Bab 10

2.5K 235 21
                                    

Tapi itu tidak benar dan tidak ada gunanya berpura-pura sebaliknya. Jaejoong merasa seperti hiprokit ketika duduk di meja makan untuk sarapan bersama orang tuanya, Yunho dan Jiyool. Kibum berkeras membuatkan sarapan bermacam-macam untuk menghormati si pengantin baru. Untuk alasan itu saja Jaejoong sudah merasa bersalah.

Kibum bercerita penuh semangat pada mereka tentang keluarga Heechul, menunjukkan foto-foto kedua putrinya yang dengan patuh diamati Yunho. Dia menceritakan pada Yunho kisah-kisah lucu masa kecil Jaejoong yang membuat anaknya tersipu-sipu dan pria itu tertawa. Kalau saja tidak mengenal sifat pria itu, Jaejoong pasti mengira Yunho menikmati semua ini. Pria itu bersikap seperti menantu baru yang ingin sekali menyenangkan keluarga mempelainya.

Yunho memuji ibu Jaejoong dan mendengarkan cerita ayah Jaejoong yang membosankan dengan penuh perhatian. Karena desakan mereka, Yunho mengungkapkan gosip-gosip seputar sinetronnya. Kibum ingin tahu tentang semua kisah cinta dibalik layar -siapa yang menikah siapa yang tidak. Apakah aktris ini aslinya secantik di film? Apakah mereka boleh memiliki pakaian yang mereka kenakan? Siapa yang memasak makanan yang mereka pakai di setting? Dan seterusnya. Yunho menjawab semuanya dengan sabar, bahkan membumbui beberapa ceritanya supaya lebih seru.

Percaapan mereka dilakukan dalam bahasa isyarat untuk melibatkan Jiyool meskipun mereka tau tidak semuanya dipahami anak itu. Karena Heechul, suami-istri Kim biasa memakai bahasa isyarat dan secara otomatis menggunakannya. Jiyool segera menerima mereka dan orang tua Jaejoong pun membalasnya. Jika Jiyool memiliki kakek-nenek lain, Jaejoong tidak mengetahuinya. Orangtua Yunho sudah meninggal. Sangat sedikit yang diketahuinya tentang Ahra sehingga tidak tau apakah orangtua wanita itu pernah melihat cucu mereka atau tidak.

Yunho berkeras membantu Kibum mencuci piring-piring bekas sarapan sementara Jaejoong membereskan tempat tidur. Siwon pergi ke ruang tamu untuk membaca koran. Jiyool duduk di pangkuannya dan melihat-lihat komik.

Jaejoong pergi ke atas untuk melakukan tugas-tugas paginya. Tenggorokannya terasa seperti tercekik dan dengan susah payah dia menahan air mata yang membasahi matanya. Alangkah indahnya jika semua ini memang nyata. Tapi ini hanya pura-pura, kebohongan. Yunho mengerahkan segenap kemampyan beraktingnya untuk peran sulit ini dan tampil dengan cemerlang. Dia berhak bangga pada dirinya sendiri.

Merapikan tempat tidur besar yang semalam mereka tiduri membangkitkan kenangan-kenangan yang terpatri dalam ingatannya. Dikap Yunho mesra dan lembut dan seumur hidup tak pernah Jaejoong menanggapi pria seperti dia menanggapi pria itu.

Pada malam pengantinnya dulu Jaejoong naik ke tempat tidur Hyunjoong dalam keadaan perawan. Dengan bimbingan tak sabar pria itu, pengalaman bercinta pertamanya tak menyenangkan, tapi saat itu dia berasumsi orang terlalu melebih-lebihkan seks. Apakah sekas kehilangan daya tariknya karena harapan yang terlalu tinggi? Apakah keadaan yang sebenarnya meredup akibat antisipasi yang berlebihan?

Dia dapat mengingat dengan jelas suatu malam ketika Hyunjoong uring-uringan karena lagu yang tengah digarapnya. Sesuai kebiasaannya jika sedang frustasi, mantan suaminya itu naik ke tempat tidur untuk menyalurkan kekesalannya. Hyunjoong membangunkannya dan Jaejoong dengan mengantuk melayaninya. Setelah nafsunya terpuaskan, pria itu bangun dan memakai jinsnya sambil berkata marah, "Kau sama sekali tidak mau repot ya?"

Jaejoong tersinggung mendengar kata-katanya. Hyunjoong tadi tak menunjukkan kelembutan ataupun cinta. Tak ada belaian, tak ada usaha untuk membangkitkan gairahnya. Tapi pria itu mengharapkan Jaejoong langsung menanggapi dengan penuh gairah. Saat itu dia sudah terjaga sepenuhnya dan duduk tegak di tempat tidur lalu berkata sengit, "Hyunjoong aku bukan lampu yang bisa langsung dinyalakan ketika kau ingin berhubungan seks. Kalau kau betul-betul peduli kau akan menyempatkan diri untuk -"

"Jangan mengajari aku cara bercinta!"

"Kalau begitu ajari aku!" teriak Jaejoong. "Aku ingin mempelajari cara memberimu kenikmatan. Ajari aku." Dia sangat menginginkan cinta Hyunjoong. Tubuh dan jiwanya berteriak memintanya mencintainya.

Eloquent SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang