HELLO IT'S ME

66.9K 3.1K 62
                                    


"Ehm Lo Ajeng kan? Satu kos sama Kinsa kan? Gue Brian. Sorry ya bajunya nggak rapi. Gue habis pulang dari free style tadi. Oh iya, Kinsa nya ada?" tanya Brian.

"Kinsa baru aja pergi. Dia udah nggak ngekos disini lagi," jawab Ajeng.

"Pergi? Dia sekarang tinggal dimana?" tanya Brian lagi.

Kali ini Ajeng bingung menjawabnya. Kalo dia bilang Kinsa tinggal sama calon suaminya bakal jadi masalah nggak ya?. Oh iya, waktu itu Kinsa bilang kali dia ngenalin Mas Ba gus ke Brian sebagai anak sahabat Papanya kan?.

"Dia tinggal di apartemen sama anak sahabat Papanya," jawab Ajeng.

"Sama laki-laki? Cuma berdua?" tanya Brian lagi. Sekarang Ajeng yang kelabakan buat jawab.

"Ya.. iya lah. Soalnya selain apaertemennya itu deket kampus. Kinsa bisa ngirit juga. Lagian mereka udah deket banget kok. Si Bule itu tuh udah kayak abangnya Kinsa sendiri gitu deh," dusta Ajeng.

Brian Cuma manggut manggut mendengarnya.

"Jadi, Lo tahu alamat Kinsa sekarang?" tanya Brian.

"Waduh, Gue malah lupa nanya juga. Lo minta ndiri aja deh, nih Gue kasih kontaknya Kinsa," ucap Ajeng sambil memperlihatkan nomor Kinsa yang tertera pada layar ponselnya.

-00-

Kinsa berdiri didepan gedung besar mewah yang sekarang ada dihadapannya ini. Sekalipun belum pernah Kinsa masuk ketempat seperti ini. Mas Bagus mengangkat koper Kinsa dan berjalan mendahului Kinsa. Kinsa mengekor Mas Bagus sambil membawa sebuah boneka Bunny yang dia beri nama Rakun. Eh? Bunny itukan kelinci ya?.

"Dek Kinsa ayo. Dek Kinsa nggak mau masuk?" tanya Mas Bagus.

"Eh!! Tungguin Gue bego!" umpat Kinsa yang hampir tertinggal jauh dibelakang.

Mas Bagus menekan kode apartemennya dan pintupun terbuka. Wow, ini sih bukan apartemen biasa. Baru didepan pintu aja atmosfirnya udah beda, kaya diluar angkasa. Kayaknya Kinsa bakalan betah disini kalo nggak ada Mas Bagus.

"Dek Kinsa kok bengong? Mau saya buatin teh? Saya ada The hijau, Teh apel, Teh melati, sama Teh Rosemarry dek Kinsa mau yang mana?" tanya Mas Bagus sambil meletakan koper diruang tamu.

Kinsa duduk di sofa dan melihat pernak pernik yang tertata rapi disana. Terdapat beberapa bingkai foto yang sepertinya itu foto Mas Bagus dan alm. Ibunya.

"Teh apa aja deh," jawab Kinsa tanpa menoleh kearah Mas Bagus. Matanya masih asyik menjelajahi seluruh ruangan apartemen yang lumayan luas itu.

Mas Bagus masuk kedapur dan keluar membawakan secangkir Greentea untuk Kinsa. Mas Bagus meletakan cangkirnya diatas meja dan duduk disamping Kinsa.

"Dek Kinsa, saya ada dua kamar. Tapi nanti dek Kinsa pakai kamar yang itu saja. Soalnya didalam sudah ada kamar mandinya," ucap Mas Bagus.

"Eh? Oh boleh boleh," jawab Kinsa masih tidak berkutik.

"Dek Kinsa. Saya lapar, dek Kinsa lapar nggak?" tanya Mas Bagus.

"Eh? Lo nggak minta buat Gue masakin kan? Gue nggak bisa masak dan Gue serius. Kalo Lo minta biar Gue masakin Lo, mending Lo pikir pikir lagi sebelum Gue bikin gedung apartemen Lo kebakaran," jelas Kinsa setengah mengancam.

"Enggak kok dek. Dek Kinsa inikan tamu di rumah saya. Masak saya nyuruh tamu saya masak sendiri," jawab Mas Bagus tersenyum geli, dia sudah menduga sebelumnya kalau Kinsa pasti nggak bisa masak.

"Emang Lo bisa masak?" tanya Kinsa tidak percaya.

"Ya bisa lah dek. Dari kecil saya suka bantuin ibu saya masak didapur. Terus sejak SMP saya sudah tinggal sendiri jadi saya mesti bisa masak sendiri," jawab Mas Bagus sambil berdiri hendak pergi kedapur.

Bule Ningrat [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang