Ketika negara lain merayakan hari besar dengan meriah, dan disini juga tak mau kalah. Sesaat jalanan begitu ramai dengan lampu serta banner menyambut natal. Dan hampir pukul 12 malam, para pekerja masih bangun. Usage pohon cemara di beberapa Gereja yang kulewati, dan juga lampu yang hampir mengelilingi langit jalanan.
Aku mengklakson begitu melihat Pak Mungkis -securiti apart- diruangannya. Kuparkirakan mobilku disamping mobil lain, dan keluar sambil membawa barang-barangku.
Suara lift berdenting seraya pintu besinya terbuka. Aku keluar, merogoh tasku untuk mencari card key. Sesekali aku memandang pintu apartku dari kejauhan, ada paper bag tergantung diganggang pintu.
Aku membawanya masuk, tanpa melihat si Pengirim. Kuletakkan semua barang-barangku di ruang depan. Setelah, memastikan semua pintu dan jendela sudah tertutup rapat. Aku segera membersihkan diri dan merapikan barang-barang yang akan kubawa besok saat show.
Hariku benar-benar lelah dan penuh dengan jadwal. Harusnya aku mengambil cuti, dan pergi meninggalkan segala tetekbengek. Sepertinya aku sedikit perlu Quality Time, beberapa hari. Satu atau dua minggu, mungkin..
"Belum... ini baru mandi, Ma.."
Aku memejamkan mata sejenak, menikmati setiap kulitku yang terendam air hangat. Suara Mama dari earphone membuat lelahku hilang.
"Abis itu kamu jangan lupa makan malam. Nggak usah diet-diet dulu. Nanti kamu sakit lagi."
Aku tersenyum, "Iya, Mamaaaa.. aku mau udahan, nih. Mama juga tidur. Jangan begadang mulu, jaga kesehatan juga."
"Iya, Nak. Selamat malam, Sayang."
"Malam, Ma."
Klik.
Aku bangun dari bathub, mengambil selembar handuk dan melilitkannya ditubuh. Ketika aku keluar dari kamar mandi, kedua mataku langsung mendapati paper bag yang tidak tahu siapa pengirimnya. Entah aku lupa, barang itu kuletakkan diluar bersamaan dengan barang-barangku yang lain. Atau memang barang itu bisa berpindah tempat sendiri.
Aku duduk dipinggir ranjang, membuka dan mengeluarkan isinya. Satu kotak bingkisan yang tak kukenal, kutembak isinya makanan. Dan saat aku membuka salah satunya, benar. Coklat.
Aku mengeluarkan secarik kertas yang tertinggal didalam paper bag merah itu.
"Eat me, please." Tulisnya.
Aku tersenyum, menyadari siapa pengirimnya.
Aku meraih handphone di nakas, melihat beberapa pesan WhatsApp dari laki-laki pengirim Coklat itu. 3 pesan terbaca, dan belum kubalas karena aku meninggalkan handphoneku begitu saja diruangan.
14.50
Ald: iya, Bi.16.20
Ald: mengirim foto.
Ald: I'm still bored.Aku segera membalasnya, mengirim beberapa fotoku hari ini.
Me: i'll eat you, Mr.
Me: thank you. 😚Belum lama aku meletakkan handphone, Aldric langsung membalasnya. Sepintas aku berniat menggodanya dan mengurungkan niat untuk berpakaian.
Ald: Are you home yet?
Iseng, aku mengirim foto mirror selfie dengan full body yang hanya tertutupi selembar handuk.
Ald: *moans*
Ald: Bi, don't do it.Me: 😅
Me: cepat balik. tempat tidurku kangen sama kamu.Ald: you don't?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake On Rope
RomanceSeseorang pasti memiliki ikatan tali masing-masing. Entah kapan tali itu akan mengikat, yang pasti keduanya akan saling cocok. Tidak denganku, tali-ku salah. Hingga menjadi tali kekang. [21+] nb: karena pemberitahuan wattpad (mulai dr tanggal 19 Sep...