Bab 11

2.9K 252 23
                                    

Jaejoong menatap ayahnya mencerna makna kata-katanya. Yunho berdiri di dekatnya. Jaejoong nyaris dapat merasakan tatapan matanya di puncak kepalanya. Ayahnya menunggu tanggapannya. Dia tertawa gugup dan berkata, “Dady itu tidak perlu.

“Aku tau Joongie tapi tolong penuhi permintaanku. Ibumu dan aku tak senang kau menikahi orang yang tak pernah kami jumpai dalam upcara di catatan sipil yang dingin. Ketika pernikahanmu ternyata begitu tidak membahagiakanmu dan jangan coba-coba bilang sebaliknya, aku tau yang sebenrnya kami merasa bertanggung jawab sebab tidak lebih mendekatkan diri dengan kau dan suamimu. Kali ini aku ingin jadi bagian dari pernikahanmu, keluargamu.”

Tatapan matanya melunak dan dia mengulurkan tangan dan menggenggam tangan anaknya yang terasa dingin. “Sejak dulu aku amat sangat berharap dapat menikahkan kau dan Heechul. Aku memimpin ucapara pernikahan Heechul kau ingat?” Tenggorokan Jaejoong serasa tercekik ketika dia mengangguk.

“Kumohon izinkan aku memimpin upacar pernikahanmu kali ini dengan Yunho.”

Jaejoong mencoba bicara tapi dadanya terlalu sesak air mata memburamkan pandangannya. Betapa bencinya dia menipu pria baik hati dan penyayang yang telah memberinya kehidupan dan selalu menginginkan kebahagiaannya. Dia membuka mulut untuk memberitahukan yang sebenarnya namun bibirny terasa kaku dan tak bisa digerakkan.

Dia merasa dukungan kuat lengan Yunho ketika pria itu merangkul bahunya. “Kami merasa tersanjung. Aku bicara atas nama kami berdua.”

“Bagus,” kata Yunho menggenggam kedua tangan Yunho dengan penuh perasaan. Mata kelabunya bersinar gembira. “Biar kuberitahu istriku. Dia pasti akan sangat senang. Kami akan menunggu kalian dibawah.” Dia cepat-cepat keluar dari kamar dan menutup pintu.

Tidak jelas siapa yang memulai tapi Jaejoong tiba-tiba sudah berada dalam pelukan Yunho, wajahnya tersembunyi di lekuk bahu pria itu. Semua perasaan frustasi, marah dan bersalah tertumpah dalam tangisan deras sampai bagian depan kemeja pria itu, basah karenanya.

Yunho tidak berkata apa-apa melainkan terus memberinya dukungan dan hiburan. Mengusap-usap rambut dan menepuk punggung Jaejoong, dia menunggu sampai air mata wanitu itu kering dan bersandar padanya, kelelelahan dan putus asa.

Kata-katanya tidak jelas ketika dia bicara dan Yunho menunduk supaya bisa mendengarnya. “Aku orang paling munafik sedunia. Aku mencercamu karena kebohongamu tapi ternyata aku malah mempertahankannya dengan segala kelakuanku.” Jaejoong terisak keras. “Aku tdak sanggup melukai hatinya.”

“Terserah kau percaya perkataanku atau tidak dan aku ragu kau mau tapi aku juga tidak ingin mengecewakan mereka hanya karena aku. Saat melihat kau berusaha memberanikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya padanya, aku tak bisa membiarkan itu terjadi. Aku harus ikut campur.”

Dengan lembut didorongnya Jaejoong dan dihapusnya air mata yang membasahi pipinya. “Mari kita jalani ucapara pernikahan ini dengan tenang. Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku juga akan ikut bertanggung jawab. Sekarang cucilah mukamu. Mereka sudah menunggu kita.” Dia mencium sekilas kening Jaejoong sebelum wanita itu pergi untuk membersihkan mukanya.


“Dengan ini kunyatakan kalian sebagai suami–istri. Apa yang telah sisatukan Tuhan, tidak boleh dipisahkan manusia.” Siwon mengucapkan kata-kata yang akan menyatakan hidupnya dengan Yunho. “Kau boleh mencium mempelaimu, Nak.”

Yunho memang bahu Jaejoong dan memutarnya ke arahnya. Matanya menjelajahi wajah wanita itu berusaha membacanya sebelum menunduk dan mencium mesra bibirnya. Ciumannya sebentar tapi penuh perasaan dan Jaejoong merasakan efeknya di sekujur tubuhnya.

Mereka dikelilingi Siwon dan Kibum juga Junsu dan ketiga anak-anak yang diminta Kibum supaya hadir juga. Dia menelepon Junsu dan mengundangnya datang ke upacara ini. Junsu menangis selama upacara singkat ini namun anak-anak berdiri dengan tenang mendengarkan dengan terpesona dan mengamati tangan Siwon ketika pria itu dengan hikmat mengisyaratkan kata-katanya untuk Jiyool. Jaejoong dan Yunho pun menggunakan bahasa isyarat untuk janji perkawinan mereka.

Eloquent SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang