"Dek Kinsa mau menikah dengan saya?."Plakk
Satu tamaparan jatuh tepat dipipi kanan Mas Bagus. Benar juga, hal seperti ini sudah bisa di prediksi dari sebelumnya.
"Lo gila atau gimana sih? Kerasukan ya? Lo kan tahu kalo Gue pacaran sama kak Brian!," teriak Kinsa mencuri perhatian pengunjung lain.
"Saya tahu," jawab Mas Bagus tanpa menoleh kearah Kinsa.
"Terus kenapa masih nanya!," tanya Kinsa menggebu.
"Karena saya tidak melihat kalau dek Kinsa seperti itu. Saya tidak melihat diantara kalian ada benang merah," jawab Mas Bagus kemudian.
"Benang merah? Benang merah apa? Lo kenapa sih? Gue mau pulang sekarang!," ucap Kinsa sambil berbalik hendak meninggalkan Mas Bagus.
"Tunggu dek!," panggil Mas Bagus sambil menarik lengan Kinsa.
"Apa lagi sekarang? Gue nggak mau denger soal benang merah benang jahit atau apalah itu!," omel Kinsa.
"Bukan tentang itu, saya punya permohonan buat dek Kinsa. Tolong kasih saya kesempatan, saya benar-benar ingin tahu ujung benang itu," pinta Mas Bagus.
"Benang lagi? Darimana sih Lo dapetin dongen gak jelas kaya gitu?,"
"Saya mohon. Hanya dalam satu minggu ini,"
-00-
"Akhir-akhir ini Kinsa keliatan aneh deh Bim," ucap Brian sambil menata beberapa diktat dan buku tentang hukum miliknya.
"Aneh gimana sih?," tanya Bimo heran.
"Yaa, aneh aja gitu, dari tadi pagi tuh dia ngeliat Gue kaya lagi nggak ngeliat Gue," jelas Brian.
"Maksud Lo gimana sih? Ngomong yang jelaslah."
"Lo tahu orang kerasukan? Nah matanya Kinsa kaya orang kerasukan tuh," jelas Brian.
"Ya, mungkin dia emang kerasukan."
"Hush! Enak aja kalo ngomong Lo!,"
"Kan Lo yang bilang. Ini nih dapet bunga lagi dari Visheya," ucap Bimo sambil menyerahkan satu bucket bunga pada Brian.
"Dari Brian FC lagi ya? Kan Gue udah bilang nggak usah diterima."
"Gimana mau nggak diterima kalo mereka ngasihnya pake tatapan 'Awas kalo nggak diterima' kan Gue ngerasa terancam jiwanya,"
"Alay!,"
-00-
Saya ingin dek Kinsa bersikap biasa dengan saya seperti kemarin bahkan saat eyang sudah pulang nanti, hanya seminggu dari sekarang. Dan saya akan menemukan ujung benang itu nanti. Desember ini saya tidak akan mengganggu dek Kinsa lagi jika ujung benang saya memang bukan dek Kinsa.
"Kin!," teriak Ajeng membuyarkan lamunan Kinsa.
"Kenapa sih Jeng! Bikin kaget aja!," ucap Kinsa.
"Kenapa? Lo tuh yang kenapa! Dari tadi dipanggil berkali-kali enggak nyahut-nyahut. Lo nggak kesambet kan? Sikap Lo aneh dari pagi ini! Apa ada kaitannya sama semalem Lo nggak di apartemen?," ucap Ajeng.
"Kok Lo tahu Gue nggak di apartemen semalem?."
"Semalem kan charger hp Gue kebawa sama Lo, Gue niat nyari nyari apartemen si Bule gara-gara itu dan ternyata yang punya lagi pergi tinggal eyang Lo dan Gue malah dapet kuliah soal menjadi mahasiswi yang tidak ceroboh dari eyang Lo. Btw emang Lo kemana?,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bule Ningrat [COMPLETED]
RomanceDijodohin sama bule? Ini dia hari hari Kinsa berusaha lepas dari perjodohannya dengan bule yang masih keturunan keraton itu