11. True Feeling

3.4K 258 3
                                    

Rembulan sudah menunjukkan sinarnya. Hari semakin gelap dan udara dingin makin menusuk kulit. Seorang pemuda tampak memasuki rumah mewah yang dipastikan merupakan kediamannya. Ia tersenyum sendiri ketika mengingat kejadian beberapa jam yang lalu saat itu bertemu kembali dengan Tzuyu. Mingyu tak pernah menyangka bahwa Tzuyu sangat berpengaruh dalam menaiki mood malamnya. Keadaan rumah Mingyu saat itu terlihat lenggang. Jongin serta Tuan Kim pasti belum pulang dari kantor, hal itu membuat Mingyu menghelah napas pelan. Jujur saja, ia merindukan suasana hangat keluarganya. Saat-saat dimana ibunya -Nyonya Kim- masih hidup dan membuatkan sarapan maupun makan malam untuk mereka semua. Bahkan terkadang ibunya yang mengajarkan Mingyu jika ada pelajaran yang ia tidak mengerti.

Mingyu merindukan itu semua.

Kaki panjangnya melangkah kearah kamar dan memasukinya. Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur King Size miliknya. Rasa nyaman memanjakan tubuh Mingyu. Ia memejamkan matanya untuk lebih bisa merasakan kenyamanan, tapi ketika ia menutup mata, bayangan kejadian saat bersama Tzuyu tadi mulai terputar tanpa diminta.

Mingyu masih ingat jelas harum tubuh Tzuyu yang menenangkan pikirannya. Mingyu juga masih ingat bagaimana hangatnya tubuh Tzuyu saat ia merengkuhnya. Tapi yang Mingyu sangat ingat adalah wajah cantik Tzuyu yang memerah ketika ia peluk.

" Ah.. Wajah itu.. "

Senyuman merekah di bibir Mingyu. Ia membuka matanya dan menatap langit-langit dengan pandangan teduh, sama persis ketika ia memandang Tzuyu. Jantungnya berdetak tak karuan saat mengingat itu semua. Mingyu rasa, sakit jantungnya akan bertambah parah jika bersama Tzuyu.

" Apa aku jatuh cinta? "

Gumam Mingyu. Ia tidak yakin dengan perasaannya kepada Tzuyu. Bagaimana bisa secepat ini ia jatuh cinta dengan Tzuyu? Tidak ada 1 Minggu mereka bertemu. Tapi kenapa perasaan Mingyu jadi berkecamuk seperti sekarang?

" Chou Tzuyu, kau.. aneh.. "

Mingyu menggeleng pelan. Kenapa terlintas pikiran seperti itu di kepalanya sekarang? Apa penyakitnya sudah menyebar sampai ke kepala?

" Kau membuatku bingung "

-*-*-*-*-*-*-*-*-

Tzuyu memakan Ramyeonnya dengan perlahan. Beberapa kali ia mendiamkan ramyeonnya karena menatap ponselnya yang tergeletak di samping panci. Ia memakan lagi ramyeonnya, dan melihat lagi ponselnya. Begitu terus hingga ramyeon yang ia makan mengering.

Tzuyu sedikit berdebar ketika melihat ponselnya bergetar. Entah mengapa ada rasa gugup disana. Nama yang terlintas pertama di kepala Tzuyu adalah Mingyu. Entah kenapa ia jadi kepikiran lelaki itu. Bagaimana Mingyu memeluknya secara tiba-tiba tadi, serta bagaimana hangatnya pelukkan yang hingga sekarang masih bisa Tzuyu rasakan. Jantungnya berdebar dengan keras.

Jangan-jangan, ia jatuh cinta dengan Mingyu?

Yah.. meski bukan cinta pada pandangan pertama dengan pertemuan yang mengesankan, tapi entah mengapa itu semua special saja untuk Tzuyu. Tangannya meraih ponsel yang kembali bergetar. Melamunkan Kim Mingyu di malam hari membuatnya kehilangan sepotong pikiran pintarnya.

Kim Mingyu
Besok bisakah aku ke rumah sakit? Aku ingin melakukan konsul denganmu

Kim mingyu
Ah.. juga maafkan aku tentang yang terjadi tadi. Aku tidak sengaja memelukmu

Wajah bahagia bercampur merah tergambar jelas di wajah milik Tzuyu. Ia sedikit berdebar -lagi- ketika Mingyu kembali membahas perihal memeluk di depan abu milik Nyonya Kim. Jujur saja, ia sedikit malu jika Nyonya Kim melihat mereka dari atas. Apa nyonya kim berpikiran bahwa ia bisa menjadi kekasih Kim Mingyu?

The Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang