ambang pintu karena Luhan menatapnya seolah-olah hendak melubangi kepalanya.
"Iya ge, hari ini ia harus kontrol. Sudah beberapa hari ini ia tidak datang karena.. eum.. aku menjagamu"
Suara Tzuyu memelan diakhir. Ia melirik Mingyu yang masih terdiam dan mencoba bersikap sebiasa mungkin. Mingyu mulai merasakan atmosfer yang tidak enak ketika melihat Luhan yang berdiri di samping Tzuyu dengan tatapan mata lurus padanya. Ia merasa sebagai maling yang tertangkap basah.
"Ge, sebaiknya gege keluar dulu, aku mau memeriksa Mingyu"
"Kau mengusir kekasihmu?"
"Kekasih?"
Mingyu menatap Luhan dan Tzuyu bergantian. Suaranya yang cukup keras membuat kedua orang dihadapannya itu menoleh kearahnya dengan pandangan berbeda. Tzuyu menatap Mingyu dengan tatapan bersalah, sedangkan Luhan, kedua mata rusanya menyiratkan sebuah kesombongan karena memenangkan sebuah pertandingan, pertandingan dengan hadiah hati Tzuyu.
"Ya, aku kekasih Tzuyu, kenapa?"
Mingyu merubah raut wajahnya ketika Luhan berkata demikian. Tangan yang semula ada di belakang tubuhnya sekarang terkulai lemas di samping tubuhnya. Memperlihatkan sebuket bunga yang sudah ia siapkan sebagai hadiah untuk Tzuyu.
"Sepertinya gege harus keluar, ada operasi beberapa jam lagi"
Suara Luhan terdengar setelah ia menatap remeh kearah bunga yang masih di genggam oleh Mingyu. Ia mencium singkat pipi Tzuyu dan melangkah keluar melewati Mingyu yang masih terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise [Completed]
FanfictionChou Tzuyu adalah seorang dokter bedah jantung yang cukup terkenal di sebuah rumah sakit ternama di kota Seoul. Suatu hari, ia di tawari menjadi salah satu dokter pribadi dari seorang pemuda bermarga Kim. Awalnya ia menolak karena ia memiliki trauma...