"Junsu, aku sedang mengajar. Ada apa?"
Guru yang menyerbu masuk ke dalam kelas Jaejoong yang terdiri dari murid-murid berumur tujuh tahun itu tampak betul-betul kacau. Ia terbata-bata saat berbicara, "Kau takkan bisa menebak siapa yang ingin menemuimu. Maksutku, sudah ribuan kali aku melihatnya. Aku pasti mengenalinya dimana pun. Tapi saat melihatnya berdiri di koridor dan ia bertanya tentang kau-"
"Pelan-pelan, Suie. Kau membuat anak-anak gelisah. Mereka mengira ada yang tidak beres." Jaejoong mengetahui siapa yang dimaksut temannya, tapi dia tidak mau orang lain tahu jantungnya seolah berhenti berdetak karena memikirkan akan bertemu dengan Jung Yunho lagi. Di mata orang yang paling awas pun dia tampak tenang dan tak peduli.
Sudah seminggu lebih waktu berlalu sejak pertemuan mereka di studio televisi. Sekembalinya dia dari interview menjengkelkan itu, Dr. Kang menanyakannya.
"Saya rasa saya tidak seperti yang diharapkan Tuan Jung, walaupun saya pikir kami sependapat bahwa Jiyool membutuhkan perawatan dan pendidikan spesial yang lebih pribadi."
"Oh, aku kecewa sekali Jae," ujar kepala sekolah tersebut. "Aku mengira kalian berdua cocok dan kau tidak membawa Jiyool ke Seoul. Tentu saja aku tidak suka kehilangan kau."
Jaejoong tersenyum, "Yah, Anda takkan kehilangan saya dalam waktu dekat. Saya rasa sebaiknya Anda punya rekomendai lain. Tuan Jung pasti akan menelepon Anda."
Jaejoong tidak bilang apa-apa lagi, dan Dr, Kang tidak mendesak. Wanita itu sangat perseptif. Apakah dia menduga pertemuan mereka tidak berjalan lancar? Sepanjang minggu Jaejoong berusaha menyingkirkan Jung Yunho dari benaknya. Akhir-akhir ini dia menghabiskan begitu banyak waktu dengan Jiyool sehingga merasa sulit untuk menghentikan kunjungan hariannya itu. Jiyool tergabung dalam kelompok murid yang lebih muda daripada murid-murid Jaejoong, dan dia menemui putri Yunho itu setelah jam sekolah.
Jiyool anak yang baik. Dia sopan-nyaris terlalu sopan, pikir Jaejoong. Rambutnya kecoklatan pucat dan ikal memenuhi kepala kecilnya. Matanya persis mata ayahnya, dihiasi bulu mata berwarna gelap. Dia halus dan cantik serta tidak pernah kotor atau melakukan perbuatan yang bisa membangkitkan kemarahan orang.
Jaejoong bangga pada sikap objektifnya namun gadis kecil bermata sedikit besar dan sedih itu merebut hatinya. Dia hanya butuh waktu beberapa hari untuk mengetahui bahwa dia ingin menjadi tutor Jiyool. Dia ingin membawa anak itu keluar dari asrama rapi dan berperabotan bagus ini untuk memasukkannya ke ruangan yang semarak dan ramai.
Pikuran-pikiran seperti itu selalu kembali ke ayah Jiyool, dan hayalannya pun langsung buyar begitu saja. Dia takkan bisa bekerja pada laki-laki seperti itu dan tinggal di rumahnya. Tidak soal bahwa ayah Jiyool itu akan dua ribu mil darinya. Dia telah menghinanya sebagai wanita. Lagi pula, pria itu tidak mau Jaejoong menjadi tutor Jiyool.
Dia takkan mau mengaku pada siapa pun bahwa dia mengikuti Wedding Scandal. Beberapa hari terkahir ini, pada jam tayang drama konyol itu, dia dapat ditemukan di depan pesawat televisi di ruang guru. Setiap dia melihat Yunho di layar dua belas inci itu, hal-hal yang mengganggu terjadi padanya. Detak jantungnya meningkat dan telapak tangannya basah, dibagian tengah tubuhnya terasa perasaan berat dan hangat menyebar ke tangan dan kakinya dan mampu membuatnya lemas. Dia masih ingat jelas bagaimana pria itu membungkuk dan mencium rambutnya. Perbuatan-perbuatan sepele itu yang pasti takkan diperhatikannya jika dilakukan orang lain, terasa sangat familier.
Sinting! Dia kan bersama Yunho tak lebih dari lima belas menit. Tapi dia merasa akrab dengan setiap nuansa kepribadiannya.
Dan sekarang Junsu menyerbu kelasnya, berkicau tentang ketampanan dan pesona aktor tersebut. Junsu tidak tau bahwa laki-laki itu sombong setengah mati, kasar dan kurang ajar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eloquent Silence
FanficJaejoong mendapati tugas mengajar Jiyool seorang anak tuna rungu. Ternyata ayah anak itu adalah Jung Yunho seorang aktor terkenal pujaan para wanita.Pekerjaan itu mengharuskan Jaejoong tinggal bersama Jiyool di rumah peristirahatan Yunho. Rupanya Yu...