LILIN

48.2K 2.3K 21
                                    

"Jawabannya Ya kak! Iya!," teriak Kinsa.

Brian menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Kinsa. Tidak percaya, Kinsa menerima pernyataannya.

"Ya? Maksudnya Lo nerima Gue?," tanya Brian.

"Iya," jawab Kinsa kemudian.

-00-

Mas Bagus duduk membelakangi meja kerjanya menatap keluar jendela. Waktu pulang sudah terlewat sejak beberapa jam yang lalu, hanya saja rasanya Mas Bagus enggan untuk pulang. Apalagi sekarang Mas Bagus yakin jika Kinsa sudah menerima pernyataan Brian atau siapalah itu.

Mas Bagus mengambil beberapa dokumen untuk besok dan berencana untuk menyelesaikannya malam ini saja. Daripada bingung nggak ada kerjaan mendingan mengerjakan pekerjaan untuk besok.

Mas Bagus menyalakan kembali komputernya dan segera mengerjakan tugas-tugasnya. Malam ini ada beberapa karyawan juga yang lembur, jadi dia tidak sendirian di kantor.
Pukul 20.00

Mas Bagus memegangi perutnya kelaparan. Benar juga, dia belum makan seharian ini, tadi dia menerima tamu dadakan pada saat jam makan siang. Mas Bagus berdiri dan mengambil dompetnya. Agenda selanjutnya adalah mencari makan malam.
Mas Bagus duduk di depan Minimarket memegangi satu cup mie instan sambil terus menerus meniupinya. Sebentar kemudian ada seseorang yang menyodorkan permen karet padanya.

"Tidak, terimakasih," ucap Mas Bagus tanpa menoleh ke si-pemberi-permen-karet.

"Kamu sedang banyak pikiran? Benn? Seingatku kamu suka sekali permen karet," tanya orang itu membuat Mas Bagus terkejut dan dengan segera mengangkat wajahnya.

"Zoey? Sedang apa kamu disini?," tanya Mas Bagus.

"Seharusnya aku yang tanya. Kamu kenapa ada di Indonesia?," tanya gadis yang dipanggil Zoey tadi.

"Saya sudah pindah kesini," ucap Mas Bagus.

"Atau jangan-jangan kamu sudah menikah dengan gadis itu?," tanya Zoey lagi.

"Ehmm,"

"Kamu sudah makan? Jangan makan makanan instan ayo kita mencari makanan," ajak Zoey.

~

"Jadi kamu ditolak?," tanya Zoey.

"Secara teknis bukan karena saya bahkan belum melamarnya. Hanya saja mungkin seperti itu," jawab Mas Bagus.

"Ben, maaf. Tapi aku sangat ingin mengatakan ini. Kamu terkena karma mungkin," jawab Zoey sambil mengedip kearah Mas Bagus.

"Baiklah, saya tidak membantah kalau kamu mengatakan saya terkena karma. Kamu masih dendam pada saya Zoey? Saya sangat meminta maaf atas kejadian hari itu," ucap Mas Bagus.

"Ayolah Ben, aku nggak dendam. Hanya sedikit teringat, kamu tahu? Selama sebulan sejak kejadian itu aku nggak berani keluar rumah. Lalu aku dapat tawaran pekerjaan di Indonesia, dan disinilah aku sekarang. Di restoran bersama orang yang menolakku dua tahun yang lalu," ucap Zoey lagi.

"Benarkan kamu masih dendam. Saya tidak berniat mempermalukan kamu Zoey," jawab Mas Bagus.

"Ya, tidak apa-apa. Aku senang melihat wajahmu merona dan menampilkan ekspresi panic begitu," jawab Zoey.

"Jadi kamu Cuma menggoda saya?," tanya Mas Bagus.

"Benjamin. Itu sudah kejadian dua tahun lalu, aku juga sudah memaafkanmu. Dan sekarang aku sudah menganggapmu tidak lebih dari junior yang tidak sengaja bertemu dijalan. Kita bisa berteman," jawab Zoey.

"Baiklah. Jadi kamu bisa memberikan saya solusi? Saya sangat mencintai gadis ini tapi dia tidak begitu," ucap Mas Bagus.

"Semua gadis senang diperjuangkan bukan? Mungkin dia ingin kamu memperjuangkannya," jawab Zoey.

Bule Ningrat [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang