"Bu Suyeon abis ngapain?" Tanya Jimin. Lelaki itu masih asik mengemut permen lolipop nya.
"Tahu tuh, kurang kerjaan banget. Kita kan udah kelas 12 masih aja di suruh-suruh." Kesal Taehyung. Lelaki itu mengambil tas ransel nya berikut menyamakan langkah nya dengan Jimin.
"Bu Suyeon takut kangen sama kamu, Tae. Makanya dia nyuruh mulu." Celetuk Jimin. Taehyung menaikkan sebelah bibirnya lalu memutar matanya.
"Halah, gak ada alasan yang lebih logis dari itu apa Jim?"
"Bahasanya sok bijak dah. Emang tahu artinya logis?" Jimin bertanya dengan suara yang di tekan.
"Yaelah, logis itu kan.." Taehyung terdiam sebentar lalu mengulas senyum lebar atau lebih tepat cengiran bodoh khasnya.
"Sekalinya bodoh ya emang bodoh. Gak ada peningkatan apa, Tae?" Celetuk Jimin. Taehyung meliriknya tajam lalu kembali fokus pada jalan di hadapannya.
"Mau nyamperin Jungkook?" Tawar Jimin. Taehyung melirik Jimin sekilas lalu memperlihatkan senyum tipis.
"Ayo!" Ajak Taehyung. Jimin menaikkan sebelah alisnya, gak biasanya Taehyung seneng ketemu Jungkook?
Ketika mereka berdua sampai di depan kelas Jungkook. Seorang gadis menabrak pundak Taehyung.
"Eh, maaf." Ujar gadis itu tanpa menoleh. Ia kemudian berlari mengejar temannya. Taehyung tak begitu mempermasalahkan nya hal tersebut terjadi karena ia sedang dalam suasana hati yang berbunga.
"Hi Kook!" Pekik Taehyung. Jungkook memutar bola matanya.
"Kenapa sih, Tae? Berisik." Desis Jungkook. Taehyung melirik Jungkook tajam, "Aku senior mu, bodoh."
"Tapi kau bertindak seolah kau juniorku." Ujar Jungkook tak mau kalah. Jimin yang melihat pertikaian kecil diantara kedua lelaki yang berada di hadapannya hanya memutar bola matanya bosan. Mereka sudah sangat sering seperti ini.
"Kalian berdua itu bocah." Komentar Jimin. Jungkook dan Taehyung melirik Jimin tajam.
"Bantet berisik!" Pekik keduanya.
"Mampuskan." Ucap seseorang yang memperhatikan tingkah ketiga lelaki tersebut.
"Kook, dia mana?" Bisik Taehyung. Jungkook memicingkan mata nya.
"Jadi kalian kesini punya maksud lain?"
"Ssttt jangan kenceng-kenceng."
"Maksud lain apa Kook? Perasaan cuma jemput kamu doang."
Jungkook memutar bola matanya cepat, "Dia belum tahu, Kak?"
Taehyung menggeleng cepat.
"Tahu apa?" Tanya Jimin. Lelaki itu mengerutkan dahinya.
"Engga, bukan apa-apa." Ucap Taehyung cepat.
Jungkook menatap Taehyung tajam, "Gapapa kali Kak. Kasih tahu aja."
"Kamu tahu kan kalau Jimin mulutnya ember." Kesal Taehyung. Lelaki itu melirik Jimin singkat.
"Gak juga kok, Kak. Asal Kakak gak macem-macem Jimin bakal diem." Ucap Jungkook. Jimin memandang keduanya dengan bingung. Sebenarnya mereka ngomong apa?
"Ngomong apaan sih Kook?" Teriak Jimin frustasi. Lelaki itu mengacak rambutnya kasar.
"Itu si Kak Taehyung suk-"
"Diam kenapa Kook!" Pekik Taehyung. Lelaki itu membekap mulut si Jungkook.
"Kak Taehyung lagi suk-" teriakan Jungkook tertahan karena sang senior lagi-lagi membekap mulutnya.
"Bacot ah!" Teriak Taehyung di akhir. Lelaki itu akhirnya pergi meninggalkan Jungkook dan Jimin.
"Ngambekan banget tuh anak." Jungkook mengernyitkan dahinya melihat kepergian sang senior yang entah sejak kapan menjadi sosok yang moody-an.
"Emang dia kenapa sih?" Tanya Jimin pada Jungkook.
Jungkook menaikan sudut bibirnya, "Ikut aku ke lapangan basket deh, Kak."
to be continued
Ku berhasil melanjutkannya! Double update untuk hari ini. Happy reading guys❤️ have fun with my fanfict! This is special pict of them for all of you
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You
Fanfiction[HIATUS] ❝Bukanya jangan sekarang, Kak. Nanti aja kalau sudah sampai rumah.❞ © to the-firstone, 2016