t r t

189 28 10
                                    

Behind the scene episode twelve

"Udah kak modusnya?" Celetuk Seokmin pas lihat si Taehyung keluar dari ruang basket.

Kronologi yang terjadi adalah si Seokmin nelpon Taehyung biar si Kakak kelasnya itu keluar dari ruang olahraga dan bergantian dengan dirinya.

Taehyung kemudian nyengir jenaka sebelum nepuk pundak si anggota basketnya.

"Thanks, lain kali kalau ada waktu buat modus bilang ya."

"Yeh, slow. Nanti aku banyak-banyakin dah main tod sama Sujeong."

"Darenya lain kali date aja seok."

"Yeh, maunya."

•••

Bagi Taehyung, Hari ini merupakan hari yang indah.

Ada beberapa Hal yang berhasil membuat hatinya berbunga,

1. Pagi tadi ia terlambat namun tak kena hukuman. –tentu saja karena Pak Ahn sedang dinas keluar kota.

2. Park Jimin –yang entah kesambet apa, mengerjakan tugas kelompok sendiri.

3. Ibu Kim –penjaga kantin, yang memberinya beberapa permen gratis.

4. Kelas X 3 –kelas Sujeong, yang kebetulan jam olahraga ketika dirinya ijin ke toilet.

Haha, indahnya hari Taehyung.

"Oy! Ngelamun aja." Teriak Jimin sembari mendorong pundak Taehyung.

Taehyung menoleh ke belakang lalu tersenyum tipis, "Iya, nih."

"Kau demam?" Celetuk Jimin dengan tangan yang bergerak mendekati dahi Taehyung. Belum sempat bersentuhan tangan Taehyung sudah berhasil menghalanginya.

"Kayaknya emang sedikit panas sih." Katanya dengan kekehan pelan. Ia bangkit dari duduknya lalu merangkul kawan baiknya itu. Merangkulnya dengan sangat erat hingga menimbulkan protes dari si korban.

"Kau berniat membunuhku, ya?"

"Bukan pilihan utama, tapi terdengar bagus." Ledek Taehyung. Perutnya menjadi sasaran empuk dari hantaman tangan Jimin.

"Sialan kau Taehyung."

"Awalnya ku pikir mentraktir mu adalah hal bagus tapi setelah di pikir lagi itu hal yang buruk."

"Amat.Sangat.Buruk." Kata Taehyung dengan penekanan.

"Hehe, Kim. Kenapa kau sangat tampan hari ini?" Celetuk Jimin sembari merangkul Taehyung. Taehyungnya ikut senyum dan balas merangkul.

"Kau tahu kalau aku memang selalu tampan, bukan Park?"

"Ya, ya, ya. Kau memang selalu tampan, Kim. Sushi ya, hehe."

•••

"Ajarkan aku." Pinta Sujeong. Bibirnya mengerucut lucu. Si cowok di depannya sibuk mengotak-atik gitar.

"Gabisa, Jeong. Ada janji sama Jangjun. Nanti dia marah berabe." Kata cowok itu. Dia mulai memasukkan gitar kesayangannya ke dalam tas.

"Ih, sebentar kok. Aku fast learner."

"Gak bisa, Jeong. Ini udah lewat jam janjian kita. Tugas besok banyak." Dirinya berusaha sangat keras untuk meyakinkan Sujeong akan dirinya yang memiliki janji dengan teman sekelasnya yang bersifat sangat-sangat penting dan tak bisa di ganggu gugat. Namun meyakinkan seorang keras kepala seperti Sujeong bukanlah perkara yang mudah.

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang