"Bisakah aku mengganti Oh Sehun itu?"
"A-apa maksudmu?"
"Ah, mungkin bukan mengganti, tapi menjadi sosok baru untuk kau kenal"
"K-kim Mingyu-ssi, apa yang kau maksud-"
Mingyu menarik kedua sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman, ia mendekatkan wajahnya pada Tzuyu, lalu berbisik dengan tatapan mata tak lepas dari Tzuyu.
"Kurasa, aku tertarik padamu. Aku menyukaimu, Chou Tzuyu"
---------*---------
Tzuyu bersumpah bahwa sekarang ia merasakan kakinya sudah tidak menapak di lantai. Ia merasa melayang dan matanya sedikit kabur. Perut Tzuyu terasa tergelitik, seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan disana. Tapi sensasi ini begitu Tzuyu sukai. Bibir tebal milik Mingyu menyapu habis bibir tipis milik Tzuyu. Tak pernah Tzuyu pikirkan bahwa Mingyu itu sosok lelaki dengan tingkat keagresifan yang cukup tinggi. Setelah menyatakan bahwa ia menyukai Tzuyu, tanpa mendengar jawaban Tzuyu yang tengah terkejut, Mingyu segera menempelkan bibirnya pada bibir Tzuyu. Ia memejamkan matanya, dan menikmati bibir hangat Tzuyu yang entah mengapa membuat Mingyu bergidik sendiri, terlalu memabukkan untuk dilewatkan.
Tangan Mingyu berlabuh ke pipi Tzuyu. Ia menagkup pipi putih yang sekarang tengah memerah karena perilaku Mingyu yang tiba-tiba. Tzuyu tak menyangka ia tidak akan menolak ciuman sepihaknya dengan Mingyu. Sebenarnya tidak bisa di katakan sepihak jika Tzuyu juga -Ehem- Menikmatinya.
Lelaki dengan kulit tan tersebut masih menempelkan bibirnya. Ciumannya yang pertama ini takkan ia sia-siakan begitu saja. Ingin rasanya Mingyu memperdalam ciuman yang ia mulai, namun ia rasa belum tepat waktunya karena Tzuyu belum membalas ciuman darinya.
Mungkin "akal sehat" Mingyu sudah pergi meninggalkan kepalanya sejak ia mengakui perasaannya pada Tzuyu tadi. Yang ia lakukan hanya apa yang di perintahkan oleh otaknya, dan itu tanpa persetujuan akal sehat.
Mingyu jadi gila jika di dekat Tzuyu.
Seolah tersadar, Tzuyu segera menjauhkan wajahnya. Ia mengalihkan pandangan karena rasa malu yang menderanya sekarang. Sedangkan Mingyu? Jangan tanya apa yang di lakukan pria itu. Matanya menatap tajam pada kedua belah bibir Tzuyu yang sedikit terbuka untuk mencari oksigen yang tiba-tiba lenyap karena ciuman singkat mereka.
Pikiran Mingyu kenapa jadi seperti Jongin ya?
Pikiran kotor yang sangat tidak manusiawi.
"Kalau di lihat sedekat ini, kau cantik juga ya.."
Suara rendah milik Mingyu menggelitik pendengaran Tzuyu. Ia menjauhkan tubuhnya yang terlampau dekat dengan Mingyu, ia takut Mingyu mendengar debaran jantungnya yang keras tersebut.
Mereka terdiam. Tzuyu masih berusaha menetralkan debaran jantungnya, lalu Mingyu tengah memuji-muji tuhan yang sudah menciptakan Tzuyu ke dunia. Mungkin ia terlalu puitis, tapi ia benar-benar berterimakasih bahwa Tuhan mau mempertemukannya dengan malaikat secantik Tzuyu.
Tuan Kim gombal.
Mingyu menyentuh dagu Tzuyu agar wanita itu menatapnya. Wajah Tzuyu yang memerah membuat Mingyu tak bisa menghilangkan senyumannya. Ia terlihat begitu sempurna di mata Mingyu.
"Aku punya sebuah permintaan"
"A-apa itu?"
Tzuyu tiba-tiba saja merasa jantungnya hampir keluar mendengar suara Mingyu. Ia, deg-degan, lagi.
"Soal yang tadi, aku tidak memintamu untuk membalas perasaanku, tapi aku mohon, setelah ini, jadikan hubungan kita lebih dekat lagi, jangan merasa takut denganku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise [Completed]
FanfictionChou Tzuyu adalah seorang dokter bedah jantung yang cukup terkenal di sebuah rumah sakit ternama di kota Seoul. Suatu hari, ia di tawari menjadi salah satu dokter pribadi dari seorang pemuda bermarga Kim. Awalnya ia menolak karena ia memiliki trauma...